Blooming at that time - Bab 28 Kenyataan
Di ruang kerja, yang gelap.
Cahaya redup yang terpancar dari layar monitor, memancar hingga wajah Andrian Huo yang dingin.
Nenek Lim sudah tidak menyadarkan diri selama hampir setengah bulan.
Komputer sebagai pengganti televisi, adalah penghalang rasa jengkelnya di saat itu.
Jika bukan karena masalah akhir akhir ini, dia tidak mungkin ingin mencari tahu.
Kobaran api yang menyelimuti, pemandangan seperti terlihat kembali lagipada hari itu, dia terjebak macet di jalan pada saat melihat pemandangan tersebut, asap hitam tebal yang menggempul di atas. Perbedaannya, awan biru ada di seberang distrik kecil, seperti memainkan perannya sebelah mata.
Kobaran api yang menyala di dalam kamar, pemandangan ini seperti ada bayangan yang berusaha menyelamatkan diri. Sama seperti semut yang mengeliat diatas panci, mencoba untuk membuka jendela.
Alicia.....
Ini yang mereka rasakan saat itu, berusaha tetapi sia-sia pasrah sambil menunggu malaikat maut datang menjemput.
Mobil pemadam kebakaran darng terlambat, setengah jam lebih dari seharusnya, seluruh bagunan di distrik kecil itu sudah terbakar hangus menjadi hitam arang, dan kamar yang ada di lantai dua sudah terbakar hingga berbentuk seprti sebuah lubang hitam.
Satu orang berakting meminta pertolongan selama setengah jam lebih, bagaimana bisa di sebut sebagai bunuh diri!
Tiba-tiba, ada orang yang memakai baju hitam menghilang dari kerumunan orang -orang, dia tercengang selama dua detik, memandangi bayangan hitam tersebut.
Dia basahi tubuhnya dengan satu baskom air es, untuk membantunya bernafas.
Teresa ?!
Adalah Teresa Lim!!
Dia memakai satu set baju olahraga berwarna hitam, menekan topi nya, hanya sebagian wajahnya, jika tidak di perhatikan dengan seksama mungkin tidak akan menyadarinya.
Bahwa wanitu adalah wanita yang berbagi kasur dengan nya, menjadi abu pun tidak mungkin salah mengenalnya.
“Pada saat rumah Alicia terbakar hari itu, kenapa aku tidak menemukan mu saat itu?”
“Pemeriksaan di rumah sakit......”
Tanpa berdaya dia menyandar pada kursinya, kata-kata nenek lim masuk dari telinganya dan seperti membakar wajahnya.
“Aku sudah salah menuduh Teresa Lim? Apa manfaat yang aku terima? Dia hidup atau mati apa urusannya denganku
Berhutang, keadilan....
Dia berhutang Alicia satu nyawa!!
***
Henry Lao tidak percaya, Andrian Huo menangis, di bawah cahaya monitor, air mata di wajahnya terpampang jelas.
Hari itu karena kemarian Alicia Lim, sekarang karena apa?
“Presdir Huo.”
Suara Hendry Lao sangat ringan, Andrian Huo melihat rekaman Hendry Lao yang sudah di telusurinya hampir setengah tahun.
Distrik kecil itu memang sudah kumuh dan sedikit terbengkalai, kamera pengawas yang ada di dekat distrik itu juga sudah rusak, lensanya juga sudah tidak dapat memotret dengan jelas,berbutar -putar selama setengah tahun baru menangkap ada toko kecil yang buka di lantai bawah seberang apartemen.
“Sudah ada hasilkah?
Matanya tidak bergerak, tertuju pada bayangan orang yang ada di layar monitor.
“Andrian Huo, kamu tidak bisa mati dengan tenang----------------”
Mereka sedang mengutukku! Mereka memang seharusnya mati! Tidak tahu bersyukur, tangan yang membawa sebilah pisau, menginginkan nyawa Alicia!
“Ini, adalah bukti yang dipinjam dari tempat penyelidikan.”
Hendry Lao dengan pelan meletakkan barang tersebut ke atas meja, ini adalah mancis berwarna hitam, adalah satu satunya bukti bunuh diri.
Alicia menggunakannya untuk bunuh diri?
A.H!
Dia membalikkan mancis yang ada di tangannya, di bagian belakang mancis tersebut terukir tulisan alphabet.
Ini… …
Ini adalah hadiah dari Alicia untuknya!
“Andrian Huo, kamu sudah lihat ini adalah ejaan dari nama mu! Aku tidak suka menghirup bau asap, jika kamu berani menyentuhnya sekali lagi, Xi..Xi... jangan salahkan aku jika aku menjewer telingamu!”
Dia memegang telinga nya dan tersenyum sinis, dia menggenggam erat barang bukti tersebut sampai ingin menghancurkannya menjadi debu.
Barang ini, meskipun dia tidak pernah memakainya, tetapi barang ini selalu ada di rumah keluarga Huo!
Dia melihat sendiri Teresa Lim dengan hati yang tidak senang melemparnya kedalam laci, sejak saat itu, dia tidak pernah melihat barang itu lagi.
Itu dia!
Kelihatannya dengan ini Teresa Lim tidak bisa menggunakan Alicia sebagai alasan lagi, kalau begitu kebenaran melawan kebenaran apa gunanya!
Teresa Lim!!!
Alicia berbicara begitu, tidak tahu seberapa kecewanya dia?
“Karena orang tersebut adalah Teresa Lim, jadi dia menelan kembali semua kata-katanya?
“Dia benar-benar tidak membohongi mu? Atau kamu yang mengelabuinya? Andrian Huo, sekarang aku akan memberitahu mu, aku tidak memaksa Teresa Lim dan melukainya, dialah yang mencariku hingga datang kerumahku, mendorongku jatuh kebawah. Dia sesekali menginjakkan kakinya di tubuh bayi, apakah kamu tahu bagaimana rasanya sakit di sekujur tubuh? Sayangku dengan sakit jiwa menusuknya , tetapi dia diikat di perutnya, hanya bisa menahan sakitnya siksaan Teresa Lim! Dia berkata, dia demi menginginkan lensa mata dan bekerja sama dengan direktur rumah sakit, demi menaklukkan kamu hingga memenuhi seluruh permintaan dia, dia berakting berbulan-bulan.
Dia tidak bisa berdiri dengan baik, menggunakan meja sebagai penopangnya, hati yang terluka terasa begitu sakit.
Alicia....
Alicia ku......
Dia menggepal tangannya dan mengobrak-abrik mejanya hingga monitornya terjatuh, jatuh hingga rusak, pecah membentuk seperti jaring laba laba. Tangannya terluka karena menghempas barang tersebut, darah segar mengalir keluar.
“Presdir Huo.....”
Henry lao membatu seperti burung yang terbuat dari kayu, Adrian Huo kembali menghujamkan tangannya ke monitor sekali lagi hingga hancur berantakan: “Brengsek, aku ini bukan suatu benda, aku bodoh hingga tak ada obat yang dapat menyembuhkan ku!!”
Tangisan Teresa Lim, untuk mendapatkan keadilan.
Alicia juga bisa menangis, tetapi sebaliknya dia menerima dan mengembalikan kembali ke perutnya.
Tetapi setiap kata-kata Teresa Lim tidak ada yang jujur, masalah tentang tentang pembingkaian, semuanya di hujam ke raga Alicia!
Satu hal yang palsu, itu adalah masalah, mana yang benar?
Karena kata-katanya yang mendalam, dia menjadi lebih buas, karena kemurahan hati Alicia dia pergunakan sebagai bahan untuk melancarkan aksinya, Teresa Lim mengakibatkan dia terbakar.
“Teresa Lim!!”
Nama yang keluar dari belahan giginya, dia membencinya hingga ingin mencekiknya hingga dia mati!
Dia telah merebut lensa mata Alicia, dia sudah mencoba beberapa kali untuk membunuh Angela! Dia juga sekali demi sekali menutupinya!
Kata-kata nenek Lim semua benar, dia harus mati, dia berhutang banyak kepada Aicia!! Dia adalah iblis!
Andrian Huo berpikir kembali, serpihan serpihan ingatan bagaikan film di benaknya muncul satu persatu dengan jelas.
Bahkan, bahkan kata-katanya kepada Alicia....
“Teresa Lim, kamu brengsek ini menggunakanku sebagai tameng!”
Tatapan nya yang seperti orang kesetanan, mengingat dia melemparkan semua dosa dosa yang dia sembunyikan sebgai dosa orang lain.
“Plak.”
Tamparan, dia menampar diri sendiri dengan kejam, tetapi tamparan ini tidak bisa menghapus semua kesalahan yang telah dia perbuat!
“Presdir Huo......”
Henry Lao tidak tahan melihat, Andrian Huo sudah kembali menggilakah?
“Dimana presiden rumah sakit! Suruh dia kemari!”
Dia membentak dengan sangat murka, masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, orang yang membantu Teresa Lim!
Karena nenek Lim memberitahukan maslah tentang dia, dia dengan segera membunuhnya, sudah dua kali! Kalau bukan tepat waktu menyelamatkan Angela, takutnya Angela juga sudah mati di tangannya!!
Orang sebesar itu, masih tidak tahu bahwa air mendidih tidak bisa digunakan untuk mandi!
Luka di tengkorak kepala nenek Lim sangat parah!
Watak Teresa Lim dia bisa melihat dengan jelas, apa yang boleh dilakukan, apa yang terucap, memancing dia untuk berbuat hal seperti itu.
Dia, seperti boneka, untuk di kuasai oleh Teresa Lim.
“Benar!”
Hendry Lao melihat aura kemarahan, seketika udara di dalam ruangan itu berubah menjadi aura membunuh.
Alicia pernah bilang, bahwa Teresa Lim tidak pernah Koma, presiden rumah sakit lah yang mengelabui datanya. Kedua orang ini satu sutradaranya satu lagi aktornya, menipu ku hingga seperti ini!
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoCinta Seorang CEO Arogan
MedellineI'm Rich Man
HartantoMy Only One
Alice SongThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Goddes
Riski saputroMy Cute Wife
DessyBlooming at that time×
- Bab 1 Pada saat itu aku harusnya mencekikmu sampai mati
- Bab 2 Kamu benar-benar kejam
- Bab 3 Telah mengandung anaknya
- Bab 4 Anak harus mati
- Bab 5 Dipaksa untuk Aborsi
- Bab 6 Mengambil matanya
- Bab 7 Donasi Kornea
- Bab 8 Kehilangan Cahaya
- Bab 9 Mencelakai Anaknya
- Bab 10 Dia telah kabur
- Bab 11 Mereka Telah menikah
- Bab 12 Mati bersama Anak Liarmu
- Bab 13 Tolonglah Aku Andrian
- Bab 14 Anak Kita Telah Mati
- Bab 15 Manajer Huo, nyonya meninggal
- Bab 16 Dia menjaga mayat itu
- Bab 17 Dia pantas mendapatkannya
- Bab 18 Orang mati tak bisa berbicara
- Bab 19 Andrian Huo sudah gila
- Bab 20 Anaknya masih hidup
- Bab 12 Cekik mati anak itu
- Bab 22 Lecurkan dia
- Bab 23 Teresa berbohong
- Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!
- Bab 25 Berhutang terlalu banyak sama dia
- Bab 26 Pembunuhan
- Bab 27 Kalian semua pantas mati
- Bab 28 Kenyataan
- Bab 29 Dia berhutang nyawa
- Bab 30 Mendaftar pernikahan
- Bab 31 Kamu jangan salah paham terhadapku
- Bab 32 Aku pantas mati
- Bab 33 Kota yang berbeda, orang yang sama
- Bab 34 Aku akan memberikan mataku
- Bab 35 Pendonor berasal dari Jakarta
- Bab 36 Andrian Huo buta
- Bab 37 Percintaan Satu Malam, Penemanian Seumur Hidup