Blooming at that time - Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
Andrian terdiam, menunduk dan tidak berani menatap kakek Lim.
Dalam kekejutan itu, peti di sampingnya menghilang, sudah akan di kremasi.
Dengan sangat dalam ia memahami bagaimana caranya menulis kata “takut”.
Yaitu sesuatu yang sangat berharga, mengerahkan segenap tenaga pun tetap tak bisa dijaga dan dipertahankan.
Dia segera mencoba menghalangi, tapi orang keluarga Lim tidak akan membiarkan dia berbuat sewenang-wenang lagi.
Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat peti tersebut terbakar di dalam api, seolah-olah membangkitkan semua rasa sakit di badannya, sekujur badannya sakit hingga tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
“Alicia! Alicia......Alicia!”
Andrian berhisteris, dia yang begitu sedih terlihat sangat lucu di pandangan keluarga Lim.
Seorang nenek tua sudah tidak tahan lagi, ia maju dan menarik dasi Andrian : “Dasar brengsek! Alicia sudah mati, apa gunanya nangis? Aliciaku, mati karena kamu!”
Semuanya tidak ada yang menghalangi, orang ini bukanlah orang lain, yaitu nenek Lim, neneknya Alicia, dialah yang membesarkan Alicia, Alicia sudah kehilangan kedua orang tuanya saat masih usia beberapa bulan, bagi dia, Alicia adalah anak kandungnya!
Setelah dia meninggalkan keluarga Lin, bukan Cuma sekali nenek Lim menanyakan keadaan dia di keluarga Huo, dia selalu saja menjawab : “Nenek, kamu juga bukannya tidak tahu seberapa baiknya kak Andrian sama aku.”
Tahu apa?
Tahu kalau dia yang mengeruk mata Alicia? Atau tahu dia yang mengorek rahimnya, atau tahu dia yang membiarkan anaknya mati di dalam kandungan?
Alicia selalu memikirkan orang lain, takut dia khawatir, sehingga ia sama sekali tidak mengungkit penderitaannya.
Semua yang ia alami itu dikarenakan Andrian!
Nenek Lim melototi Andrian dengan emosi, dan memaki : “Manusia yang melakukan dan Tuhan melihat semuanya! Kamu bertolak belakang dengan hati nuranimu, mengecewakan Alicia, Alicia kami dirusak oleh kamu, tahu tidak!”
Perasaanya bergejolak, membuat dia mengguncang badan Andrian, tapi yang muncul di otak Andrian adalah bayangan masa kecilnya dulu dengan Alicia.
Alicia sudah dikremasi, hatinya juga sudah ikut menjadi abu.
Cuma seorang manusia yang mati, mereka ini kenapa?!
Teresa yang melihat itu semua maju ke depan, melepaskan tangan nenek Lim dan berdiri di depan Andrian, “Nenek, kamu gila? Alicia sendiri yang sudah tidak tahan hidup dan bunuh diri, palingan dia itu ada penyakit depresi, siapa yang bisa menghalangi seseorang yang ingin cari mati! Sama sekali tidak ada hubungannya dengan Andrian!”
Teresa?
Heh——
Nenek Lim melihat wajahnya ada sedikit kemiripan dengan Alicia, baru teringat kornea matanya juga milik Alicia.
Orang pembawa sial ini, sejak dia masuk ke keluarga Lim semua menjadi kacau balau selama belasan tahun.
Alicia dari kecil sangat cerdas dan berbudi, selalu mengalah dan sopan, nenek Lim membesarkannya dari kecil, paling mengetahui dengan jelas sifat Alicia.
Tapi masalah Teresa selalu tertimpa ke Alicia, hari ini bilang Alicia memukulnya, besok bilang Alicia memecahkan gelang giok pemberian ibunya, bahkan membuat kebohongan memfitnah Alicia mendorongnya jatuh dari jembatan.
Kakek Lim bukannya tidak lagi menyayangi Alicia, ia mengusir Alicia hanya demi menghibur Teresa.
Nenek Lim tidak pernah percaya dengan kebohongan Teresa, karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Teresa memecahkan gelang giok tersebut.
Usia yang begitu kecil, bisa begitu keji, penampilan luarnya lemah dan tak bersalah itu , sebenarnya merupakan seorang yang sangat kejam dan jahat!
Dia tidak tahan dan membawa Alicia ke hadapan kakek Lim untuk mengatakan yang sebenarnya, Alicia malah melepaskan tangannya, dan menghiburnya : “Nenek, kakak adalah seorang yatim piatu, dia hanya ingin mendapat perhatian, jangan salahkan dia.”
Begitu ia mengalah, saat ia mengatakan kata-kata tersebut, sama sekali tidak memikirkan dirinya sendiri yang juga yatim piatu......
“Teresa, bisa ya kamu mengatakan kata-kata seperti itu! Alicia itu orang yang bagaimana? Dia teguh dan baik, dan kamu malah menindasnya sedemikian rupa! Kalaupun dia ada depresi itu juga karena kamu! Kembalikan mata Alicia!”
Nenek Lim tidak ketemu Teresa masih mendingan, tapi sekali ketemu malah membuat semakin emosi.
Dia mencekik leher Teresa, ingin dia mencekit mati dia untuk membalaskan dendam Alicia!
“Uhukkk hukkk......” Teresa sesak napas, mukanya memerah, dia tarik lengan baju Andrian dan berteriak : “Andrian! Akulah istrimu......Alicia yang bunuh diri karena takut dosa! Dia yang membuat anakku mati!”
Andrian bagaikan roh yang telah mengikuti Alicia melewati jembatan menuju alam orang mati yang kembali ke tubuhnya.
Benar apa yang dikatakan Teresa, Alicia yang lebih dulu bersalah, dialah yang mencelakakan Teresa dan anak mereka yang belum lahir!
“Alicia pantas mendapatkannya! Dia mendapatkan karmanya sendiri!!”
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Secret Love
Fang FangCinta Yang Terlarang
MinniePejuang Hati
Marry SuHidden Son-in-Law
Andy LeeMore Than Words
HannyLoving The Pain
AmardaBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup