Sederhana Cinta - Bab 31 Membunuh Keluarganya
Bab 31 Membunuh Keluarganya
Anita tidak mengatakan bahwa dia akan meninggalkan Jogja, Gilang juga tidak mengungkitnya, berita yang didapat Bambang adalah bahwa Gilang telah membawa Anita kembali ke Semarang.
Dia tidak bisa menghubungi siapapun, dia seperti lalat tanpa kepala yang terbang kemanapun akan menabrak dinding.
Hari itu, Gilang pergi ke villa untuk mencari Bambang, dia meletakkan berita mengenai penderitaan yang dihadapi keluarga Bambang di depan Bambang, lalu, dia meletakkan lagi laporan keuangan tentang keluarganya yang akan mengakuisisi perusahaan keluarga Bambang di hadapan Bambang.
Semua ini untuk mengingatkan Bambang, bahwa Gilang masih bisa menang melawan keluarga Bambang, selama dia mau.
Bambang melihat benda-benda ini, ketika ingin menjulurkan tangan, tangannya gemetar, dia segera menarik kembali tangannya, untuk menyembunyikan ketakutannya, dia menggertakkan giginya, matanya memerah!
Gilang duduk di hadapan Bambang, tenang dan dingin, "Kamu tahu bahwa bukan aku yang menyuruh untuk mengurus surat cerai, tapi kamu tidak memberitahu Anita, kamu sengaja membuatnya merasa bahwa aku ingin bercerai dikarenakan dia tidak bisa memberikan keturunan, kamu sengaja mengatakan kepadanya bahwa aku tidak pernah mencintainya, sikapku juga tidak baik terhadapnya, membuat dia salah paham bahwa perceraian ini sepenuhnya memang merupakan keinginanku, benar bukan?"
Bambang mendongak, dengan tatapan tajam menatap pada Gilang, "Omong kosong!"
Gilang memainkan pemantik api yang ada di tangannya, dengan ringan tertawa, "Aku tidak berkata omong kosong, kamu mengetahuinya dengan jelas di dalam hatimu, dengan kekuasaanmu sebagai tuan muda, bagaimana surat cerai itu bisa ada, mana mungkin kamu tidak tahu? Jelas-jelas kamu mengetahui bahwa sebelum pergi dinas ke luar negeri aku sudah mengutus orang untuk mengurus Anita, tapi Bibi yang kuutus untuk menjaga Anita tidak pernah mengurusnya sewaktu dia terjaga, dikarenakan kamu berbaik hati mengganti shiftnya, membiarkan Anita tidak pernah tahu apa yang telah aku lakukan untuknya, sewaktu aku pergi ke luar negeri, perceraian itu langsung dilakukan, kamu berani mengatakan bahwa kamu sama sekali tidak terlibat?"
Mata Bambang menghindar, dia tidak berani menatap Gilang dalam jangka waktu yang lama. "Itu dikarenakan keluargamu memandang rendah Anita!"
"Haha!" Gilang tertawa keras, suara "klik" terdengar dari pemantik yang ditutup dengan keras di tangannya, ketika dia menggertakkan giginya urat di dahinya terlihat, "Memandang rendah? Benarkah seperti itu? Tuan muda Bambang, penderitaan Anita selama bertahun-tahun ini, bukankah kamu pelaku utamanya?
Jika bukan karena rencanamu yang mulus, Dekan rumah sakit mana mungkin tidak tahu proses operasi keguguran itu?
Jika kamu tidak menyembunyikan kebenarannya, jika kamu tidak menyetujui, sewaktu anggota keluargaku menerima laporan palsu yang diberikan oleh Anggun, sewaktu memastikan kebenarannya ke rumah sakit, bagaimana mungkin mereka mendapatkan jawaban yang sama dengan Anggun?
Bagaimana mungkin Anggun dengan mudah mendapatkan embrio Anita yang telah digugurkan? Kamu tidak berpura-pura tidak mengetahuinya? Bahkantidak dengan sengaja mengungkapkannya?
Siapa yang membiarkan Anggun mengetahui kabar bahwa Anita sudah sadar, kemudian langsung membawa embrio untuk menyakiti Anita?
Kebetulan sekali, Anita baru saja melompat turun dari ranjang, kamu langsung menerobos masuk, memang benar kamu takut Anggun menyakiti Anita, tapi apakah kamu tidak merasa bersalah? Demi membiarkan Anita jatuh padamu, membiarkannya melihat orang lain memegang embrio anaknya untuk menyakitinya! Kemudian menyesatkannya dengan memberitahu bahwa selama dia meninggalkan Semarang maka akan sembuh, bukankah begitu?"
Kedua kaki Bambang mulai gemetar, dia tidak pernah berani menghadapi masalah ini, dia menyesal, terutama ketika beberapa tahun ini Anita melukai diri sendiri, dia ingin menghipnosis dirinya sendiri bahwa dia tidak pernah melakukan hal-hal ini sebelumnya.
Gilang berdiri, menyalakan rokok, perlahan-lahan menyesapnya, "Wanita yang meninggal di Selandia Baru, sangat mirip dengan Anita, dan juga DNAnya sesuai dengan Gunawan, Bambang, demi membuatku menyerah, agar Anita tetap bersamamu, dengan menggunakan pengetahuan medismu kamu telah membunuh adik kembar Anita, bukankah ini semua fakta?"
Mata Bambang membesar, dia benar-benar terkejut hingga gemetar!
"Kamu! Kamu sembarangan menuduh!"
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuLove In Sunset
ElinaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSederhana Cinta×
- Bab 1 Menginginkannya Dari Belakang
- Bab 2 Merencanakan Perceraian
- Bab 3 Kamu Perlu Diberi Pelajaran
- Bab 4 Hanya Menginginkan Dia Mati
- Bab 5 Masih Membencimu
- Bab 6 Sudah Waktunya Untuk Melepaskan
- Bab 7 Setuju Untuk Bercerai
- Bab 8 Mengalir Banyak Darah
- Bab 9 Tidak Dapat Hamil
- Bab 10 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 11 Depresi Hingga Tidak Bisa Melepaskan Diri
- Bab 12 Menguap Dari Dunia
- Bab 13 Darah Mengalir Di Luka
- Bab 14 Satu Jenazah Dua Nyawa
- Bab 15 Ikut Pulang Bersamaku
- Bab 16 Wanitanya
- Bab 17 Tidak Bisa Dipisahkan
- Bab 18 Dipisahkan Di Dunia Yang Berbeda
- Bab 19 Menginginkan Nyawanya
- Bab 20 Bisa Seberapa Menderita
- Bab 21 Kamu Ingin Membunuhku
- Bab 22 Apa Lagi Kegunaanmu?
- Bab 23 Hanya Mencintainya 11 Tahun
- Bab 24 Membawanya Ke Pelukan
- Bab 25 Anak
- Bab 26 Malaikat Yang Dikirim Untuknya
- Bab 27 Tidak Bisa Membayar Lunas Hutang Padamu
- Bab 28 Setiap Kata Menyakiti Hati
- Bab 29 Pria Gila
- Bab 30 Tidak Lagi Membuatnya Tidak Bahagia
- Bab 31 Membunuh Keluarganya
- Bab 32 Menghancurkan Sampai Akar
- Bab 33 Jangan Melewati Batas
- Bab 34 Apa Kamu Sudah Gila
- Bab 35 Untung Dan Rugi Yang Telah Dipertimbangkan
- Bab 36 Sakit Jika Dipikirkan
- Bab 37 Aku Telah Menyakitinya
- Bab 38 Tamparan Dengan Kencang Mendarat Di Wajah Sendiri
- Bab 39 Sangat Memilukan
- Bab 40 Semua Akan Aku Penuhi
- Bab 41 Aku Menginginkan Dia Mati
- Bab 42 Senyuman Yang Kejam
- Bab 43 Membunuh Ibunya
- Bab 44 Aku Takut, Aku Takut
- Bab 45 Sangat Mencintaimu