Sederhana Cinta - Bab 25 Anak
Bab 25 Anak
Gilang seperti tersambar petir, pria itu tidak salah lagi adalah Bambang!
Anak itu sudah sangat besar!
Dan wanita di sampingnya itu sangat mirip dengan Anita! Hanya saja tidak ada tahi lalat di alisnya.
Dia bernapas dengan kacau, tubuhnya bergetar, dengan cepat Gilang berlari ke arah mereka, dia ingin menangkap mereka!
Dia harus meminta kejelasan!
Dia tidak boleh berteriak, tidak boleh mengejutkan mereka! Mereka pasti akan kabur!
Jelas-jelas dia yang secara pribadi mengangkut tubuh Anita kembali, melakukan kremasi, jelas-jelas demi untuk memastikan identitas Anita, dia secara diam-diam melakukan tes DNA antara Anita dengan Gunawan!
Tidak salah lagi itu adalah Anita!
Apakah Bambang sangat mencintai Anita sampai tidak bisa melepaskan diri, mencari seorang wanita yang mirip dengannya untuk berada di sampingnya?
Tapi bagaimana dengan anak itu?
Setelah kematian Anita, paling besar pun anaknya hanya berumur beberapa bulan, diabaikan perbedaan tinggi dari faktor genetik, anak itu pasti berumur dalam kisaran satu setengah hingga tiga tahun.
Pikiran Gilang sangat kacau, dengan cepat berlari ke arah sana.
Tapi perkiraannya salah, keluarga itu melihatnya, tetapi mereka tidak kabur, pria itu acuh tak acuh, wanita itu terkejut, anak itu memandangnya dengan senyum.
"Bambang!" Gilang berhenti di hadapan ketiganya, memanggil nama Bambang terlebih dulu, menyembunyikan kepanikannya.
Bambang tidak menyangkal, "Ya. Ini aku, tapi dia bukan orang yang kamu cari, kamu seorang direktur yang terhormat tidak mungkin akan membawa pergi semua orang yang mirip, memisahkan istri dan anak orang lain?"
Bambang sangat tenang, mengeluarkan rasa percaya diri seakan tidak peduli jika dia memeriksanya, kata-katanya menghalangi arogansi dan irasionalitas milik Gilang.
Gilang juga merasa bahwa itu tidak mungkin, jika benar orang ini adalah Anita, bagaimana penjelasan mengenai hasil tes DNA itu? Jika itu adalah Anita, Bambang akan menyembunyikannya jauh-jauh, tidak akan membiarkan dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya.
Lagi pula, ini di negara sendiri!
Melihat kepergian keluarga itu, hati Gilang hancur, jantungnya sudah lama tidak berdetak dengan begitu cepatnya, bahkan jika dia melihat Anggun setiap hari, jantungnya seakan mati.
Hanya saja tadi, wanita yang terasa sangat berbeda itu, saat dia menerjang ke sana dia justru merasa seakan jantungnya kembali hidup.
Dari awal sampai akhir, dia tidak mendengar wanita itu mengucapkan sepatah kata pun.
Apakah dia takut jika dia mendengarkan suaranya?
Pada titik ini, Gilang menerjang kembali, pengawal serta sekretaris di belakangnya juga mengikuti Direkturnya selama berada di tempat-tempat wisata di Jogja.
Bambang menggenggam bahu wanita itu dengan erat, berpura-pura dengan tenang berjalan perlahan, tetapi saat Gilang datang, dia langsung merebut anak itu dari pelukan wanita itu!
Wanita itu terkejut dan menjerit karena serangan mendadak itu! "Ah! Kembalikan anakku!"
Gilang berdiri di tempat yang sama, lupa bahwa anak gadis dalam pelukannya sudah ketakutan dan menangis, dia lupa bahwa dia berdiri di jalan di mana kerumunan orang berkumpul dan dia melakukan aksi seperti preman, saat dia mendengar teriakan wanita itu, air mata memenuhi wajahnya.
"Anita ..." Dengan gemetar dia bersuara, dia tidak mendengar anak itu menangis, Bambang tiba-tiba memukul dan dia tidak merasa kesakitan.
Tapi teriakan wanita itu seperti penusuk besi yang tajam, dalam sekejap menusuk hatinya, dengan kejam dipukul, sakit bahkan seperti tidak bisa bernafas.
Tidak peduli bagaimana dia melatih Anggun, suara Anggun selamanya berbeda dengan Anita, dia belum menemukan suara yang sama, tetapi pada saat itu, dia menemukannya.
Dengan cepat, pengawal yang mengikuti Bambang dari jauh juga datang.
Anak di tangan Gilang direbut kembali, dia melihat Anita yang menggendong anak itu melarikan diri dengan Bambang, dia seperti orang gila ingin mengejar, tapi di Jogja, dia tidak membawa banyak pengawal.
Malam mulai tenang, Gilang melihat tumpukan tebal informasi di tangannya, gadis itu berusia satu setengah tahun, sudah hampir tiga tahun sejak kepergian Anita dari Semarang, anak itu pasti adalah milik Bambang.
Tapi dia sudah tidak peduli, dia hanya menginginkan Anita.
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeVillain's Giving Up
Axe AshciellyHis Second Chance
Derick HoMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiBeautiful Lady
ElsaMy Goddes
Riski saputroMy Only One
Alice SongCutie Mom
AlexiaSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu