Blooming at that time - Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
Mendekati tanggal persalinan, Alicia harus pergi cek kerumah sakit setengah bulan sekali.
Dokter memgabarinya bahwa anaknya tumbuh dengan baik, harus memperhatikan gejala janin.
Bayinya seakan-akan mengerti perkataan dokter, diperjalanan pulang anaknya terus bermain didalam perut Alicia. Alicia tersenyum, sederhana dan bahagia.
“Apa kabarmu, Alicia?”
Senyumannya terpaku, semua kebahagiaannya sirna, diikuti dengan rasa takut yang dalam.
Teresa menemukannya!
Alicia bergegas menutup pintu, “Aku tidak mengenalmu!”
Tapi Teresa menghalangi pintunya, dan melihat-lihat perut Alicia, tatapannya sadis, dihitung-hitung sebentar lagi Alicia juga akan melahirkan anak ini.
“Aku datang dari jauh, kenapa kamu tega bilang tidak mengenalku? Aku sangat merindukanmu!”
Rindu?
Alicia tidak suka cara bicara Teresa yang seperti ini, “Aku tidak merindukanmu, mohon pergi sejauh-jauhnya.”
Dia menutup pintunya dengan kuat, tapi tenaga Teresa juga tidak kalah dengan tenaganya. Meskipun dunianya gelap, tapi Alicia tetap bisa merasakan pandangan panas yang melototinya.
“Jangan terburu-buru, ada yang mau aku sampaikan.”
Alicia membuka pintunya, hawa dingin terasakan dimana-mana, dia bertanya dengan hati-hati: “Apa yang kamu inginkan?”
Teresa tidak akan hanya datang untuk menjenguk dirinya saja, ada trik apa lagi kali ini?
Teresa sedikit mengerutkan keningnya, meskipun matanya sudah buta, tapi Alicia tetaplah cantik, sama-sama bermarga Lim, mengapa gen nya begitu bagus?
Alicia menyadari bahwa Teresa mendekatinya dia langsung mundur kebelakang.
“Teresa, kuberitahu kamu, aku bukanlah aku yang dulu, jika kamu masih mengganguku, aku akan lapor polisi!”
“Aku datang untuk menjenguk adik perempuanku, polisi tidak akan mengurus hal seperti ini.”
Teresa tertawa, suara tertawanya bagaikan iblis, punggung Alicia sudah menempel di pegangan tangga, dia sudah tidak bisa mundur lagi, dia berusaha membuat dirinya tenang, “Teresa, Andrian telah menikahimu, apakah kamu masih tidak puas? Anakku tidak ada hubungannya dengannya, aku akan mengasuh anakku sendiri!”
Alicia menggeserkan kakinya, dan menginjak pinggir tangga, jika dia mundur sedikit lagi, dia akan terjatuh dari tangga.
Dia mengerti, jika masih ada hal yang tidak puas bagi Teresa, itu pastilah darah daging keluarga Huo!
Tapi Teresa adalah orang yang teliti, jika dia telah datang, berarti dia telah menyusun semua rencananya.
Alicia kurang beruntung, Andrian bersusah payah mencari dirinya tapi tetap saja tidak berhasil menemukannya, malah Teresa menemukannya turun dari sebuah taksi, karena tongkat yang digunakan oleh Alicia membuatnya sangat mencolok.
“Alicia, apakah kamu masih ingat kata-kataku ketika di keluarga Huo? Jika terjatuh dari tangga, apakah kamu akan gugur? Apakah kamu masih ingat?”
Teresa berkata dengan santai, seakan-akan hanyalah topik percakapan biasa.
Alicia sudah gemetara, mimpi buruk itu kembali melindas di benaknya, dia kehilangan anaknya di genangan darah itu.
“Hubungan keluarga, pertemanan dan percintaan semua erat dipegang ditanganmu. Aku hanyalah seorang wanita yang tidak mempunyai masa depan, yang hanya ingin hidup sederhana bersama anakku, janganlah kamu berbuat kejahatan lagi!”
Alicia mengungkapkan pendiriannya, menghadapi perempuan yang banyak akal seperti Teresa, hanya dengan menurunkan waspadanya barulah mungkin bisa teratasi dengan baik.
Namun, Teresa tertawa, dia merasa Alicia yang terus berusaha melawannya sangatlah lucu, dan berkata, “Kamu harus tahu, Andrian belum bercerai denganmu, jika aku tidak salah ingat, kamu pernah berkata bahwa jika kamu masih hidup, maka aku tetap adalah seorang pelakor?”
Jadi begini rupanya……
Alicia nyaris lupa dengan soal perceraian ini.
“Mana surat cerainya? Apakah sudah kamu bawa? Aku akan tanda tangan sekarang.”
Anak dalam perutnya masih tetap saja tidak bisa diam, Alicia terus mengeluskan perutnya, antara pernikahan dengan anak, dia memilih anaknya tanpa ragu-ragu.
Teresa tersenyum lagi, “Jangan bodoh, disaat aku memperingatkanmu kamu tidak mau mengalah, sekarang, aku juga sudah punya anak Andrian, anakmu hanyalah sebuah beban, untuk apa tetap dipertahankan?”
Seusai berkata, Teresa langsung mendorong bahu Alicia dengan kuat, suara teriakan wanita langsung terdengar, “Tidak boleh!”
Untung saja dia memegang pegangan tangga dengan erat, dan akhirnya berdiri kembali, belum selesai Alicia mengganti nafasnya, Teresa langsung menendang perutnya……
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharitySang Pendosa
DoniDoctor Stranger
Kevin WongSi Menantu Dokter
Hendy ZhangYou're My Savior
Shella NaviIstri kontrakku
RasudinIstri Yang Sombong
JessicaBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup