Sederhana Cinta - Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
"Aku ingin Anita mati!"Anggun tidak pernah membayangkan bahwa Anita tidak mati, waktu itu dia merasa Anita sudah mati, jadi dia tidak peduli jika menjadi penggantinya, tapi Anita tidak mati, dia tampak seperti belum menyelesaikan pekerjaannya yang paling penting dalam kehidupan ini, merasa ada kekurangan yang sangat besar!
Tara memandang Gilang, mengulurkan kedua tangannya ke arahnya, mulut kecilnya mengerut, tidak berani menangis dengan keras, "Ayah, peluk Tara, Tara... sakit, Tara lapar ..."
Sakit yang telah ditahan oleh Gilang sudah tidak bisa lagi ditahan, dalam sekejap matanya memerah, anak itu menganggapnya sebagai satu-satunya orang yang bisa diharapkan, sudah sekian lamanya dia memanggilnya Ayah, tetapi saat keadaan di mana anaknya sangat membutuhkannya dia tidak datang tepat pada waktunya.
"Tara, anak baik, jangan bergerak, Ayah akan membawamu untuk pergi makan segera."
Walaupun Tara tidak rela, tapi dia meletakkan tangannya, dia memeluk kedua lengannya dan mengusap dengan keras, dengan tersiksa mengerutkan mulut kecilnya, "Ya, Ya" dia mengangguk, "Tara tidak bergerak, Tara akan menjadi anak baik menunggu Ayah."
Anggun membenci interaksi antara Gilang dengan Tara, dengan tangannya yang memegang pisau dia dengan kejam mencubit lengan Tara, pisau itu tidak sengaja menggores lengan halus milik Tara, darah tiba-tiba mengalir keluar, suara tangisan Tara bergema di seluruh gudang!
Kulit kepala Gilang kebas! Seluruh tubuhnya mengeluarkan aura membunuh, uratnya menonjol keluar, tapi terhalang oleh sebuah pisau yang ada di depan Tara, teriakannya penuh dengan kebencian! "Anggun! Jika kamu berani melukainya lagi aku akan membuatmu mati dengan tubuh tidak lengkap!"
Anggun marah, "Anak yang dilahirkan Anita dengan lelaki lain pun dianggapmu sebagai harta! Laki-laki apa kamu ini! Kamu adalah laki-laki pengecut!"
Gilang tahu bahwa yang diinginkan Anggun adalah mengambil semua milik Anita, menghancurkan segalanya milik Anita.
Tapi Tara terlalu kasihan, dia menaruh semua harapannya di pelupuk matanya, dengan sangat yakin menatapnya, bahkan walaupun lengan kecilnya sudah mengeluarkan darah, dia masih menatapnya dengan yakin.
Gilang bernafas dengan berat, "Kamu lepaskan Tara, asalkan kamu melepaskan dia, aku akan memenuhi permintaan apa pun."
"Termasuk membunuh Anita!"
"Baik!"
"Benarkah?"
"Ya!"
"Aku tidak percaya kamu akan membunuh Anita, apakah kamu pikir aku tidak tahu kamu sengaja mengatakan itu?"
"Aku hanya memiliki perasaan bersalah pada Anita, menemukan kembali anaknya, maka bisa dikatakan aku sudah tidak berhutang padanya."
"Benarkah?"
Selama berbicara, Gilang sudah berjalan ke hadapan Anggun, dengan gerakan tangannya yang sangat cepat dia memegang pergelangan tangan Anggun dan dipelintir, terdengar suara jeritan bersamaan dengan suara pisau yang terjatuh!
Gilang mengambil kesempatan untuk memegang tubuh Tara, dan mendaratkan satu tendangan di perut Anggun!
Tara dipeluk dalam dekapannya dengan erat, wajahnya terkubur di bahu anak itu, dia menarik nafas panjang, "Tara, Tara maaf, maaf, Ayah terlambat."
Tara memeluk kepala Gilang, setelah merasakan perasaan aman dia tidak dapat menahannya lagi, dengan sangat sedih menangis, tangisan bercampur dengan suaranya, kata-katanya tersendat, "Ayah ...... Ayah, Ibu memukul ...... Tara ... memukul Ta ... Tara ..."
Gilang dengan matanya yang memerah menggendong Tara keluar dengan buru-buru, sambil berjalan sambil meneriakkan agar pengawalnya memanggil Dokter!
Telapak tangannya lebar dan hangat, mengelus rambut anaknya dengan sangat lembut, tetapi suaranya gemetar. "Itu bukan Ibu, Ibu tidak akan memukul Tara, itu adalah monster yang berubah menjadi mirip Ibu, sengaja menipu Tara, suara Ibu ketika berbicara dengan Tara tidak seperti itu, pandangan mata Ibu kepada Tara juga tidak seperti itu ... Orang yang paling dicintai Ibu di dalam hatinya, adalah Tara."
Gilang memeluk Tara masuk ke kursi belakang mobil, dia sudah bisa merawat Tara seorang diri sejak awal, menyerahkan sebotol susu ke arah mulut Tara, melihat mata anaknya yang membengkak, hatinya sangat sakit.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Charming Wife
Diana AndrikaPerjalanan Selingkuh
LindaBaby, You are so cute
Callie WangCinta Yang Berpaling
NajokurataSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu