Blooming at that time - Bab 8 Kehilangan Cahaya
Hasilnya telah tahu apa yang akan terjadi. Alicia Lim tidak pernah begitu tenang seperti ini.
Waktu dari jarum jam bergerak, dan telah tunggu selama 1 minggu.
Dokter mengeluarkan obat bius, alat pisau operasinya diasah dengan tajam, diatas meja operasi, dia seperti orang mati , diam-diam menerima kematian.
Dia tidak ada cara untuk berlari, bahkan menutup matanya adalah harapan yang tinggi.
Meskipun ada bius, dia masih bisa merasakan kesakitan, merasakan pisau yang telah merampas kehidupannya yang cerah, sejak saat itu, ia jatuh ke dalam jurang kesuraman abadi.
Adrian Huo berdiri di koridor, ruangan operasi dipenuhi dengan cahaya lampu merah dan suasana hatinya tidak bisa dijelaskan.
Alicia Lim bersumpah sampai mati untuk tidak melakukan operasi, mesipun saat ini Alicia Lim sedang mengambil keluar korneanya, hatinya Adrian Huo masih ragu.
Tidak tentu, dia juga mempunyai rencana yang tidak bisa dipikirkan untuk mencelakai Teresa Lim, dia tidak pernah berhenti selama beberapa tahun.
Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, hatinya tetap sama, dan setelah dua jam menunggu, dokter keluar dan berdiri didepan Adrian Huo sambil membuka masker.
“Apakah korneanya telah dikeluarkan?” Dia berjalan dua langkah kedepan dan menunggu berjam-jam untuk menderita”
“Tuan Adrian, operasinya lancar.”
Lancar…..
Jakunnya Adrian Huo bergetar, “Apakah dia tidak membuat masalah?”
“Tidak ada, Kali ini Istri Huo tidak berkata apapun dan sangat tenang.”
Tenang….
Adrian Huo sulit mempercayainya, dia mencurigai spekulasinya, yang diganti apakah hasil dari kerja sama?
“Dia…. Tidak ada mata, berarti dia sudah tidak bisa melihat?” Adrian Huo tiba-tiba merasa tenggorokan sangat kering, seperti ada tulang ikan yang menusuk .
“ Iya Tuan Huo. “
Dia telah buta…..
Adrian Huo mengangkat tangan, menahan dadanya dan hanya merasa hatinya begitu sakit, sakit sampai tersedak.
Bagaimana bisa begini?
Alicia Lim menjadi seorang buta bukannya semua orang akan bahagia?Lain kata, Teresa Lim mendapatkan matanya dan bisa dapat melihat Adrian Huo kembali….
***
Siang dan malam, Hal yang paling Alicia Lim rasakan adalah suhu udara yang hangat dari jendela luar, pada saat cahaya matahari terkena mukanya, dia bisa membayangkan suasana cahaya matahari yang begitu terang dan awan yang terbuka.
Tetapi dia mengangkat tangannya dan mencoba untuk menyentuh sesuatu, tetapi apapun tidak bisa ditangkap.
Dia tidak dapat melihat matahari yang hangat, tidak bisa melihat langit biru, dan tidak bisa melihat balutan yang dilakukan oleh Adrian Huo ditangannya yang terluka.
Pintu dibuka oleh orang, suara kaki yang begitu jelas, suara perempuan itu sangat lembut dan lembut seperti air, “Alicia, bagaimana keadaan matamu sekarang?”
Alicia Lim tidak perlu melihat juga tahu bahwa itu adalah Teresa Lim. Dia datang kesini untuk menaburkan garam kelukanya.
Dia duduk terdiam seperti patung tidak bersuara sama sekali, meskipun dia tidak berdandan, matanya tidak bisa melihat, tapi wajah dia yang begitu indah tetap saja bisa membuat orang iri kepadanya!
Dari kecil memang begini, seperti boneka porselen, seperti putri!
Senja berlalu dimata Teresa Lim, dia perlahan mendekati Alicia Lim dan dengan lembut meraih tangannya, “Alicia, meskipun kamu yang membuat aku jatuh kebawah, yang membuat aku menjadi buta, tetapi kamu telah menyumbangkan korneamu kepadaku. Aku harusnya berterima kasih, terima kasih untuk tidak perhitungan kepadaku.”
Terima kasih?!
Ternyata Teresa Lim orangnya bisa berterima kasih?
Alicia Lim mengikuti sumber suara, sudut pandang sedikit tidak jelas dan kebetulan melewati bahu atasnya, “Kamu tidak perlu untuk berpura-pura berterima kasih, Adrian Huo juga ikut datang bersamamu, benarkah?
Alis mata Adrian Huo naik dan curiga, Dia bukannya telah buta?
Untuk orang yang kehilangan buta warna, sepertinya bisa nampak muncul bayangannmu.
Setelah selesai bicara, Alicia Lim tiba-tiba menarik tangannya, dan tubuhnya Teresa Lim jatuh.
Mata dan tangan pergerakannya Adrian Huo sangat cepat, dan menangkap punggungnya Teresa Lim, “Alicia Lim, hatimu sulit berubah! Apakah kamu tidak melihat bahwa keadaan Teresa Lim belum membaik?”
Kata-kata kritikannya seperti pisau yang menusuk ke hatinya.
“Aku memang tidak bisa melihat, Tuan Huo.”
Wajah Adrian Huo yang kesal, “Ya, kamu memang buta, apakah buta bisa melakukan dengan seenaknya? Kamu sudah tidak bisa melihat masih ingin mencelakai Teresa Lim.
“Teresa sangat kangen dan ingin melihatmu, dan seharusnya kamu berterima kasih!”
Berterima kasih?!
Berikan ucapan terimakasih kepada orang yang mencuri mataku? Berterima kasih kepada orang yang menghancurkan rumah tanggaku? Tidak ada hitam dan putih dimatanya Adrian Huo.
“Oh – haha –“
Alicia Lim tertawa dan menangis dengan suara yang tinggi, Teresa Lim dengan malu memeluk Adrian Huo dan berbicara:”Adrian, dia sudah gila….”
“Biarkan dia, aku disini menjagamu, siapapun tidak boleh menganggumu!”
Alicia Lim mendengarnya dengan jelas, dia telah berubah.
Didalam hati Alicia Lim seperti kain yang penuh dengan darah dan menatap arah kemereka : “Adrian Huo, Kamu belum mati, pada satu hari, kamu pasti akan bayar apa yang telah kamu lakukan selama ini !"
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe Revival of the King
ShintaPergilah Suamiku
DanisSomeday Unexpected Love
AlexanderBeautiful Lady
ElsaBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup