Blooming at that time - Bab 26 Pembunuhan
“Andrian Huo, Aku menganggap Alicia sebagai putri aku sendiri, aku tidak meminta yang lain, aku hanya berharap pembunuh itu di hukum dengan adil, Alicia baru bisa pergi dengan damai!”
Pembunuh?!
Andrian Huo bangun dengan mengamuk, satu tangan menggendong Angela,satu tangan lagi mengcengkram leher nenek Lim, pelakunya nenek Lim? Pelaku pembunuh Alicia? Bukankah dia bunuh diri?
Nenek Lim tersenyum dengan kecut, mengingatkan Angela atas tanggung jawab nya, “Angela, kamu harus ingat, kamu adalah satu satunya yang berharga bagi Alicia di dunia ini, kamu harus hidup dengan baik, jangan memberikan kesempatan kepada orang jahat. Ibu mu meninggal tanpa kejelasan, yang kamu panggil dengan sebutan bibi itu, saat ibu mu di kelilingi lautan api mungkin saja dialah yang cikal bakal nya!”
Benar!
Teresa Lim lebih cepat keluar rumah sakit daripada Alicia Lim, tetapi kemana perginya?
“Teresa Lim? Tidak ..... dia tidak mungkin berbuat hal semacam itu!”
“Tidak mungkin berbuat? Atau dia berbuat hal di belakang mu? Apakah kamu tidak berpikir dia melakukan hal aneh? Tidak kah kamu merasakan setiap saat dia membahas tentang Alicia Lim dia seperti menyesal ?”
Teresa Lim sedang ada di atas,melihat semua yang terjadi di rumah dan menyimpannya.
Andrian Huo masih di depan makam Alicia Lim, nenek Lim dan dia menyingkir ke tepi dan berbisik entah membicarakan apa?
Susah untuk diutarakan, mereka mungkin membahas tentangnya.
Terpana terkejut, Andrian Huo memandang ke arah lantai dua, dia lupa bernafas, seketika bersembunyi di balik gorden.
“Bang.. bang..bang....”
Diam di dalam kamarnya, jantungnya berdetak keras, seperti akan keluar dari tenggorokkan nya.
***
Pada malam hari, setelah menidurkan Alicia, Andrian Huo baru kembali ke kamarnya, berbaring di kasur dengan keadaan susah tidur.
Tiba-tiba, ada tangan yang menarik piyamanya, saat mendonggak bawah untuk melihat, “Andrian, aku mau...”
Suara ini, membuat bulu kuduk berdiri.
Teresa Lim sudah lupa sudah berapa lama mereka tidak bercumbu, lelaki adalah hewan yang menggunakan bagian bawahnya, hanya dengan cara dia menuruti dan melakukan hal yang baik dia akan memberikan seluruhnya.
Ada nafsu baru ada cinta, Andrian Huo mencintainya baru ingin memilikinya
“Tidurlah, besok harus bangun pagi.”
Dia melepaskan tangannya, menarik kembali selimut dengan hati gundah.
“Andrian....”
Cara dia menolah dan menjauh semakin terang terangan, Teresa Lim tidak terima, lalu menarik kembali tangannya, “Andrian, aku sudah bilang cedera yang di alami Angela bukan sebuah kesengajaan, apakah kamu tidak percaya pada ku?”
Percaya, bagaimana aku bisa percaya?
Dia sekarang sudah frustasi...
“Kamu sudah tidak peduli kepadaku masih tidak marah padaku? Jika dari awal aku tahu Angela mudah cedera, aku tidak akan menyentuhnya. Aku tidak mungkin mencelakainya? Juga tidak semua orang senang cemburu.”
Senang cemburu?
Dia sedang membicarakan masalah Alicia Lim yang menggugurkan kandungan?
Setiap kali seperti sengaja tidak sengaja mengungkit masalah ini, memanfaatkannya.
Kata Nenek Lim, setiap kata dan kalimat yang dia lontarkan terbedam di dalam hatinya, seorang tuna netra, atau wanita hamil, tidak pandai kungfu, juga bukanlah seorang dewa yang masuk ke tubuhnya...
“Teresa, jenazah Alicia sudah menjadi abu, jangan mendemdam dia lagi, aku tahu kamu sangat sakit hati, tetapi sekarang sudah saatnya kamu melepasnya..”
Setelah Andrian Huo siap berkata, apa yang kamu bicarakan melepaskan, sadarlah, dialah yang sangat membencinya.!
Pastinya sudah di pengaruhi oleh nenek Lim, apakah dia berkata dengan Andrian Huo, bahwa kematian Alicia Lim bukan semata mata hanya bunuh diri bergitu gampang saja?
“Andrian Huo, melepaskan sangat mudah, bagaimana jika kita punya satu anak lagi?
Dia menempel pada punggungnya, pelan pelan bernafas meniup hawa panas ke lehernya.
Andrian Huo dengan panik membalikkan badan, tengkurap di samping tempat tidur, di tengah tengah mereka di batasi oleh celah yang besar.
“Kamu menghindariku?”
Kata Teresa Lim dengan gundah, baru saja membuka mulut air mata sudah keluar dengan deras, “Alicia Lim meninggal, saat Angela di jemput pulang aku sudah memjadi tembus pandang!”
Air matanya seperti orang yang kasihan, sesekali memberitahu Alicia melukainya hingga sedalam itu.
Seperti yang di bicarakan nenek Lim, berakting memerlukan penonton....
“Teresa, aku tanya padamu, pernah kah kamu membohongi ku?”
Saat dia menanyakan hal tersebut terasa seperti akan melompat keluar, di dalam selimut Teresa Lim menggepalkan tangannya, “ bagaimana bisa kamu menanyakan hal tersebut? Aku tahu, pasti nenek Lim tidak senang melihat terhadapku!”
Kilauan terjatuh dari matanya, Andrian Huo sudah mengeraskan hatinya, dengan kasar membentak: “Katakan!”
Ekspresinya, dia sama sekali belum pernah melihat.
“Saat kamu menanyakannya kepadaku kamu sudah tidak mempercayaiku, apa lagi yang harus aku katakan kepadamu? Nenek Lim menyimpan dendam terhadap kematian Alicia, membenciku, menambah dosa yang belum aku tebus?”
Sudah berapa kali, Teresa mengungkit bahwa Alicia Lim orang yang jahat, saat itu, menyebabkan dirinya merasakan sakit yang dalam.
Kalau bukan karena hati Teresa Lim gundah, kenapa sore tadi dia bersembunyi dari mereka?
“Teresa saat rumah terbakar, kenapa aku tidak melihat kamu?”
Sudah kuduga, nenek Lim sedang mengadu domba!
Teresa Lim dengan marah mengepalkan tangan, tanpa berpikir: “cek up di rumah sakit.”
Cek up di rumah sakit.....
Alasan yang baik, apakah harus memeriksa bukti dari rumah sakit, seperti memeriksa perekam yang ada di tempat parkir.
Dalam benaknya muncul banyak pemikiran yang runyam, membalikkan badannya menghadap Teresa Lim, memperbaiki suasana dengan memperhatikannya, baru dia sadari dia tidak terlalu memperhatikan paras wajahnya.
Yang dia lihat, selamanya adalah air mata yang membanjir.
Dia, apakah benar-benar mencintai orang ini?
Di kuasai oleh kelembutannya, Teresa Lim memiliki hati yang besar dan terbuka, tenggelam dalam kelembutan hatinya dan suaranya: “Andrian, kamu jangan percaya apa yang di katakan nenek Lim, kematian Alicia memberi dia pukulan yang besar, dia ingin membalas dendam kepada ku dan kamu. Kita adalah suami istri, berbagi kehidupan bersama, bukankah kita harus saling percaya?
Untuk sekian kalinya, dia mengapa harus mengingatkan bahwa Alicia Lim telah meninggal!
Dia memilih untuk melupakan kenyataan ini, Alicia masih ada di sampingnya, yaitu di rumahnya.
Kenapa Teresa Lim ingin menghancurkan imajinasi ini?
“Bagaimana kalau kita punya anak? kata Teresa
Teresa Lim menutup mata sambil memajukan bibirnya, tercium aroma bunga melati, Andrian Huo tersadar, wangi ini tidak seharusnya ada di Alicia!
Mereka memang memiliki rupa yang hampir mirip, tetapi dia adalah orang lain!
“Kondisi tubuh mu kurang baik, dokter sudah bilang setelah keguguran tidak boleh melakukannya, aku tidur di kamar tamu.”
Dia berbalik sambil membawa selimut dan pergi, meninggalkan dia sendiri.
Teresa Lim sudah gundah, dia duduk dan bergumam: “Andrian kamu sudah bodoh? Kamu menggunakan keguguran sebagai alasan? Nenek Lim membodohimu hingga hatimu gundah! Orang seperti apa mengajari orang seperti apa, yang kulihat Alicia berbohong juga dia yang mengajarinya!”
Andrian Huo berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkahnya, Teresa Lim tiba tiba memeluk pinggangnya: “Andrian, kamu jangan pergi, aku takut sendirian.”
Takut apa?
Takut ada arwah mengambil nyawamu!
“Sudah berapa besar masih saja bertingkah seperti anak kecil, aku takut Angela bangun, aku tidur di sebelah kamarnya untuk berjaga-jaga.”
Dia melepaskan tangan dia, kata-katanya memang lembut, tingkah lakunya malah sebaliknya!
Di dalam kamar, Teresa Lim duduk di atas kasur, matanya memandang bayangan Andrian Huo, pintu, sudah tertutup rapat.
Dia tiba tiba menarik selimut dan merobeknya: “Nenek Lim! Aku akan memotong lidahmu ! mengorek jantung mu!
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyDoctor Stranger
Kevin WongGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup