Sederhana Cinta - Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
Villa di Jogja.
Anak itu sudah tertidur di kamar anak-anak, di dalam kamar Anita, Bambang memeluknya, telapak tangannya menekan punggungnya, menenangkannya, "Anita, aku di sini, aku di sini! Tara juga ada!"
Punggungnya menempel ke dinding, membuat kepala keras wanita itu dengan keras menabrak tubuhnya, menahan rasa sakit yang dia berikan.
Dua tahun yang lalu Anita hamil dengan bayi kembar, keguguran kali itu, salah satunya meninggal, jelas-jelas yang satunya lagi juga perlu diaborsi, tetapi Anita dengan memelas memintanya, "Kak Bambang, setelah menikah aku memeriksa, aku memiliki masalah dengan kromosomku, Dokter mengatakan bahwa aku sulit untuk hamil, tolong bantu aku untuk mempertahankan anak itu!"
Tentu saja dia tidak ingin membiarkannya mengambil risiko, "Sudah kehilangan satu, jika terus mempertahankannya, itu akan membunuhmu."
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa, teknologi medis begitu maju, kamu pasti memiliki cara untuk membantuku, aku, aku masih memiliki rumah, meskipun itu milik ibu dan aku enggan untuk menjualnya, tetapi jika aku bisa melahirkan cucu untuknya, dia tidak akan menyalahkanku, aku akan memberikan rumah itu untukmu, untuk bayaranmu, Kak Bambang, tolong bantu aku!"
Bambang memang adalah seorang dokter, di lingkungan ini dia memiliki jaringan yang luas, dia segera menghubungi dokter top dunia agar dapat mempertahankan anak yang sebenarnya perlu diaborsi itu demi Anita.
Di mata orang luar operasi aborsi dilakukan selama dua hari satu malam, tetapi itu sebenarnya adalah operasi yang dilakukan Anita dengan mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan janin itu.
Segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik, tetapi Anggun dengan sengaja membuat Anita depresi, Anita merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri, kebencian dan putus asa secara terus-menerus datang, tidak kondusif untuk mempertahankan janin.
Hal ini, ketika Anita sadar dia sangat mengerti.
Jadi dia meminta tolong padanya, untuk membawanya pergi dari Semarang.
Sepanjang proses kehamilan tidak mudah, saat dia sadar, dia sangat hangat pada anak di kandungannya seperti mataharipada bulan Maret dan April, hangat tapi tidak panas. Tapi ketika dia tidak sadar, dia bertingkah seperti orang gila, berlutut di tanah dan menjedotkan kepalanya, terus menerus berkata bayi maafkan ibu, ibu adalah pendosa, ibu telah menyakitimu.
Bambang menghabiskan seluruh usaha untuk memperbaiki trauma yang dialami oleh Anita, tidak berani untuk meninggalkannya setengah langkahpun, setiap kali dia melukai dirinya sendiri, dia akan memeluknya, menggunakan dirinya sendiri sebagai objek Anitas melampiaskan emosinya, jika dirasa tidak mungkin, maka dia akan menggunakan obat penenang.
Bahkan para alumni yang bekerja di rumah sakit di Selandia Baru membujuknya, harus mengirim Anita ke rumah sakit jiwa, tetapi dia tidak rela, di dalam sana bagaimana mungkin bisa merawat seorang wanita hamil?
Dalam beberapa bulan itu, Bambang menjadi kurus bagai tengkorak, nyaris semalaman tidak berani untuk tidur.
Akhirnya, anak itu lahir, ketika tangisan pertama anak itu, Bambang tahu, Anita sudah sembuh, meskipun dia menangis, tapi pandangan matanya sangat lembut, cahaya hangat matahari pada bulan Maret dan April ada di matanya, dia melihat anak itu setiap hari, menunggu anak itu membuka mata, semua energinya ada pada anak itu.
Seorang anak, telah menyembuhkan semua penyakitnya ...
Itu adalah malaikat yang dikirimkan untuknya.
Namun setelah melihat Gilang hari ini, saat Gilang merebut Tara, sekali lagi membuatnya menjadi gila.
Bambang memeluk Anitas dengan erat, "Anita, jangan membuat masalah, Tara sedang tidur, dia bisa terbangun, kamu dengar, dengarkan napasnya!"
Anita perlahan diam, mendengarkan suara napas, tapi dia tidak mendengar apapun, Bambang dengan cepat memegangnya dan membantunya berdiri, "Aku akan membawamu melihat Tara, kamu pergi lihat dia, kurasa dia juga merindukan ibunya, bermimpi juga akan memimpikanmu!"
Anita digandeng Bambang pergi ke kamar anak-anak, dia memegang ranjang merah muda, mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut hitam Tara, bulu matanya sangat panjang dan lentik, mulut kecil itu tertutup, berwarna merah muda, seperti yang dilihatnya setiap hari, "Tara masih ada, tidak direbut oleh orang jahat, masih ada masih ada..."
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongThis Isn't Love
YuyuIstri ke-7
Sweety GirlSomeday Unexpected Love
AlexanderTen Years
VivianLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Tapi Diam-Diam
RossieSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu