Sederhana Cinta - Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi

Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi

Tara berbalik badan ingin melarikan diri, tetapi kakinya diseret oleh Anggun, anak yang tidak bisa berjalan berjuang di lantai beton ingin merangkak kabur, kepala dan rambutnya berkeringat ketika berontak dan menangis, dalam keadaan ingin melarikan diri membuat telapak tangan kecilnya menggesek tanah, membuatnya luka dan berdarah tetapi dia masih berusaha untuk berontak.

"Ingin melarikan diri? Ibumu yang licik itu juga suka melarikan diri, melarikan diri ke seluruh dunia, tidak disangka kamu juga mewarisi gennya yang licik itu." Anggun melempar pisau yang ada di tangannya, menggertakkan giginya, dengan keras memberikan tamparan demi tamparan di pantat Tara, anak itu selain berteriak memanggil Ibu, selain menangis, tidak bisa lepas dari nasib untuk dipukuli.

Tubuh Tara memar-memar dikarenakan Anggun mencubitnya, wajahnya penuh dengan debu, air matanya kering lalu mengalir kembali, mengalir lalu kering, wajahnya penuh dengan bekas air mata, wajahnya juga sangat kotor.

Dia sudah tidak bisa menangis, suara dari tenggorokannya serak dan sakit, dia hanya bisa duduk di tanah, menatap ke arah jendela, mulutnya membuka dan berteriak, "Ayah." Dia tidak berani memanjat ke mana pun lagi, dia sudah tahu, bahwa dia akan dipukuli jika dia merangkak.

Tara lapar dan menangis, melihat Anggun dengan tatapan memelas. "Tara... Tara lapar..."

Ketika dia berbicara, suaranya serak, bahunya bergetar.

Anggun tersenyum dingin, "Aku memang ingin membuatmu mati kelaparan. Haha! Jika saat itu aku bisa menyiksa ibumu hingga mati, betapa bagusnya itu, tapi sayangnya, aku hanya bisa menyiksa nenekmu hingga mati..."

Tara tidak mengerti kebencian orang dewasa, dia hanya bisa menangis ketika dia lapar, dia hanya bisa tertidur di tanah ketika dia menangis hingga kecapaian, di tanah yang dingin, Tara gemetar dalam tidurnya.

Gilang memeriksa seluruh CCTV di Jogja, pemerintah kota menggerahkan semua polisi untuk membantu pembayar pajak tertinggi Jogja untuk menemukan seorang anak.

Anggun menggendong anak itu di persimpangan Jalan Ann, menaiki taksi, sistem segera melacak dan menemukan informasi kontak pengemudi taksi tersebut, kemudian menemukan tempat di mana dia turun dari taksi.

CCTV kemudian menayangkan posisi di mana Anggun turun.

Menyelediki selangkah demi selangkah, tujuan akhirnya ternyata adalah area pabrik lama yang belum dibangun kembali, pasukan polisi Jogja dan orang-orang Gilang melakukan pencarian di gedung pabrik tersebut.

Ketika bekas gudang pabrik garmen dibuka, jari-jari di sisi tubuh Gilang dikepalkan dengan kencang, sangat kencang hingga sendinya memutih.

Dia tampaknya sangat tenang dengan cepat berjalan kearah Tara, Tara melihat Gilang, air mata yang sudah kering kembali mengalir, menangis dan berteriak, "Ayah!"

Suara anak itu serak, wajahnya kotor, dan juga ada bekas memar, sekujur tubuhnya memar keunguan tidak ada sepotong pun bagian tubuh yang putih.

Gilang melihat pandangan penuh semangat anak itu ketika menemukannya, melihat anak itu memandang dengan penuh air mata dan berteriak "Ayah" padanya, jantungnya pada saat itu, sangat sakit.

Setelah Tara berteriak, Anggun yang tertidur di belakang Tara langsung duduk, dia segera bangkit dan menggendong Tara, mengayunkan pisau di depan wajah Tara, kemudian dia mengayunkan pisau menunjuk Gilang dan pengawal polisi di belakangnya, "Jangan mendekat! Jika tidak, aku akan membunuh bajingan kecil ini!"

Gilang menutup matanya, dia berkata pada dirinya sendiri untuk tenang! Tara tidak boleh terluka lagi!

Dia menghembuskan nafas dengan berat, berdiri di tempat yang sama, "Anggun! Lepaskan Tara."

Anggun menahan lehernya, dia merasa takut ketika dia melihat Gilang, tapi dia sudah tidak bisa memikirkan sebanyak itu, dia ingin Anita mati, jika Anita mati, maka tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa merebut Gilang!

"Aku tidak akan melepaskan! Kamu bunuh Anita, maka aku akan melepaskan bajingan kecil yang dilahirkan oleh Anita!"

Kata-kata Anggun"bajingan kecil", sudah membuat Gilang marah dari tadi, tetapi melihat pisau yang diayunkan oleh Anggun, dia hanya bisa bersabar dan bersabar, "Syarat yang kamu ajukan, semua akan aku penuhi!"

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu