Blooming at that time - Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup
Mengapa? Alicia masih bisa hidup dihadapan dia! Dan matanya tidak buta! Sedangkan dia harus terbaring selama 3 tahun diatas tempat tidur, dan wajahnya terdapat banyak bekas luka!
Dia adalah orang yang pernah mati sekali, kali ini dia akan membiarkan Andrian ikut mati bersamanya!
Tidak, dia berganti pemikiran, mereka berdua harus mati!
“Ayo kita pergi, Leon.”
Alicia menerima pelamaran nikah dari Leon Lai, saat ini, dia tidak lagi ada hubungan sedikitpun dengan Andrian.
Baru saja Alicia memutar badannya, sebuah mobil melaju dengan cepat kearah mereka.
“Awas, Alicia!!”
Leon meneriaki Alicia, terdengar suara tabrakan, dua badan tertabrak terbang.
***
Darah……
Semuanya darah……
Disaat dia tidak begitu sadar, Alicia hanya melihat segumpulan warna merah, dan ada orang yang menangis, ada yang berteriak, ada yang tertawa.
“Alicia, sekalipun mau masuk neraka, aku akan membawamu bersamaku!!”
Itu adalah Teresa!
Itu dia!
Alicia tiba-tiba membuka matanya, yang terlihat dimatanya adalah ruang pasien yang putih, dan tercium bau desinfectan didalam ruangan.
Apakah itu mimpi?
“Kamu sudah bangun?!”
Leon menghembuskan nafasnya, dia merasa lega, “Untung saja kamu tidak apa-apa.”
Kecelakaan itu benar-benar terjadi?
Jadi siapa yang memeluknya ketika dia akan ditabrak?
“Kamu sungguh membuatku takut, Alicia.” Leon memegang tangannya dan menempelkannya di dadanya, “Kamu lihat, jantungku tak berhenti berdetak kencang.”
Waktu itu, dia mengira dirinya akan kehilangan dia.
“Teresa tidak mati!” nama ini membuat Alicia takut, dia memegang erat tangan Leon, dengan begitu barulah dia merasa bahwa dirinya masih hidup.
“Dia sudah tertangkap.” Leon mengerutkan keningnya, lalu dia mencium dahi Alicia, “Tapi, Andrian tidak seberuntung kamu, demi menolongmu, dia tertabrak terbang sampai belasan meter, diperkirakan dalam keadaan darurat.”
Apa?!
Orang itu, adalah dia? Dia yang memeluknya dengan erat.
“Dia, dimana dia?” Alicia tidak menyadarinya, karena tegang, dia menarik lengan baju Leon, dalam matanya penuh dengan rasa panik.
Leon sedikit mengerutkan keningnya, “Telah diselamatkan selama 8 jam, tapi masih dalam keadaan darurat.“
Seusai berbicara, Alicia mencabut infusnya dan berlari keluar tanpa memakai alas kaki.
“Alicia!”
***
Leon tidak bisa menghentikannya, dibenak Alicia hanya ada satu pikiran.
Andrian mungkin akan mati!
Bagaimana mungkin dia akan mati?! Dia tidak boleh mati! Dia tidak boleh!
Mengapa bisa sakit hati, mengapa air mata berkucuran, bukankah seharusnya dirinya harus membencinya? Bukankah harus membiarkannya membalas hutang dari kejahatannya? Dialah yang membiarkan Teresa mencelakai neneknya, hingga membuatnya menjadi vegetatif!
“Dokter, bagaimana keadaan Andrian?”
Alicia menarik dokter yang keluar, emosinya sudah tidak terkontrol.
Dokter mengelengkan kepalanya, dengan muka serius berkata, “Luka Tuan Huo terlalu parah, mungkin dewa juga tidak bisa menolongnya.” Dokter melewatinya dan menuju kehadapan Ibu Andrian, “Ini adalah surat pernyataan keadaan kritis, tolong di tanda tangan!”
Pernyataan keadaan kritis.
“Andrian!”
Alicia menendang-nendang pintu operasi, “Cepat keluar, baj*ngan! Kamu kira aku akan memaafkanmu jika kamu mati? Ku kasih tahu, jangan bermimpi! Cepat keluar! Keluar!!”
Sambil berteriak, dia memeluk kepalanya dan berjongkok.
“Mengapa membuatku berhutang kepadamu, aku tidak mau berhutang kepadamu.” Dia menjambak rambutnya sendiri hingga serasa akan merobek kulit kepalanya, tapi rasa sakit itu tetap tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya.
“Kumohon padamu, Andrian, jangan mati!”
Leon melihat Alicia dari jauh, dari kejauhan dia menghentikan langkah kakinya.
Ada perasaan yang tidak akan pernah termusnahkan seumur hidup ini. Maupun itu telah terluka parah, sudah hancur lebur, tapi jejak percintaan mereka hanya akan menjadi semakin terukir, semakin dalam.
“Andrian……aku tidak mau kamu mati!”
Alicia pingsan karena menangis sampai kehilangan energi, dia bermimpi.
Dalam mimpi itu, mereka masih remaja.
“Kakak Andrian, kamu mau pergi kemana? Tunggulah aku…….”
Alicia berlari mengejarnya, berlari sekuat tenaga, tapi seakan-akan tidak mendengarkannya.
Bayangannnya semakin jauh, jauh hingga tak bisa tercapai, seperti menghilang dari hidupnya.
“Kakak Andrian!”
Alicia bangun dan terduduk dari mimpi buruknya, keningnya sudah penuh dengan keringat.
Leon kaget ketika melihat dirinya, dia melompat dari ranjangnya dan berlari keluar seakan-akan telah gila, “Andrian, Bagaimana kabarnya Andrian……”
“Alicia!”
Kali ini, Leon berhasil mengejar langkahnya, berdiri didepan Alicia dan menghalanginya, “Dia sedang berada diruang ICU, untuk sementara sudah tidak dalam keadaan darurat.”
Huh……
Alicia termundur dan bersandar di dinding seperti kehabisan tenaga, seolah-olah dia lah yang baru saja mengalami semua itu.
“Alicia, aku akan pulang sebentar, kamu tinggal di Jakarta.” Leon mengatakannya dengan santai, sebenarnya dia sudah merenungkannya sangat lama. Alicia melihatnya dengan pandangan tidak mengerti, Leon mengeluskan kepalanya, “Aku tidak mau kamu lagi, Alicia, akan ada orang lebih cocok buatku.”
“Apa, apa yang kamu bicarakan?”
Jika Alicia tidak salah dengar, apakah Leon ingin mengingkari pernikahan ini?
“Gadis bodoh, bagaimana teganya aku tidak mau bersamamu.” Sebagai seorang pria yang gagah, Leon tak kuat menahannya, kedua matanya basah oleh air mata, “Alicia, sudah berkali-kali aku mengetahuinya, orang yang kamu cintai itu bukanlah aku. Aku pernah berpikir dengan polosnya, jika aku cukup mencintaimu, maka aku akan mendapatkan imbalan yang setimpal. Sampai hari ini aku barulah mengerti, soal cinta, bukan masalah cukup ataupun tidak, masalahnya…… aku tidak mampu memasuki hatimu.”
“Bukan……bukan seperti itu, Andrian, dengarkan penjelasanku……”
Alicia tidak mengerti dimana kesalahan dirinya, dia tau Leon yang baik terhadap dirinya, Alicia ingin memberikan kebahagiaan untuk dia, untuk selamanya.
Belum sampai dia selesai berbicara, Leon menahan nangisnya, “Dasar Bodoh, jangan mengartikan rasa terima kasih menjadi percintaan, aku tidak mau kebahagiaan yang murahan ini!”
Seusai berbicara, Leon berbalik badan dan melambaikan tangannya, berkata dengan tegas, “Aku peringatkan kamu, jangan mengejarku dan menghalangiku menemukan cinta sejatiku, jika tidak aku akan menghajarmu!”
Alicia tercengang, tidak tahu harus berkata apa, dalam 1 hari, perasaannya naik turun hanya karena satu lelaki yang lain, baj*ngan itu!!
Hari-hari yang dilaluinya bersama Leon, meskipun mereka berdua saling menghormati, tapi tidak ada rasa girang ataupun rasa tersentuh.
Apa yang harus dia lakukan jika Leon pergi?
***
Setelah dirawat diruang ICU hingga tidak ada bahaya kritis lagi, Andrian di pindahkan ke ruang pasien yang lain. Ibu Andrian terlalu sibuk karena harus merawat Andrian dan juga harus menjaga Angela.
Alicia akhirnya mengajukan diri untuk menjaga Angela, si anak manja itu tiap hari menariknya untuk mencari ayah, tapi Alicia tidak pernah sekalipun masuk kedalam ruang pasien Andrian.
Tidak terasa, waktu sudah berlalu satu bulan lamanya, Alicia juga sudah cukup terbiasa tinggal di keluarga Huo, dia juga mendengar kabar dari Henry bahwa Teresa dihukum penjara seumur hidup.
Apa yang kita perbuat, akan ada yang mengawasi kita diatas sana.
Dia hanyalah menerima akibat dari apa yang telah dia perbuat!
“Ibu, ayo pergi…….ayo jalan!”
Angela terus berusaha menarik Ibunya masuk kedalam ruang pasien Andrian, tapi Alicia tetap hanya berdiri didepan dan keras kepala tidak ingin masuk kedalam, “Kamu masuk saja, Ibu tunggu kamu disini.”
Muka si manja kecil ini menjadi cemberut, dia menginjak-injak kakinya kelantai, “Ibu! Dasar pelit!”
Pelit?
Dunia anak kecil memang sangatlah polos, Alicia pernah mengalami rasanya kematian, dia mengerti betapa menakutkannya rasa itu, dan dia tidak bisa menerima lelaki yang memberikan ini semua kepadanya.
“Ibu, cepat kemari Ibu, Ayah menghilang!”
***
Andrian tidak mengurus administrasi keluar dari rumah sakit, bahkan tidak memberi tahu siapapun, dia menghilang begitu saja.
Diatas ranjang hanya tertinggal sepucuk surat.
Penerima : Alicia
Alicia membuka amplopnya, tulisan didalamnya kaku, dan jelek, bahkan ada beberapa kata yang saling bertimpaan.
“Alicia, tolong jaga Angela, dokter mengatakan aku lumpuh, aku tidak ingin Angela mempunyai seorang Ayah yang cacat, aku juga tidak ingin kamu sedih melihatku. Maafkan aku, meskipun tetap tidak cukup jika aku ucapkan beribu-ribu kali. Aku telah membuat terlalu banyak kesalahan, Tuhan menghukumku, dan aku menerima hukuman ini. Biarkan lah aku pergi begitu saja, di salah satu sisi didunia ini, aku akan tetap selalu mencintaimu, selalu…….”
“Dasar egois!”
“Andrian, kamu seorang munafik yang egois!!”
Alicia ingin merobek suratnya sambil memarahinya, tapi dia tiba-tiba terhenti.
Dia sedang menghukum dirinya sendiri…….
“Alicia, lepaskanlah dirimu sendiri!” Ibu Andrian menasehatinya dari belakang, dan mengeluskan kepalanya, sama seperti seorang ibu yang mengelus anaknya sendiri, “Lupakanlah masa lalu, mungkin, Andrian tidak akan pulang lagi.”
Jadi, juga tidak ada gunanya dia memaafkannya.
“Ibu————“
Rasa sakit memenuhi isi hatinya, dia berbalik dan memasuki pelukan Ibu Andrian, menangis tak karuan : “Apakah dia tidak akan pulang lagi? Dia meninggalkanku dan Angela dengan begitu saja?”
Andrian, bagaimana bisa kamu jahat sampai segitunya.
***
Waktu berlalu cepat, musim semi akhirnya datang, di halaman rumah keluarga Huo dipenuhi dengan tumbuhan hijau.
“Dasar anak manja, apakah kamu sudah selesai bersembunyi? Ibu datang untuk mencarimu!”
Wanita ini bertubuh bagus, matanya ditutup dengan sebuah kain, dia meraba-raba di taman bunga.
Angela tersenyum bahagia, suara langkah kaki tepat berada didepannya. Dalam kehidupan dalam kegelapan selama lebih dari 2 tahun itu, Alicia sudah mahir menggunakan telinganya.
“Dasar anak manja, Ibu telah menangkapmu!”
Alicia menelusuri barang yang dia tangkap, tapi setelah diraba-raba dia meraba pinggiran baju jas.
Gerakannya terhenti, badannya tiba-tiba berada didalam sebuah pelukan hangat, “Alicia, aku telah pulang.”
Alicia terpaku, suara ini, hawa ini, dalam benaknya langsung muncuk sebuah wajah.
“Hihihihi.”
Angela yang berada disamping tertawa bahagia, lelaki itu memeluk Alicia dan berkata penuh rasa rindu : “Alicia, terima kasih sudah mau tinggal disini.”
Andrian tidak hilang, dia hanya pergi operasi ke Amerika, dia mendapatkan kembali tubuhnya yang sehat, organisasi donasi organ disana lebih banyak daripada didalam negeri, dalam matanya penuh akan cintanya kepada Alicia.
Alicia tetap tidak bergerak, diam-diam air matanya sudah bertetesan.
“Alicia, ayo kita menikah!! Aku mau menikahimu, memberikanmu sebuah pernikahan yang meriah, lalu kita akan melahirkan seorang anak lagi!”
Suaranya penuh dengan godaan, menggoda Alicia.
“Siapa yang mau melahirkan anak denganmu!”
Alicia membuka kain di matanya, tampang senyuman lelaki ini masih saja tetap begitu lembut, membuat orang tidak bisa dendam kepadanya.
“Horeee, lahirkan anak perempuan…….Angela akan mempunyai seorang adik perempuan!”
Angela sangat bahagia, dia menepuk tangan kecilnya sambil memutari mereka berdua. Pipi Alicia merah, dia ingin keluar dari pelukan Andrian : “Jangan bermimpi, aku akan pulang ke Bali!”
Andrian tidak memberinya kesempatan, dia merangkul pinggangnya dan memeluknya lebih erat lagi : “Aku dengar Leon telah bertunangan, buat apa kamu pulang ke Bali?”
“Kamu tidak perlu peduli, dunia ini begitu luas, kemanapun juga lebih bagus daripada bersama baj*ngan sepertimu!”
“Baj*ngan? Kamu bilang aku adalah baj*ngan?”
“Memang benar!”
“Ohh——“ Andrian mengangguk kan kepalanya, nada bicaranya sedikit aneh, dia tersenyum dan mengangkat Alicia, “Baj*ngan melakukan hal yang dilakukan baj*ngan, ke ranjang, akan ku perlihatkan baj*ngan yang sebenarnya.”
“Andrian, lepaskan aku! Baj*ngan…….tidak!”
“Kakak Andrian…….Aku, mengalah!”
Percintaan satu malam merupakan penemanian seumur hidup, dikehidupan ini, Andrian tidak akan melepaskan tangan Alicia lagi, baik sedetik pun tidak.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseWahai Hati
JavAliusMeet By Chance
Lena TanTakdir Raja Perang
Brama aditioLelaki Greget
Rudy GoldMy Secret Love
Fang FangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup