Blooming at that time - Bab 9 Mencelakai Anaknya
Sepulang dari rumah sakit, Alicia tersandung。
Dia duduk diatas sofa,sebuah dokumen dilemparkan ke Alicia,“Tanda tangan。”
Alicia ketakutan, seperti ini juga pada 10 hari yang lalu dimana dia kehilangan matanya。
“Aku sudah memberikan mataku, apa yang masih kamu inginkan?”
Tidak ada yang terlihat dari sepasang mata itu, karena isinya hampa......
Andrian sengaja tidak melihat matanya, dengan suara yang jelas terdengar serak dia berkata, “Surat Perceraian, Tanda tangan.”
Lelaki ini benar-benar tidak tahan melihat dirinya sedetikpun.
Setelah menghabiskan semua yang bisa dimanfaatkan dariku, dan sekarang tidak sabar untuk menikahi orang lain?
“Aku tidak setuju.”
Kalimat yang singkat padat dan jelas diucapkan oleh Alicia dengan penuh ketegasan.
Ketika Tuhan menutup pintumu, Dia akan membuka sebuah jendela untukmu. Dan jendela ini adalah telinganya, pendengaran Alicia sampai bisa mendengarkan suara yang sangat kecil sekalipun. Tidak perlu ditanya, Alicia yakin bahwa Teresa juga berada disana!
Teresa merapatkan giginya, Andrian pernah memberikan janji kepada dirinya, asalkan Andrian bercerai dengan Alicia, maka dia akan memberikan sebuah pernikahan yang meriah ke Teresa.
Tinggal selangkah lagi!
Ternyata Alicia tidak mau tanda tangan, jika dia tidak tanda tangan bagaimana Teresa bisa masuk dan mendiami keluarga Huo, Alicia, kamu sungguh bagaikan batu yang tersumbat didalam kloset. Kamu kira aku tidak ada cara lain jika kamu tidak mau tanda tangan?
“Kamu tidak bisa memutuskannya!”
Pendirian Andrian sangatlah tegas, tapi bagaimanapun caranya dia mengancam, bahkan dia telah berjanji untuk memberikan Alicia 20% sahamnya, tapi Alicia tetap tidak tertarik, “Aku telah mengatakannya, aku tidak akan tanda tangan!”
Tombak beradu tombak, muka Andrian sudah sangat marah sekali, melihat kondisi seperti ini, Teresa memegang tangan Andrian sambil berkata, “Sudahlah, Andrian, Alicia terlalu mencintaimu, dia adalah istrimu, kamu harus menjaganya dengan baik, aku akan mundur.”
Alicia benar-benar salut dengan trik yang dipergunakan oleh Teresa, sangat berguna terhadap Andrian!
Dia tertawa dan tindakannya membuat Andrian marah, “Apakah kamu ingin mati? Masih berani tertawa?!”
“Ada apa? Apakah ini juga menghalangimu? Aku senang, untung saja aku buta, karena aku tidak bisa melihat tampang Teresa yang jelek itu!”
“Keparat!”
Andrian marah besar,, dia mengangkatkan tangannya berniat menampar Alicia, tapi Teresa menarik kembali tangannya, dan dia hanya bisa berkata, “Aku tidak mengizinkanmu memfitnah Teresa!”
Dia adalah mustikaku, takut rusak jika dipegang, takut hilang jika dibiarkan!
Alicia sengaja berdiri dan memainkan tongkatnya, dan dia sengaja memukul mata kaki Teresa, meskipun kesakitan, Teresa tetap tidak berani mengeluarkan suara.
Alicia semakin merasa senang, “Ingat ini, Teresa. Akulah Nyonya Huo yang sebenarnya, asalkan aku masih hidup, kamu tetaplah adalah seorang pelakor, kamu tidak akan bisa menggantikanku!
“Jika kamu berkata demikian lagi, akan kurobek mulutmu!”
Andrian sudah tidak bisa mengontrol emosinya, Teresa langsung membujuknya: “Jangan marah, Andrian, Alicia pasti masih dendam karena kehilangan matanya, daripada dia membuatmu marah, lebih baik aku bawa dia pergi istirahat.”
Amarahnya padam karena kata-kata dari Teresa, setelah Andrian pergi, Teresa membantu Alicia naik tangga.
Baru setengah jalan, Teresa tiba-tiba berhenti dan tertawa disamping telinga Alicia, “Dikasih hati minta jantung, kamu kira kamu bisa tentram bahagia dengan cara mengikat Andrian? Aku saranin kamu agar meninggalkannya semasih tangan dan kakimu masih utuh, jika tidak......”
Alicia sedikit ketakuan karena Teresa sengaja memperpanjang nada bicaranya.
Tapi Alicia tidak melakukan apa-apa, dia hanya ingin menakuti Teresa.
Selama 1 bulan, Alicia hidup dalam ketakutan.
Teresa meminta ke Andrian untuk menjaga Alicia tanpa bantuan pembantu.
Karena Andrian sibuk dengan pekerjaannya, dirumah yang besar ini hanya ada Alicia yang terawasi dan Teresa yang mengawasinya.
Hari ini, ketika Alicia hendak naik tangga, Teresa tiba-tiba mengikutinya dari belakang secara diam-diam, dia sengaja mendorong-dorong Alicia. Alicia langsung memegang pegangan tangga dengan erat sedangkan Teresa tertawa dan berkata :”Alicia, jika aku mengeluarkan lebih banyak tenaga, apakah mungkin kamu akan terjatuh dari tangga? Jika seperti itu, maka anakmu juga akan susah dipertahankan.”
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaAfter The End
Selena BeeAir Mata Cinta
Bella CiaoUnplanned Marriage
MargeryMy Cold Wedding
MevitaSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBeautiful Lady
ElsaBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup