Blooming at that time - Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
" Apa?"
" Gunakan mata ku, anggap sebagai yang terakhir."
Dia rela hidup di dalam kesusahan , saat ia tahu ada sesuatu yang bisa ia lakukan, dan seketika ia merasa lega.
" Kamu beneran? setelah ini kamu akan buta seumur hidup!"
Leon Lai masih terkejut, Andrian Huo berdiri, " Asal dia bahagia, aku tak masalah."
***
Leon Lai sudah lama mencari kornea mata, tapi kornea mata sangat sulit di dapatkan.
" Maksudmu kamu sudah menemukan pendonor?"
Saat mendengar ini Alicia Lim, sulit percaya.
Jantungnya berdetak kencang, Leon lai meraih tangannya: " iya, Alicia, kamu akan segera bisa melihat, aku mau kamu menjadi pengantin ku yang cantik."
Waktu untuk donor telah tiba, Andrian Huo menandatangani surat itu lalu melakukan operasi.
Ia berbaring di ruang operasi, tiba-tiba ia teringat saat dulu Alicia Lim di paksa operasi, lalu berangkat duduk.
" Ada apa?"
Dokter bertanya-tanya, dia membalikan badan dan pergi.
Leon Lai membimbing Alicia berdiri ke meja perawat, dia masih begitu tenang, dan cantik.
Dia memperhatikannya, rambutnya yang halus sampai matanya yang kosong, dari hidungnya yang mancung sampai bibir nya yang merah.
Walau itu hanya sekejap.
Dia hanya berharap itu menjadi abadi, terukir di hatinya.
Abadi....
****
perban di lepaskan, Leon lai memegang tangan Alicia, jantungnya berdetak kencang.
Cahaya, sangat silau.
Alicia mengangkat tangannya, Leon lai penasaran dan bertanya, : Alicia, bagaimana?"
Ia membuka mata, pandangan yang dulu hitam sekarang terang sekali.
Di pandangan nya Leon Lai mengenakan kacamata dengan gagang emas, melihat nya dengan khawatir, wajahnya masih sama seperti dulu kuliah, raut wajah pria pintar.
" Leon."
Saat itu, ia sangat senang, lalu langsung memeluknya, Alicia, bagus, Alicia!.
***
Alicia sembuh dengan sangat cepat, Kornea matanya berkembang dengan sangat baik.
Seminggu kemudian, ia keluar dari rumah sakit.
Leon Lai menerima panggilan, panggilan dari hotel, menanyakan hari pernikahan dan EO yang akan ia pakai.
Melihat ia yang sibuk mengurusi pernikahan mereka, Alicia ingin berkata sesuatu tapi ragu: " Leon, aku, aku tidak bisa hamil, apakah tidak apa-apa kamu menikahiku?"
Leon Lai berbalik, hari itu Andrian Huo sudah memberi tahu yang sebenarnya.
Tubuhnya baik-baik saja, hanya saja rahimnya sudah diangkat karena kesalahan rumah sakit.
Ia ingin berkata sesuatu, tapi tak jadi , lalu mengalihkan pembicaraan, " Alicia , kamu bukannya ingin bertemu dengan pendonor?"
" Iya, kita siapkan hadiah, sebagai ucapan terima kasih!"
Perbuatan itu, Alicia Lim tidak bisa membalasnya, walaupun Leon Lai sudah memberi tahunya bahwa si pendonor suka rela mendonorkannya. tapi, tak peduli apapun alasannya, orang itu harus dihargai.
" Oke, aku akan membeli tiket ke Jakarta.:
Jakarta....
Alicia Lim menelan ludah, " Orang Jakarta?"
" Iya, biar tidak berlama-lama, kita pergi besok!"
Alicia tidak bisa mengungkapkan perasaannya, sangat rumit. Di tempat itu, ia kehilangan matanya, dan sekarang ia dari tempat itu mendapatkan matanya kembali.
Kota Jakarta tak berubah, karena tidak ada yang berbeda, ia merasa sangat betah.
" Kak Andrian...."
Dulu ia begitu polos bersama pria itu.
Ia menutup matanya, lalu membuka mata, tapi ia merasa tempat itu bukan saja sangat akrab, tapi saat ia menutup matanya ia bisa merasakan di sekitarnya ada apa saja.
Ada dua pohon maple berwarna merah,bila berjalan lurus, tidak jauh dari situ adalah rumah keluarga Huo!
"Leon, kita tidak salah jalan?"
Ia merasa takut.
"Tidak salah, jangan takut, aku disini."
dan lagi kalimat itu.
Alicia Lim mulai berkeringat, tapi tetap saja ia turun dari mobil bersama Leon Lai.
Vila besar, pintunya terbuka lebar, jalan beraspal dengan banyak batu-batu kecil , seperti telah dipoles halus seperti batu giok.
Beberapa kali ia jatuh, di jalan ini, ada orang yang membungkuk untuk membantunya: " Bodoh, berjalan saja tak bisa!"
Masa lalunya, ia mengira sudah lupa dengan semuanya, tapi saat ia memandang pemandangan ini, segalanya masih melekat di hati.
Lalu, disitu semuanya bukan manusia, tapi neraka!
" Leon, Pendonor itu tinggal disini?"
Ia menahan Leon Lai untuk tidak masuk, ada bayangan berjalan menuju ke arah taman : " Nenek, kamu mencari ku ya!"
Anak perempuan itu kelihatan seperti berusia dua tiga tahun, memakai gaun dan bersuara lembut, matanya besar bersinar.
Orang tua berambut putih, mematah kan ranting lau tertawa : " Angela , aku menemukan mu!"
Angela....
Alicia Lim...
Ia diam melihatnya, bagaimana pun jantungnya berdetak cepat.
" Ibu!"
Tiba-tiba, anak itu melihatnya, berlari ke arahnya, langsung memeluk kakinya : " Ibu, nenek lihat, ibu kembali!"
Ia terdiam, Alicia Lim awalnya ingin menolak, tapi ketika melihat pandangan Ibu Huo ia tak bisa.
" Alicia...."
Mata ibu Huo memerah, dan Angela menangis: " Ibu, kamu hidup di dalam foto, aku melihat kamu, bagus, ibu..."
Bagai....bagaimana ini?
Alicia Lim tertegun, sudah sangat lama ia tak berteriak.
Leon lai berlutut memeluk Angela Lim, Ia sangat mirip dengan Alicia, sangat cantik.
"Alicia, Angela adalah anakmu."
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDemanding Husband
MarshallCEO Daddy
TantoIstri ke-7
Sweety Girl1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBehind The Lie
Fiona LeePenyucian Pernikahan
Glen ValoraBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup