Love Is A War Zone - Bab 8 Keguguran

July Xu awalnya mengira yang terjadi pada Rossy Xu sama seperti yang sebelumnya, hanya sedikit pendarahan, karena janinnya memang dari awal sudah kurang stabil.

Yang ia tidak sangka adalah, kali ini Rossy Xu langsung keguguran...... Alasannya adalah karena ia sendiri di rumah tanpa sengaja meminum obat aborsi.

Masalah tidak berhenti di situ. Karena ia meminum terlalu banyak, ia harus segera dilarikan ke rumah sakit, kalau tidak rahimnya tidak akan terselamatkan.

“Cepat suruh keluarga pasien menandatangani surat pernyataan! Kita harus segera mengangkat rahimnya, kalau terlambat nyawanya tidak akan tertolong!” perintah dokter kepala pada perawat di sampingnya, wajahnya basah penuh keringat.

Perawat itu dengan segera mengambil pulpen dan surat pernyataan kesediaan operasi, lalu berlari keluar.

Melihat wajah pucat Rossy Xu di atas kasur pasien, kepala July Xu pening bukan main.

Bagaimana mungkin bisa seperti ini...... Rossy Xu bagaimana mungkin bisa keguguran!

Anak itu, sudah tidak ada lagi sekarang?

July Xu memakai masker, hanya kelihatan sepasang matanya yang berair. Dari matanya terpancar duka yang sangat mendalam.

Ini pertama kalinya ia keluar dari ruang operasi saat operasi masih berlangusng.

Melihat ekspresinya yang sangat muram, rekan-rekan kerjanya mengira ia hanya merasa kasihan pada kakak perempuannya sendiri. Mereka menenangkannya dengan satu-dua kalimat, kemudian menyuruhnya beristirahat di samping.

Melihat kilauan-kilauan peralatan operasi yang ada di atas meja, July Xu perlahan mengangkat tangannya dan mengelus perutnya.

Pisau-pisau itu terasa sedang membelah-belah hatinya, sakit sekali hingga tubuhnya lemas.

Meski sejak awal sudah tak lagi berharap James Mo akan mencintainya, tetapi detik itu juga seluruh harapan kecil yang paling akhir pun turut sirna......

Sejak saat itu, panggilan “Nyonya Mo” pada dirinya akan sepenuhnya lenyap tanpa bekas.

Entah sudah berlalu berapa lama, July Xu baru memperoleh kesadarannya kembali.

Operasi pengangkatan rahim Rossy Xu berjalan mulus, ia sudah diantar masuk ke ruang disinfektan.

Di dalam ruang operasi yang kini kosong dan sunyi hanya tersisa dua perawat yang tengah sibuk merapikan peralatan.

“Dokter Xu, Anda jangan telalu bersedih hati! Situasi tadi jelas sangat berbahaya bagi kakak perempuan Anda, bisa menyelamatkan nyawanya saja sudah bagus!” ujar Perawat Zhao menenangkan.

“Iya! Saya juga tidak tahu bagaimana ia bisa minum begitu banyak obat aborsi dalam sekali teguk! Sungguh menakutkan!” timpal Perawat Wang.

July Xu berdiri, dengan suara pelan seperti dengungan nyamuk menjawab: “Tidak masalah, terima kasih atas kerja keras kalian.”

Dalam cinta segitiga ini, ia selalu berpikir James Mo adalah yang paling kejam dan yang paling tidak berperasaan.

Atau mungkin, ia bisa jadi telah salah sangka.

Kakak perempuannya sendiri, Rossy Xu, bisa jadi lebih kejam dibanding James Mo.

July Xu kembali duduk di ruang kerjanya, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka keras sekali.

James Mo dengan raut penuh amarah berjalan masuk, wajahnya mengerikan.

Sudut matanya sekilas melirik bayangan tubuh pria ini, bayangan tubuh yang sudah sangat ia kenal. July Xu tidak menengok ke arahnya, ia menutup mata dalam-dalam.

Belasan tahun ini, tidak peduli dalam kehidupan nyatanya atau dalam mimpinya, ia selalu melihat bayangan tubuh pria ini. Bayangannya selalu menguasai segenap hatinya, seluruh alam mimpinya.

Dari kecil hingga remaja, dari seorang pelajar biasa hingga sekarang menjadi pemegang tahta kekayaan bisnis keluarga Mo yang sangat terkenal di kota Dong itu, dari seorang pelajar rajin hingga menjadi presiden direktur, setiap kali James Mo muncul di sekitarnya, tidak peduli di depan, di belakang, jauh di atas gedung, atau di tengah kerumunan orang, July Xu pasti langsung bisa mengenalinya dengan sangat cepat.

Di dalam hatinya, di dalam matanya, James Mo adalah matahari yang selalu memancarkan sinar terang setiap saat.

Tetapi pada momen ini, sekalipun ia telah menutup matanya, ia tetap bisa merasakan, matahari ini hanya menyisakan sisi destruktifnya.

James Mo datang mendekat mencokok leher July Xu, pupil matanya merah seperti darah. Ia memaki: “July Xu! Saya sudah pernah bilang, kalau sampai ada apa-apa dengan bayi dalam kandungan Rossy Xu, maka kamu harus sepenuhnya bertanggung jawab!”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
6 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
6 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
5 tahun yang lalu