Sederhana Cinta - Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
Malam hari.
Tubuh wanita itu dibalik, pria dengan tubuh yang tinggi dan terlatih itu seperti biasa menekannya dari belakang, tangan dengan tulang besar yang membara itu, menjulur masuk ke dalam gaun tidur sutranya!
Anita terbangun dari mimpi, tanpa sadar meraih tangan pria itu, berat dan suhu tubuh yang familiar membuat seluruh tubuhnya sesak.
Lagi-lagi bau alkohol!
Memikirkan kata-kata Anggun hari ini, dia menggerakkan tubuhnya, secara emosional memberontak, dengan tegas tidak akan lagi membiarkan dia memasuki tubuhnya dari belakangnya.
"Gilang!" Dia memutar tubuhnya, menatapnya dengan marah. "Setiap kali menekankan wajahku ke bantal, apakah kamu takut melihat bahwa orang yang tidur denganmu adalah aku, bukan adikku!"
Dada Anita bergerumuh dengan kencang, dia berpikir bahwa tubuh dan tulangnya sudah terlatih menjadi kuat seperti besi, tetapi hari ini setelah mendengar kata-kata dari Anggun menjadikan seluruh perisai besinya hancur, semuanya cair menjadi air besi yang menyakiti dirinya sendiri.
Gilang tidak pernah menginginkannya ketika dia dalam keadaan sadar, selain itu dia selalu saja menginginkannya dari belakang, dan juga tidak pernah melihat wajahnya selama proses itu berlangsung.
Gilang ingin bangun dan pergi, baru bergerak, Anita berdiri dan mengaitkan tangannya ke lehernya, secara paksa menariknya ke dirinya sendiri, "Kamu tidak boleh pergi! Lihat siapa aku! Aku adalah istrimu yang sah!"
"Gilang! Wanita di bawahmu adalah Anita! Kakak dari Anggun! Dua tahun yang lalu, bukan aku yang memaksamu untuk menikahiku, tetapi kakekku yang tidak tahan dengan tekanan dunia luar, memaksamu untuk menikahiku!"
Kejadian dua tahun lalu dibicarakan kembali, kesadaran Gilang kembali sebagian besar! Wajah tampannya sangat dingin, jari-jarinya dengan kuat meremas rahang Anita, menggunakan kekuatan seakan ingin menghancurkannya, "Jika bukan karena kelicikan hatimu, orang yang kunikahi adalah Anggun!"
"Aku tidak melakukan kelicikan apapun! Tidak peduli kamu percaya atau tidak!"
"Kamu tidak melakukan itu?" Gilang tidak marah tetapi hanya tertawa, mengejek dengan dinginnya, "Malam itu kamu yang membuat Anggun mabuk, dan memberiku obat, jika tidak bagaimana bisa aku tidur denganmu? Selain itu juga secara kebetulan para wartawan berada di hotel? Jika bukan karena itu, Kakek tidak akan mengancam dengan nyawanya dikarenakan reputasi keluarga dan memaksaku untuk menikahimu! "
Anita menyukai Gilang 11 tahun, di Semarang siapa yang tidak mengetahui hal itu?
Tetapi Gilang menyukai Anggun, warga Semarang juga mengetahui itu.
Jika mengatakan bahwa Anita menggunakan trik, tidak ada yang tidak percaya.
Hati Anita sangat sakit, wajahnya tersenyum bangga, "Tidak peduli bagaimanapun itu! Pada akhirnya kamu tetap menikahiku!"
"Aku tidak mencintaimu!"
"Aku tidak membutuhkan kamu mencintaiku! Cintaku padamu telah lama hilang tidak berbekas dalam pernikahan yang terpuruk ini!" Anita berteriak dengan histeris, dia takut suara yang terlalu kecil akan mengekspos rasa pengecutnya.
Rasa pengecut hanya akan membuatnya merasa malu dalam pernikahan di mana dia tidak mendapatkan cinta.
Mengatakan tidak membutuhkan dikarenakan tidak mendapatkannya, setidaknya dengan begini dia bisa menyimpan sedikit harga diri yang konyol dan menyedihkan itu.
Gilang tiba-tiba merasakan kemarahan! Dia tidak lagi mabuk, untuk pertama kalinya dalam keadaan sadar dia melepas piyamanya!
"Bukankah kamu ingin aku melihat wajahmu? Selama kamu mampu menahannya!"
Anita tidak bisa menahannya, Gilang tidak pernah seperti ini sebelumnya, dia menganggapnya sebagai musuh, menyerangnya secara kasar di dalam tubuhnya!
"Gilang! Apakah kamu mencoba membunuhku?"
"Ya! Dua tahun lalu, aku hanya ingin membunuhmu!"
Dua tahun lalu, sehari sebelum dia dan Anggun bertunangan, Anita memegang lengannya dan berkata di depan reporter yang berada di depan pintu. "Tidak salah lagi, kami tidur bersama semalam, keperawananku telah kuberikan padanya."
Pada saat itu, dia benar-benar ingin membunuhnya!
Tulang Anita seperti dihancurkan oleh lelaki kasar yang seperti binatang buas itu.
Setelah Gilang mendapatkan kepuasan dari tubuh Anita, seperti biasanya dia bangun dari tempat tidur, dan pergi untuk mandi, lalu pergi ke ruangan lain untuk tidur.
Anita duduk, berpikir mengenai apa yang Anggun katakan, memikirkan tentang pernikahan mereka yang dingin dalam dua tahun terakhir, "Gilang, kita bercerai saja."
Dia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang, menghela nafas, "Semua kesalahan, aku yang akan menanggungnya, bahkan walaupun bukan aku yang menjebakmu, jika kamu ingin berpikir begitu, aku akan mengakuinya, kita bercerai saja."
Anita tidak pernah berani untuk mengatakan kata "cerai", jika dikatakan maka cintanya yang murni seperti bola kristal itu akan hancur, tapi sekarang dia tahu bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan pria ini, dia merupakan sebuah batu, seumur hidupnya dia tidak akan pernah bisa menghangatkannya.
Air mata tidak mengalir keluar dari kelopak matanya, semuanya mengalir ke dalam hati, air mata mengandung kadar garam yang tinggi, dalam sekejap menyengat hati yang penuh luka!
Gilang berbalik dan menatap mata Anita yang penuh senyum, tiba-tiba dia membenci Anita yang tidak peduli seperti ini.
Sudut mulutnya tersenyum dengan dingin, "Bercerai? Atas dasar apa?"
"Aku menyerahkan posisi Nyonya Gilang pada wanita yang kau cintai, bukankah itu bagus?" Dia tersenyum dengan ceria.
"Seperti keinginanmu."
Ketika dia meninggalkan ruangan, dia menutup pintu dengan kencang, tampilan arogan itu merupakan sikap yang harus dimiliki olehnya sebagai pewaris keluarganya.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioPernikahan Kontrak
JennyCinta Yang Berpaling
NajokurataWaiting For Love
SnowMy Charming Lady Boss
AndikaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Seorang CEO Arogan
MedellineSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu