Sederhana Cinta - Bab 42 Senyuman Yang Kejam

Bab 42 Senyuman Yang Kejam

"Tara minum sedikit susu, Ayah akan membawamu pergi makan enak, oke?"

Tara masih terisak, dia memegang botol susunya sendiri, dot dimasukkan ke mulutnya, setelah meminum dua teguk kemudian ditarik keluar, di sekitar mulutnya terdapat bekas susu, dengan memelas memandang Gilang, bahu kecilnya masih gemetar, dengan terbata-bata melanjutkan berbicara, "Ayah...Ayah, Tara ditangkap...ditangkap pergi oleh monster, ingin Ayah, ingin Ayah...berubah menjadi Superman untuk menyelamatkan Tara..."

Mata Gilang sudah memerah sejak awal dan sudah tidak bisa menahannya, "Tara, nantinya Ayah akan terus melindungi Tara, tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti Tara, Ayah akan membereskan mereka semua."

Ketika Dokter tiba, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meneteskan air mata ketika melihat tubuh anak itu penuh dengan luka, "Penjahat yang kejam! Bagaimana bisa dia melakukan hal sekejam ini pada anak kecil!"

Gilang menggertakkan giginya, air matanya terkumpul di pelupuk matanya, dia benci dan marah, tidak mau berbicara apa-apa, jika berbicara maka akan membuat orang lain mengetahui suara tangisnya.

Lengan Tarayang tidak terkena luka pisau terangkat, menyentuh wajah Gilang, dengan suaranya yang imut, "Ayah, Tara tidak sakit, Ayah tidak usah sedih untuk Tara, Tara tidak sakit sedikitpun, Ayah jangan menangis, jika Ayah menangis, Tara akan sedih..."

Gilang yang dari tadi sudah menahannya, langsung memeluk erat anak itu, jelas-jelas bukan darah dagingnya sendiri, tetapi saat anak itu mengatakan dia sedih untuknya, dia merasakan semacam rasa sakit yang terkait menyebar seperti darah ke seluruh tubuhnya, suaranya serak, "Ayah sangat senang telah menemukan Tara, Ayah tidak sedih, Ayah senang, kamu mengerti kan, Tara?"

Tara tertidur di pelukan Gilang, tangan kecilnya terus menarik-narik bajunya dengan tegas menolak untuk melepaskan, ketika turun dari mobil juga tidak mau melepaskan, sudah pulang ke rumah juga tidak mau melepaskan, gerakan kecil, anak itu langsung gemetar seperti ketakutan dalam mimpinya, dia harus menepuk punggungnya dan berbisik dengan lembut, baru anak itu perlahan-lahan akan menjadi tenang.

Melihat sekujur tubuh anak itu yang kotor, Gilang ingin bangun dan membersihkan tubuhnya, tetapi dia tidak berani bergerak, dia yang masih gemetar dalam tidurnya membuatnya merasa sakit.

Tara tidur sampai pukul 12 siang hari berikutnya, Gilang sudah terbangun tapi tetap mempertahankan postur tubuhnya tidak berani bergerak sedikitpun, melihat Tara membuka matanya, dia tersenyum, "Tara, Ayah akan membawamu pergi mandi, dua hari ini kita jangan pergi dulu ke tempat Ibu, Ibu sedang sakit, jika dia melihat monster sudah melukai Tara seperti ini dia akan sangat sedih, jika kita sudah baikan, baru pergi mencari Ibu, oke?"

Gilang tidak berani membawa Tara yang seperti ini ke hadapan Anita, dia juga tidak ingin anak sekecil ini menanggung begitu banyak hal yang berat.

Tapi harus bagaimana lagi? Kondisi mental Anita sedang tidak baik, kemungkinan bisa kambuh, jika dia melihat Tara yang terluka seperti ini, mungkin akan menjadi gila?

Tara menganggukkan kepalanya, Gilang menggendong anaknya pergi ke kamar mandi, memasukkannya ke dalam bak mandi, dengan perlahan-lahan menyabuni tubuhnya yang tidak memiliki luka, ketika air yang hitam memenuhi bak mandi, dibilas olehnya sampai air itu menjadi jernih, lengan, kaki, perut, punggung, leher Tara, semua dipenuhi dengan bekas luka keunguan, di beberapa tempat juga telah membengkak, wajahnya meskipun chubby tetapi kecil, sekarang pun membengkak menjadi besar karena bekas pukulan di wajahnya, membuatnya sangat sedih!

Anak sekecil ini, mengapa Anggun bisa setega itu!

Dengan pedih dia menutup matanya, berbalik badan, mengepalkan tinjunya, hanya bisa mengambil nafas panjang untuk mengendalikan dirinya agar tidak melempar benda apapun di rumahnya di depan anak itu!

Hukum?

Adakah hukuman berat bagi orang semacam Anggun yang menyakiti anak kecil seperti ini?

Kekerasan?

Tingkat berapa?

Gilang tertawa dengan sedikit kejam, bagaimana bisa dia melepaskan Anggun begitu saja?

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu