Sederhana Cinta - Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
Anggun ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa tertawa, dengan malu-malu dan takut menaikkan senyumnya, "Halo, Saputra."
"Brak!" Gilang membanting sumpit di tangannya dengan keras di atas meja, sangat emosi, jika saja dia rela menyentuh wajah ini, pasti dia dengan kejam akan menamparnya! "Tidak berguna! Anita tidak pernah menyapa orang dengan cara seperti itu, tidak bisakah dengan ceria? Apakah Saputra berhutang padamu?"
Anggun mengerutkan bahunya, tidak berani menangis, mendengar Gilang berteriak "Pergi!" Dia segera berlari ke atas!
Saputra tiba-tiba tersadar! Dia berpikir sekian lama, kemudian dia melihat Gilang, "Gilang, ayo kita jalan-jalan keluar, kamu jangan berdiam diri saja di Semarang. Bukankah kamu ingin membawa Anita pergi dan melihat dunia?"
Sebenarnya, Saputra merasa bahwa Gilang sakit, tapi sebagai seorang teman, dia tidak bisa mengatakannya secara langsung, dia hanya dapat mencari cara lain untuk mengalihkan perhatiannya.
Gilang mundur dan bersandar, mengurut dahinya, "Kupikir aku bisa mendapatkan Anita kembali."
Saputra menarik kursi di meja dan duduk, "Gilang! Anggun adalah Anggun, walaupun mereka bersaudara, walaupun karakter mereka mirip, tapi faktanya karakter mereka benar-benar berbeda, bagaimana mungkin kamu mengubah Anggun menjadi Anita?"
Pandangan Gilang tegas, "Aku bisa! Aku telah mengembangkan banyak pelatihan dan pelajaran untuk Anggun, dia harus bisa! Jika dia bersungguh-sungguh, maka dia akan berubah menjadi Anita."
Kulit kepala Saputra kebas, Gilang yang seperti ini terlalu mengerikan, dia khawatir dia akan menjadi gila, "Gilang! Kamu harus menemui psikiater!"
"Aku tidak sakit, aku hanya...hanya merindukannya."
Hanya merindukannya, ketika dia mengatakan itu suaranya sangat kecil, sangat kecil sampai hampir tidak terdengar, jika suara itu diperbesar, pasti bergetar.
Setelah Saputra mendengar beberapa kata tanpa tenaga yang dikeluarkan oleh Gilang, dia berbalik dan berhenti menatapnya, jenis sakit hati itu bahkan bernafas saja bisa dirasakan, "Gilang, belajarlah untuk melepaskan."
Gilang menggelengkan kepala, "Aku berhutang padanya, tidak bisa melepaskannya."
Saputra benar-benar ingin memukul Gilang, ingin menyadarkannya! "Lalu bagaimana kamu bisa membayarnya? Apakah kamu ingin terus menerus menyiksa dirimu sampai mati? Gilang, mana Gilang orang yang dulu pernah Anita cintai? Apa dia akan puas melihat dirimu seperti ini?"
Gilang duduk diam setelah mendengarkan Saputra selesai berbicara, seluruhnya tersapu bersih, dia kembali mengambil sendok garpu, mengembalikan raut wajahnya yang tampan, "Tidak! Aku masih pria yang dicintai oleh Anita, aku masih pria yang membuatnya merasa bangga."
"Aku tidak berhutang banyak padanya, aku akan mencintainya mulai saat ini sampai 11 tahun ke depan, seperti dia yang dulunya mencintaiku, diriku dulu di matanya, merupakan yang terbaik, walaupun membuat kesalahan, itu juga menjadi kesalahan orang lain, aku selalu bersinar di matanya, tidak ada yang bisa mengalahkan. Tidak banyak, aku akan mencintainya selama 11 tahun seperti ini... Pada saatnya, aku akan memulai kembali hidupku..."
Saputra tidak pernah merasa bahwa Gilang mencintai Anita, sampai Anita pergi, dia dengan jelas merasakan perubahan pada Gilang.
Dia pikir jika tidak ada perasaan menggebu maka itu bukan cinta, tetapi perasaan yang tenang tapi meresap ke dalam tulang dan darah, tiba-tiba dilepas, membuat orang merasa sakit hingga tidak ingin hidup.
Saputra masih berharap untuk menarik Gilang dari kesedihan, dia telah menyusun rencana perjalanan, membiarkan Gilang membawa abu Anita untuk melakukan perjalanan keliling dunia, itu lebih baik dibandingkan berada di Semarang dan berniat untuk mengubah Anggun menjadi Anita.
Namun tidak ada gunanya, Gilang bersikeras untuk mengubah Anggun menjadi Anita bagaikan seorang psikopat, tidak ada yang bisa membujuknya, dia bahkan tidak mengizinkan Anggun pergi keluar, setiap hari di rumah untuk berlatih bagaimana nada suara dan sikap Anita.
Jika ada gerakan Anggun yang tidak sesuai seperti Anita, akan membuat Gilang jengkel dan marah, Anggun sangat takut sampai sulit untuk makan dan tidur.
Bulan November di Semarang sudah dingin, kedinginan itu membekukan hati Gilang, mati rasa hingga tidak mampu untuk berdetak...
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Enchanting Guy
Bryan WuCEO Daddy
TantoBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu