Blooming at that time - Bab 27 Kalian semua pantas mati

Malam, di tengah malam.

Kediaman Huo di selimuti oleh keheningan, hanya terdengar suara jam berdetak di tengah-tengah keheningan.

Seperti halnya sekelabut hitam tanpa suara, melewati lorong mendorong pintu ventilasi. Dia tanpa suara menginjakkan kakinya di lantai, berdiri di samping kasur bayi. Sinar bulan yang dingin masuk melewati jendela, menyinari wajah Angela, dia mengumpalkan tangannya, matanya memutar, menatapnya dengan penasaran.

“Mari, bibi gendong.”

Mungkin jika di bandingkan dengan yang baru lahir belum bertulang, tulang Angela lebih keras, jika di gendong lebih berat.

“Angela lihatlah, ibu mu menunggumu di sana, bagaimana jika kamu pergi cari ibu mu?”

Di dalam rumah ada altar yang berdiri tegak, tidak perlu dilihat Teresa Lim juga tahu, di atas altar itu ada foto seseorang yang pasti sedang menertawainya

Dia mencekik leher Angela, tubuh bagian bawah Angela mengambang di udara, kehilangan tenaga dan ketenangan, Angela mengangis.

Tanpa membuang waktu, Teresa Lim melonggarkan tangannya,di bawah kegelapan yang berawan, “pergilah, Angela!”

“Teresa, jangan!”

Nenek Lim terbangun melihat keadaan ini, tidak bisa terlelap, sebisa mungkin berlari ke sana, menangkap Angela yang terjatuh.

Dia menangkap tangan Angela, suara tangis Angela menghiasi malam.

Nenek Lim terkejut berkeringat di sekujur tubuhnya, menggendongnya di pelukan, dengan lembut memukul pundaknya, sambil berbisik di tenlinganya: “Angela tidak takut, tidak takut, Angela anak baik.”

Di bawah balkon adalah jalan kecil yang banyak batu, tidak berani dibayangkan, akan seperti apa jika Angela jatuh.

Suara tangisan Angela seperti hati tersayat, nenek Lim dengan memelototi Teresa Lim dan berkata: “Tidak dapat di percaya, seorang anak juga tidak kamu dilepaskan!”

Dia menggendong Angela, akan tetapi Teresa Lim tidak menyesal, bahkan sedikit gelisah juga dia tidak punya, melainkan mata yang penuh hasrat membunuh.

“Nenek Lim, apakah kamu mau pergi bersama dengan Alicia?”

“Kamu, kamu si sinting!”

Suasana hati Nenek Lim tidak tenang, seperti di kelilingi oleh sekelompok binatang buas, jika memiliki kesempatan maka akan diterkam dan dimakan dagingya.

“Alicia Lim sangat rindu dengan kalian...”

Dia tertawa menyeringai, bahaya selangkah demi langkah mendekati nenek Lim.

“Andrian Huo! Andrian Huo! Wanita ini ingin mencelakai Angela!”

Nenek Lim berlari keluar kamar dengan keras mengetok pintu kamar sebelah, hari itu, Adrain Huo sudah mendengar masuk apa yang dikatakan, baru bisa tidur di kamar sebelah bayi.

Tetapi mengapa, kenapa tidak ada balasan padahal pintu sudah hampir di ketuk hingga rusak?!

Teresa Lim tidak gundah dan tidak terburu-buru, melihat ekspresi nenek Lim yang gelisah, seperti kucing yang di hadiahkan tikus sebagai persembahan erakhir dia sebelum dibunuh.

“Andrian Huo!!!”

Tetap saja tidak ada orang.......

“Nenek Lim, aku lupa memberitahumu, bahwa ibu mertua tiba-tiba kena serangan jantung, saat ini, mungkin saja dia sedang menjaga di rumah sakit?”

Tidak ada....

Nenek lim mundur ke belakang, suasana hati yang semakin tidak karuan. Ternyata begitu, Teresa Lim sudah membulatkan tekadnya untuk melakukannya malam ini, karena sang raja sedang pergi jauh.

Bawahan sudah tidur, jika terbangun juga hanya bisa menonton.

“Aku masih ada, jangan harap kamu bisa menyentuh Angela!”

“Jadi, kamu juga sudah tidak ingin hidup! Hahahaha.......”

Teresa Lim tertawa keras, tangannya menggenggam pisau, pisau tersebut diasah hingga tajam dan berkilau.

“Dasar gila!” nenek Lim harus melindungi Angela, dia segera berlari. Siapa sangka, dia berlari, Angela malah berpikir sedang bermain, tertawa sambil mengulurkan tangannya ke wajahnya, dengan sembarangan menusuk mata dan hidung.

“Angela, jangan bergerak sembarangan.”

Si kecil Angela tidak mengerti, nada suara yang tetap, sebuah tangan dengan kasar meraih bajunya, “nenek Lim, dasar tua bangka bisa lari sampai mana kamu?”

Tubuh nenek Lim membeku, dia merasakan dingin pisau di lehernya, hanya dengan Teresa Lim menggunakan sedikit kekuatannya, maka akan terjadi pertumpahan darah.

Dia mencium bau bau kematian, Teresa Lim tersenyum sinis, “tidak usah takut, pisau ini hanya pajangan.”

Apa maksudnya?

Belum saja nenek Lim berpikir, tiba-tiba Teresa Lim menghantam kepalanya ke peganggan besi.

Membuat dia terhuyung, bau darah keluar tercium di hidungnya.

Suara jam yang berdentum di dini hari yang sepi, sambil menahan sakit nenek Lim memarahi: “Teresa Lim, kamu tidak bisa mati dengan tenang..... kamu malu jadi ingin membunuh saksi untuk agar tidak ketahuan! Aku sudah tahu, masalah tentang Alicia tidak bisa lepas dari kamu! Aku mau memberitahu semua orang, aku akan membeberkan kepada semua!”

“Kamu tidak memiliki kesempatan lagi.” Tenaga Teresa Lim semakin besar, tertawa dengan buas, “akulah yang membunuh dia apa yang bisa kamu berbuat? Akulah menghidupkan api di gas, seorang yang buta terjatuh dan terbakar hidup-hidup! Siapa suruh dia memiliki tingkat ketahanan yang kuat! Kecelakaan tidak mati! Justru karena si kecil brengsek yang ada di pelukan mu, sudah ku injak berapa kali masih saja tetap hidup!

“Alicia.....”

Setelah membenarkan pernyataan sendiri, dari hati yang terluka nenek Lim, tiba-tiba, Teresa Lim menghujam kan kakinya ke pinggangnya.

Tengkorak kepalanya yang mengeluarkan darah nenek Lim terguling hingga jatuh dari tangga.

Dia menggendong Angela dengan erat, Angela ketakutan dan menangis, Teresa Lim pelan-pelan berjalan: “alicia menunggu mu di neraka, selamat jalan....”

Suara yang memprihatinkan , suara tangisan, nenek Lim terjatuh hingga ke bagian dasar tanpa berhenti.

Teresa Lim membawa pisau yang berceceran darah, suasan hati tidak pernah seringan ini.

Semua yang mengetahui rahasianya, semua di bawa hingga peti mati.

Batu yang menghalanginya, semua dia hancurkan.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu