Blooming at that time - Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
Setelah pemulihan selama setengah bulan dan dibawah penjagaan Andrian yang setia, Angela sudah kembali lincah seperti semula.
Dikarenakan seorang bayi itu baru datang ke dunia, sehingga ia terhadap segala sesuatu di dunia ini terasa baru, melihat daun pohon saja akan tertawa bodoh.
Di bawah cahaya matahari, Andrian terduduk bersila di depan batu nisan, dan Angela duduk di atas pangkuannya.
“Alicia, Angela terluka karena kelalaianku, tapi aku bersumpah ini akan menjadi yang pertama kali dan juga terakhir kali.
Nenek Lim sering melihat Andrian berbicara dengan batu nisan itu, dulu saat Andrian menangis-nangis di ruang perkabungan dia anggap hanya sebuah akting, setelah sekian lama dia baru mau tak mau percaya, Andrian memang tak bisa melepaskan Alicia.
“Orangnya saja sudah mati, apa gunanya kamu ngomong segitu banyak? Kalau saja semasa Alicia hidup kamu berikan sedikit perhatian ke dia, mungkin sekarang tidak akan hanya tersisa sebuah batu nisan!”
Lidah dan tenggorokan Andrian terasa kering dan pahit, dengan alam bawah sadarnya dilihatnya Angela, ia takut suatu hari nanti Angela akan membencinya.
“Nenek Lim, kalau melakukan kesalahan maka harus mendapat hukuman, kenapa kamu tidak bertanya, kalau dia mau meminta maaf, mungkin hasilnya akan berbeda!”
“Minta maaf? Kesalahan apa yang dilakukan Alicia?”
Nenek Lim mendengus, semua yang dimaksud Alicia berbuat kesalahan adalah sebuah jebakan!
Tenggorokan Andrian seperti terbengkal dan ia mengernyitkan dahi, perbuatan jahat yang dilakukan Alicia tidak habis dihitung dengan 2 tangan.
Nenek Lim membantunya hitung, “Karena ambisinya untuk memiliki terlalu kuat, terlalu serakah, tidak bisa menerima satu pasir pun, tidak bisa menerima Teresa?”
“Atau karena dia mendorong Teresa dari jembatan demi merebut kasih sayang, dan berniat memotong rem mobil untuk mencelakai Teresa demi memusnahkan Teresa bahkan hampir membuat Teresa kehilangan penglihatan! Demi harta warisan, dia seorang buta yang sebentar lagi akan melahirkan masih bisa mencelakai janin di dalam perut Teresa?”
Setiap kata setiap kalimat begitu menusuk, bagaikan seorang hakim yang mengetuk palu menyatakan terdakwa bersalah dengan bukti-bukti yang tak terbantahkan.
Semua kejahatan ini seperti belenggu yang menindih Andrian hingga sesak napasnya, nenek Lim juga menekan kalimat terakhirnya, ‘Seorang buta yang sebentar lagi akan melahirkan’, seperti sepasang tangan transparan yang mencekik lehernya.
“Seorang ibu hamil pasti sudah tahu tidak boleh berkeliaran, apalagi tiga bulan pertama dan tiga bulan terakhir. Lagipula Alicia sama sekali tak bisa melihat apa-apa, bagaimana dia bisa begitu kebetulan ketemu Teresa, bagaimana bisa dengan gerakan yang cekatan mengejar Teresa dengan membawakan pisau? Menaiki jembatan yang rata juga bisa mendorong Teresa? Emangnya Alicia kami itu bisa silat atau kerasukkan dewa apa?”
Andrian bisa membayangkan suasana di jembatan saat itu, seorang ibu hamil yang buta, orang berlalu-lalang di atas jembatan......Bagaimana dia bisa mengenali Teresa yang mana?
Andrian yang seperti baru tersadar dari mimpi mengangakan mulut, satu patah bantahan tak bisa ia katakan.
Sekalipun Alicia menarik Teresa hingga dia tak bisa kabur, tapi emang dia tak bisa teriak minta tolong? Emangnya siang bolong begitu tak ada seorang pun di atas jembatan?
Sama sekali tidak perlu berpikir panjang, seorang buta berjalan sendiri tanpa jatuh saja sudah bagus, bagaimana bisa mengejar seseorang yang kedua matanya baik-baik saja?
Belakang punggungya bercucuran keringat dingin, tiba-tiba ia sadar betapa ia pilih kasih terhadap Alicia!
Perkataan nenek Lim sekali lagi membelai telinganya, “Kamu bilang Alicia itu pembohong, apa untungnya dia bohongi kamu? Apa dia pernah mendapat keuntungan? Penglihatannya hilang.......Anak juga hampir tak ada. Siapa yang mendapat keuntungan, bukankah Teresa yang kamu sayang-sayang itu?”
“Omong kosong! Teresa tak pernah berbohong!”
Bagaimana caranya membuat dia percaya bahwa bertahun-tahun ini dia dimainkan dan dikecoh oleh seorang wanita?
Kalau benar, maka bukankah dia termasuk orang yang membantu kejahatan?
Dia, dia yang melempar surat cerai ke depannya, dia yang memaksanya bertanda tangan! Juga yang hampir mematikan Alicia? Yang pada akhirnya membuat dia hangus terbakar oleh api?!
Bukan seperti itu!
Pasti ada kesalahan!
Padahal matahari begitu terik, tapi keringat dingin malah membasahi bajunya.
Dia tidak berani mengakui, dirinya sendiri adalah orang yang membantu kejahatan itu! Orang yang mendorong Alicia jatuh ke jurang yang dalam!
“Tidak perlu mengungkit masalah keguguran Teresa dulu, aku hanya percaya kenyataan yang di depan mata. Hari itu kalau bukan karena aku ada, mungkin Teresa sudah mati tenggelam. Kalau bukan karena nyawa Teresa masih panjang mungkin dia tidak akan selamat dari kecelakaan itu. Kamera CCTV di garasi bawah tanah itu tak mungkin berbohong!”
Benar, tidak mungkin matanya membohonginya!
Dengan demikian, hatinya seperti melepas beban berat, terasa lebih enakan.
“Hehe, kamu tahu tidak kalau yang namanya sandiwara pasti harus ada penonton? Kamulah penonton itu, dan Teresa adalah peran penting dari semua ini. Saat pulang dari sekolah, Alicia menangis begitu lama dan memberitahu aku seluruh awal mula masalah. Pas pulang dia melihat ada surat dari Teresa yang menyuruhnya datang, setelah dia pergi, Teresa dengan tegas mengatakan kamu adalah milik dia, dan menyuruh Alicia untuk melepaskan kamu. Saat keduanya sedang ribut, dia melihat kamu lewat dan ia lepasin Alicia lalu jatuh ke bawah. Alicia juga ingin menolong, tapi keduluan sama kamu. Demi mendapat simpati kamu Teresa menyalahkan Alicia gila karena ingin berebut kasih sayang dengan dia!”
Pembohong!
Nenek Lim seorang pembohong!
Saat itu Alicia sama sekali tidak menjelaskan apa-apa, pasti karena dia memang bersalah!
“Mengenai kecelakaan itu, sekali Teresa kamu itu menyuruh Alicia mencarikan sesuatu untuk dia, apa Alicia akan menolak? Alicia pergi mengambil mantel untuk dia di mobil tapi tidak ketemu, kemudian mendapat telepon dari Teresa untuk menyuruhnya lihat apakah mesin di mobil rusak. Kenapa Alicia menyetir mobil Teresa, kenapa Teresa tidak menyetirnya sendiri? Saat rem mobil bolong dia jelas-jelas bisa mengurangi kecepatan, tapi lalu kenapa malah menabrak pohon? Atau mungkin sudah direncanakan sama dia, antara mencelakai Alicia atau memfitnah Alicia melakukan sesuatu pada mobil itu! Dia saja sudah hampir mau jadi orang lumpuh, tapi masih ada tenaga untuk bilang Alicia mau mencelakainya?”
Sepenggal perkataan panjang membuat hati dan pikiran Andrian kacau, memang Teresa masih mengeluarkan kata-kata tuduhan saat dia sedang kritis.
Di tengah emosinya, dia mengecek kamera CCTV dan mobil yang penyok tertabrak, hingga akhirnya ‘semua fakta menjadi jelas’.
“Neraka begitu kosong, sedangkan setan berkeliaran di dunia. Semakin banyak yang ingin ia dapatkan, maka dia harus seperti vampir yang mengisap habis darah Alicia sampai kering. Andrian, Alicia sudah mati, aku hanya berharap kamu membuka matamu, jangan sampai pada akhirnya Angela pun tak selamat!”
Sekujur badan Andrian menjadi dingin, secara refleks dia tarik tangannya Angela yang sedang dipeluknya, sangat takut ia akan menghilang tiba-tiba.
Kenapa begitu dingin? Seperti ada sepasang mata yang senantiasa mengawasinya, hingga dia merinding.
“Ini semua hanya terkaanmu saja, lagian kamu tidak melihat dengan mata kepala sendiri, hanya dengan prasangka burukmu kepadanya kamu membuat dia menjadi seseorang yang begitu keji?”
Dia masih saja tidak mau percaya......
Nenek Lim hanya tersenyum, matanya basah lembap dipenuhi kekecewaan, “Aku memfitnah Teresa? Apa untungnya buat aku? Dia mau hidup atau mati apa hubungannya sama aku? Aku cuma menegakkan keadilan demi Alicia! Kamu lihat Alicia! Apa kamu bisa mengatakan kamu tidak pernah berhutang kepadanya!”
Hati Andrian terpecah belah menjadi serpihan bubuk.
Bagaimana mungkin tidak berhutang sama sekali, dia berhutang banyak, banyak sekali......
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyMy Superhero
JessiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaLove Is A War Zone
Qing QingMy Secret Love
Fang FangInnocent Kid
FellaSee You Next Time
Cherry BlossomBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup