Sederhana Cinta - Bab 29 Pria Gila

Bab 29 Pria Gila

Gilang tertawa kecil dengan getir, "Oh, sejak kapan kamu melepaskanku? Aku tidak pernah tidur dengan nyenyak, apa kamu pikir jika aku tidak menyentuh Bambang maka akan dapat dilepaskan olehmu? Aku pikir kamu sudah meninggal, setiap malam aku selalu bermimpi tentangmu, bermimpi kamu kembali, bermimpi kamu pergi, bermimpi kamu menikah dan memiliki anak dengan orang lain dan tidak memikirkan rasa sakitku, bermimpi kamu hidup tapi kemudian tiba-tiba meninggal di pelukanku. Setelah aku bangun aku tidak bisa tidur lagi, kamu bilang tidak akan melepaskanku, baiklah, kamu kembalilah padaku, terserah padamu bagaimana kamu tidak melepaskanku."

"Aku tidak akan kembali padamu, aku sudah tidak mencintaimu lagi."

"Tapi aku... mencintaimu."

"Cinta sepihak, tidak akan bisa berlanjut."

"Aku....tidak peduli apakah kamu mencintaiku atau tidak." Gilang ingat hari itu Anita mengatakan hal yang sama, mengatakan bahwa dia tidak peduli apakah dia mencintainya atau tidak.

Rupanya orang yang memberikan cinta itu, benar-benar sangat bodoh.

"Gilang!"

Gilang menarik nafas panjang, "Anita, kukatakan padamu, Bambang memang benar membeli dana perwalian untuk keluarganya, awalnya dia ingin memberi jaminan rasa aman untuk keluarganya, tapi dia melakukan satu kesalahan, yaitu berebut wanita denganku, tempat di mana dia menggunakan uangnya untuk membeli dana perwalian itu sekarang menjadi praktik pencucian uang, semua jaminan sudah tidak bisa diperhitungkan, kamu pikir, apa yang dia gunakan untuk melindungi keluarganya? Apakah kamu yakin ingin menyakiti dan melibatkan keluarganya demi dirimu."

Anita memejamkan mata, kewarasan yang berusaha dia pertahankan perlahan runtuh, "Lepaskan Bambang dan keluarganya, lepaskan aku, aku tidak berhutang apa pun padamu, aku hanya mencintaimu dengan bodoh, aku telah membayar harga yang pantas, sudah cukup... Gilang, lepaskan."

"Anita, aku tidak bisa melepas tanganku, kecuali aku mati." Gilang mendengar nada sibuk dari ujung telepon, kemudian ikut menutup teleponnya.

Anita menggendong Tara, tidur di tikar busa di kamar anak-anak, Bambang masih belum pulang ke rumah, dia tahu kesulitannya, kecantikan membawa petaka memang benar adanya, dia berhutang telalu banyak pada Bambang, tidak boleh melibatkannya lagi.

Bambang sibuk hingga pulang pada pukul dua pagi dan baru menyadari, jejak Anita dan Tara sudah tidak ada di dalam rumah, dia mencari satu per satu ruang dan tidak menemukannya, setiap keluar dari satu ruangan, hatinya menjadi dingin, sampai dia tiba-tiba terduduk di lantai kamar anak-anak, memegang surat Anita yang diletakkan di ranjang Tara, dibacanya satu per satu kata hingga akhir, hatinya akhirnya membeku menjadi es.

Dia pergi juga akhirnya, dia tahu bahwa dia tidak bisa menangkapnya, dia juga tidak pernah menangkapnya, tetapi dia mencintainya, dari kecil orang lain selalu mengatakan bahwa Anita adalah calon pengantinnya, tetapi calon pengantinnya selalu melihat Gilang dengan pandangan kagum layaknya orang bodoh.

Pada saat itu dia cemburu hingga emosi, tetapi di permukaan dia selalu tertawa, bahkan tidak berani untuk mengatakan bahwa dia menyukainya, masih juga menghiburnya, mengatakan bahwa calon pengantin apanya, itu hanya tradisi lama.

Tapi dia benar-benar ingin kembali ke jaman masyarakat feodal, dengan begitu dia tidak akan kehilangannya.

Hanya berpikir setelah tumbuh dewasa maka akan baik-baik saja, hasilnya setelah dewasa, dia bertambah jauh darinya.

Betapa konyolnya, mereka semua mencintai orang yang tidak bisa didapatkan, masih tidak ingin menyerah walaupun rasanya sangat sakit hingga ke tulang, hanya akan sadar jika dihancurkan hingga benar-benar hancur.

Anita tidak berani meninggalkan Jogja, dia pergi ke stasiun bus, berpikir ingin pergi ke kota kedua yang tidak jauh dari Jogja, jika terlalu jauh dari Jogja, dia takut alergi Tara akan kambuh.

Baru saja dia menggendong anak itu untuk naik ke taxi, langsung dikelilingi oleh beberapa pria besar berbaju hitam.

Saputra memandang Anita, tidak berani percaya wanita yang dilihat dengan matanya, tapi dia masih berpura-pura tenang, mulutnya mulai tersenyum, "Anita, sebaiknya kamu ikut dengan kami, anakmu masih kecil, takut dia akan terkejut, sekarang Gilang sudah seperti orang gila, aku tidak takut pada hal lain, aku hanya khawatir anak itu tidak pernah melihat orang yang begitu gilanya, dan dia akan terkejut."

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu