Blooming at that time - Bab 24 Kamu yang membunuh Alicia!

Teresa?

Dia mau membunuh Angela?

Andrian memandang Teresa dengan sorotan mata penuh emosi bercampur heran, susah untuk percaya.

Jantung Teresa serasa berhenti berdetak, menyambut pandangan mata Andrian, bibirnya melengkung, dan menangis keras, “Nenek Lim, aku tahu aku salah, aku juga tahu kamu marah sama aku! Ta......Tapi aku......Aku tidak seperti yang kamu katakan. Kamu berprasangka buruk dengan aku, aku bisa sabar, tapi jangan kamu menista cintaku kepada Angela! Alicia pergi begitu cepat, kasihan Angela tidak ada yang merawat, aku kan ingin membantu Alicia......”

“Diam! Kamu tidak ada hak untuk mengungkit Alicia!”

Nenek Lim mendiamkannya dengan tegas karena tidak ingin dia mengelak.

Butiran yang terang dan bening di wajahnya jelas-jelas adalah air mata buaya!

Dengan penampilan luarnya yang kelihatan tidak berdosa, dia menggunakan cara paling kejam untuk memusnahkan orang lain, dengan tekad yang kuat mau membunuh nyawa kecil Angela, bahkan memerintah pembantu untuk mengurungnya di dalam situ.

“Nenek Lim, janganlah begitu berprasangka buruk kepadaku? Saya juga ingin terlahir di keluarga yang baik, sayangnya aku bukan cucu kandung kakek. Apa karena aku bukan cucu kandung jadi kamu memfitnahku seperti ini? Memang Angela terluka adalah tanggung jawab aku yang tak bisa aku hindari, kalau kamu mau marahi ataupun mukul aku silakan, boleh saja!”

Menakutkan sekali!

Bulu kuduk nenek Lim berdiri, kemudian dia baru sadar, mungkin saat perjalanan tadi dia sudah menyiapkan semua skenario dengan baik.

“Teresa, kamu benaran tidak takut disambar petir?”

Disambar petir?

Kalaupun Tuhan mempunyai mata, yang harusnya disambar juga anak sialannya Alicia, dia yang mengacaukan hidupnya!

“Teresa!” Andrian cengkram pergelangan tangan Teresa dengan kuat, “Masih ada apa lagi yang bisa kamu katakan?”

Tulang Teresa berasa mau remuk, dari sorot matanya kelihatan ia semakin takut.

Andrian tidak memercayainya?

Bagaimana bisa begini? Asalkan perkataan dia, Andrian kan pasti selalu percaya!

Semua gara-gara nenek Lim, dan anak sialan itu!

Gara-gara mereka, Andrian berubah!

Dia menggigit bibir, ditariknya tangan Andrian ke hulu hatinya, “Andrian, apa perlu aku keluarkan hati aku buat kamu lihat? Aku tahu aku melakukan kesalahan, aku sangat menyesal, sangat merasa bersalah! Kalau kamu tidak percaya aku, bunuh saja aku, biar aku pergi cari Alicia saja!”

“Alicia sangat kesepian sendiri, aku kangen dia, biarkan aku mati saja!”

“Sayangnya, dari kecil Angela tidak mempunyai ibu, kalau bahkan bibi pun juga meninggalkannya, kesempatan untuk aku menutupi kurangnya kasih sayang dia saja sudah tak ada.”

“Bagaimana mungkin aku mencelakai Angela? Ketika aku melihat dia yang terpikirkan adalah anakku yang belum lahir itu, kalau saja anakku terlahirkan di dunia ini, dia akan bisa menemani Angela......”

Berkata sampai akhir, dia sudah menangis hingga serak.

Kalaupun Andrian berhati batu, kali ini hatinya meleleh.

Nenek Lim menghela napas tak berdaya, sayang sekali Teresa tidak pergi menjadi aktris! Melihat Andrian mengernyitkan dahi, nenek Lim merasa seperti disiram air dingin dari ujung ke ujung.

Sekalipun wanita ini mau mencelakai Angela, asalkan dia mulutnya pandai mengelak, Andrian pasti akan memaafkannya......

Alicia!

Kenapa kamu begitu bodoh, kenapa kamu bisa mencintai pria seperti ini!

***

Andrian tidak tega mengecam Teresa dengan sengit, bagi dia, hati Teresa mungkin merasa lebih bersalah dari siapa pun.

Luka Angela sudah membaik banyak, Andrian menggendongnya, sampai dia berjalan agak jauh, Teresa sekejap menoleh, “Nenek, kamu ingat, kamu itu orang luar, sedangkan Andrian adalah suami aku!”

Dengan hak tinggi 7 cm ia pergi dengan badan sengaja digoyang, seperti seseorang yang baru kembali membawa kemenangan!

Akhirnya nenek Lim merasakan bagaimana menderitanya Alicia di keluarga Huo!

Wanita ini, susah sekali dihadapi!

“Berhenti!”

Nenek Lim menghentikannya, bertanya dengan dingin : “Api itu kamu yang nyalain, benar bukan? Alicia tidak mungkin bunuh diri! Kamu yang melakukannya!”

Seketika Teresa membeku.

Dia bisa meramal? Bagaimana dia bisa tahu dia yang menyalakan api itu?

Hari itu hanya ada dia dan Alicia berdua, tidak mungkin ada saksi mata!

“Nenek Lim, aku sudah pernah bilang sama kamu, ngomong tidak boleh sembarangan, hati-hati suatu hari nanti aku potong lidahmu!”

Tentu saja Teresa tidak akan dengan bodohnya mengakui, dia tatap nenek Lim, kalau dipikir-pikir juga pasti nenek Lim cuma menebak saja!

Nenek Lim tidak mengatakan sepatah kata pun, setiap tindakan kecil Teresa dia lihat dengan jelas, muncul sebuah niat pikiran yang menakutkan di kepalanya......

***

Dua orang yang paling Teresa jemu, yaitu Alicia dan nenek Lim, dan sekarang bertambah satu Angela.

Nenek Lim tidak lemah seperti Alicia, dia pandai mencari tahu sesuatu dengan tepat.

Teresa bisa mengelabui mata semua orang dengan bujuk rayu manisnya, tapi justru tak bisa mengelabui nenek Lim.

Anak kecil sialan itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan, asalkan memusnahkan nenek Lim, si dewa pelindungnya itu, maka dia hanya seekor semut kecil yang lemah, bisa dimusnahkan dengan gampang!

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu