Sederhana Cinta - Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
"Aku tidak ingin kamu menjadi budak, aku hanya ingin kamu ada di sampingku, kita harus hidup dengan baik bersama-sama, Anita, kamu janji padaku, akan memberiku kesempatan. Aku tidak bisa hidup tanpamu, aku akan gila, aku akan menunggumu, menunggumu hingga kamu bisa menerimaku, aku telah mengatakan sebelumnya, aku hanya ingin menikah denganmu."
"Ya..." Setelah Anita selesai berjanji, suaranya tercekik, hubungan yang paling membuatnya bersalah, adalah dengan Bambang.
Keesokan harinya matahari sangat cerah, Anita menemani Tara merangkak di tanah, pertumbuhan anaknya lambat memang sudah bawaan, meskipun perkembangan bahasanya cukup normal, tapi dia masih tidak bisa berjalan, berdiripun bahkan kurang stabil, Anita hanya bisa menemani anaknya untuk berlatih merangkak.
Tara tidak mengerti perbedaan antara dirinya dengan anak yang berusia sepantaran dengannya, selagi merangkak, dia tersenyum dengan ceria.
Saat ini, ponsel Anita berdering, nomor telepon privat, langsung diangkat, dia bertanya dengan hangat, "Bambang, kamu sudah akan pulang? Aku akan menyuruh bibi untuk memasak."
Tara merangkak ke arah ibunya, berteriak kegirangan, "Ayah! Ayah!"
Gilang mendengarkan suara tersebut, dia memegang keningnya, tenggorokannya menderita seakan seperti menelan kaca, sebuah keluarga yang bahagia, lebih mencerminkan kesepian dan kesedihannya.
"Ini aku." Suara Gilang, sedikit dingin, dia mempunyai banyak pidato pembuka, tapi kali ini dia dengan sulit hanya bisa mengucapkan dua kata itu.
Wanita di ujung telepon tiba-tiba tidak bersuara, Gilang segera berkata, "Mari kita bicara mengenai Taman Bunga."
Gilang tahu bahwa dirinya sangat licik, tetapi dia bisa melakukan apa terhadap dirinya, tahu bahwa dia akan terpuruk, dia tidak berani lagi menggunakan anak itu untuk membujuknya, tapi Taman Bunga, dia masih peduli bukan?
"Taman Bunga? Apakah ingin kamu jual, atau ingin kamu bongkar?"
Suara Anita lebih dingin dari Gilang, Gilang berpikir bahwa dia salah dengar, tapi logat seperti itu, frekuensi itu, nada itu, selain Anita tidak mungkin orang lain.
Dia balik bertanya seperti ini, dia tidak dapat menjawabnya. "Bukankah kamu selalu ingin mempertahankannya?"
"Ya, aku ingin mempertahankannya, tapi sekarang kamu menelepon, apakah kamu ingin membongkarnya, atau ingin menjualnya? Jika aku mengatakan terserah padamu, apakah kamu senang?"
Gilang memegang telepon, duduk tegak di sofa, rasa sakit dan kesedihan muncul di matanya, membuatnya panik, "Anita... aku tidak berpikir..."
"Aku tidak akan kembali lagi ke kota itu, jika rumah ibuku ingin kamu bongkar, ingin kamu jual, dengan begitu bisa memutuskan keterikatanku." Anita menutup telepon, air matanya dalam sekejap mengalir keluar, dia berusaha untuk tenang, berusaha untuk tidak peduli, menghalangi semua jalan keluarnya, itu juga sangat menyakiti dirinya sendiri, rumah ibunya, bagaimana mungkin dia bisa merelakannya?
Gilang tidak pernah merasa begitu terpuruk sebelumnya, ketika menghadapi keputusan Anita itu, dia telah dikalahkan, dia tidak bisa menahan diri, dan juga dia tidak berani menjual atau menghancurkan Taman Bunga seperti yang dia katakan.
Karena dia tahu, itu akan memotong semua jalannya.
Jika demikian, dia akan benar-benar bermusuhan dengannya.
Setengah jam kemudian, dia kembali menelepon Anita, kali ini, dia lebih tenang dari sebelumnya, sangat sadar, setiap kata berasal dari lubuk hatinya, "Kamu mungkin tidak peduli mengenai benda mati itu, Taman Bunga adalah aset ibu mertua, aku tidak akan menyentuhnya, tapi Bambang, aku takut aku tidak sabar untuk membunuhnya."
Ketika Gilang mengatakannya, dia mendengar respon kasar dari Anita, "Gilang! Kamu tidak boleh menyentuh Bambang! Jika tidak, aku tidak akan melepaskanmu!"
Hati Gilang sangat sakit, bagaimana mungkin dia tidak sedih? Wanita yang dipikirkannya sekian lama, demi dirinya dia menjadi gila.
Tapi dia tidak melawan dirinya demi ibunya, dia melawan demi pria lain!
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThe Gravity between Us
Vella PinkyHis Soft Side
RiseThe Richest man
AfradenCinta Tak Biasa
SusantiAnak Sultan Super
Tristan XuEverything i know about love
Shinta CharitySederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu