Sederhana Cinta - Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
Matahari siang hari tertutup oleh tirai, Anita terbaring di ranjang tidak bisa tidur, membalikkan tubuhnya.
Pintu bangsal dibuka, dia duduk dan melihat Anggun berjalan masuk ke dalam.
Anggun telah keluar dari rumah sakit, mengenakan rok dan sepatu hak tinggi, memeluk kedua lengannya dengan agresif, mendelik kepada Anita yang terbaring di ranjang, dengan senyum berkata, “Bagaimana perasaanmu setelah keguguran?”
Anita mengingat kata-kata Bambang, dia tidak boleh emosi, sehingga dia memilih untuk tidak menanggapi Anggun.
Anggun memegang botol kaca kecil di tangannya, yang berisi cairan transparan yang tidak diketahui apa itu, di dalam cairan itu terdapat sebuah benda seperti bola kecil berwarna kulit, dia mengayun-ayunkan botol kaca di tangannya, “Kamu tahu ini apa?”
Anita mengerutkan keningnya, “Apa itu?”
“Oh, ini adalah anak yang gugur dari rahimmu.”
Wajah Anita perlahan-lahan memucat, emosinya perlahan-lahan mulai sedikit tidak stabil. “Kamu! Apa yang kamu katakan!”
“Apakah kamu ingin mengetahui bagaimana aku mendapatkannya?”Anggun terus menerus mengayunkan botol kecil tersebut, “Haha, jika memiliki uang maka bisa menyuruh siapa pun untuk melakukan apapun, oleh karena itu ini bisa kudapatkan, lagi pula tidak pernah ada orang yang menginginkan embrio yang telah digugurkan, kupikir jika menggunakannya untuk memelihara setan di Thailand, pasti sangat menyenangkan, siapa tahu benda ini memiliki rasa kebencian yang sangat besar.”
Kulit kepala Anita kebas, bahkan walaupun dia tidak percaya pada hantu dan dewa, menyembahyangi ibunya juga hanya dikarenakan untuk mengekspresikan rasa dukanya, tetapi dia hampir gila mendengar Anggun berkata seperti itu! Yang berada di dalam botol itu merupakan anaknya!
“Kembalikan padaku!” Suara Anita bergetar, jantungnya juga ikut bergetar, dia berusaha memperingatkan dirinya sendiri, harus mendengarkan kata-kata Bambang, harus tenang, harus makan, dikarenakan sekarang dia tidak sendirian!
Tapi ketika dia melihat botol kecil di tangan Anggun, air matanya tidak bisa berhenti mengalir, jantungnya hancur, sangat sakit.
“Mengembalikan padamu? Bahkan kamu masih menginginkan embrio yang sudah mati ini? Ini hanyalah benda yang sudah mati.”Anggun tersenyum dengan gilanya, dengan keras mengguncang botol, “Kudengar anak di perut direndam dalam cairan ketuban, maka aku menggunakan formalin untuk merendamnya, bukankan aku sebagai tantenya berlaku sangat baik padanya?”
Anita sangat membencinya, dia memegang dada kirinya, ingin turun dari ranjang dan merebutnya, tapi dia telah berjanji pada Bambang, harus beristirahat di tempat tidur, tidak boleh marah, tidak boleh mempengaruhi emosinya, dia menggertakkan giginya, “Kau berbohong padaku!”
“Haha! Aku tahu kamu akan mengatakan itu, jadi aku secara khusus membuat tes DNA untuk benda kecil ini, dan ini memang merupakan anak yang dikandung olehmu setelah kamu merebut lelakiku.”
Anggun melempar hasil tes DNA ke arah Anita,“Lihatlah sendiri.”
Anita mengambil hasil tes itu, melihat baris demi baris informasi tersebut, tangannya bergetar, dia merasa nafasnya sesak, “Anggun! Kembalikan padaku! Kembalikan padaku!”
“Haha, melihatmu seperti ini, aku benar-benar sangat bahagia, pihak ketiga sepertimu, sudah selayaknya keguguran, dokter mengatakan bahwa kamu tidak akan dapat memiliki keturunan lagi, apakah kamu tahu? Hei, dikarenakan kamu menjadi pihak ketiga, maka anak di perutmu itu yang menggantikanmu untuk masuk ke neraka!"
Air mata Anita tidak berhenti mengalir menatap botol kecil yang berada di tangan Anggun, setelah Anggun melihat hal tersebut, dia dengan lebih ganas lagi menggoyangkan botol tersebut, "Tante ingin bermain dengan baby kecil tentang apa yang disebut dengan ketidakdamaian! Jika kamu merasa tidak nyaman, maka hanya bisa menyalahkan Ibunya mengapa tidak bisa melindunginya sebelum kematiannya, dan setelah mati pun tidak bisa membuatnya merasa nyaman juga!"
Anita akhirnya benar-benar terpuruk! Dia membuka selimut dan melompat turun dari ranjang, menerjang Anggun! "Kembalikan padaku!"
"Anita! Apa yang kamu lakukan!" Bambang mendorong pintu dan menerjang memeluk Anita! "Apa yang kamu lakukan! Mengapa kamu tidak mendengarkan kata-kataku!"
Anita memegang jubah Bambang, menatapnya, menangis dengan sangat menyedihkan, "Bambang! Aku sudah mencoba menahannya! Tapi dia tidak melepaskanku! Aku mohon, rebut botol kaca kecil yang ada di tangannya untukku! Aku mohon padamu!"
Bambang menoleh melihat Anggun, Anita berteriak dengan memilukan, "Yang berada di dalam botol itu adalah anakku!!"
Anggun melihat mata Bambang yang berkabut, dia ketakutan, memegang botol itu hendak pergi, namun dia terlempar ke lantai oleh Bambang!
Tidak mengucapkan sepatah kata apapun, dia merebut botol kecil dari tangan Anggun, meletakkannya di tangan Anita, mengucapkan satu kata pada Anggun, "Pergi!"
Anggun tidak terima dan kemudian berdiri, "Aku akan mengajukan tuntutan pada rumah sakit!"
Bambang berkata dengan meremehkan, "Rumah sakit ini adalah milik keluargaku! Tuntutlah jika kamu memiliki kemampuan untuk menuntut!"
Setelah Anggun pergi, Anita memegang botol kecil itu, matanya tidak bersemangat, dia depresi hingga tidak dapat melepaskan dirinya...
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaMy Goddes
Riski saputroMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMore Than Words
HannyPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Sederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu