Harmless Lie - Bab 22 Membawamu Pergi
Bailey Huang menatapnya dengan penuh rasa takut,"Apa yang kamu katakan? Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Aku tidak takut menyampaikan bahwa aku akan segera meninggal, namun, sebelum aku pergi, aku ingin membawamu pergi bersamaku, sama seperti membawamu pergi dari panti asuhan pada saat itu," Whitney Huang berkata sambil mengulurkan tangannya ke arah Bailey Huang, wajahnya dipenuhi oleh senyuman.
Bailey Huang menggelengkan kepalanya dan mundur beberapa langkah,"Jangan, aku tidak ingin pergi, aku tidak ingin meninggalkan dunia ini, kamu yang seharusnya pergi, bukan aku!"
"Ini semua adalah salahku, apabila aku tidak memohon ayah dan ibu untuk membawamu pulang ke rumah, kamu tidak akan membunuh ayah dan ibu, kakek dan nenek juga tidak akan bersedih hati mengantar mereka pergi, akhirnya aku terlalu kesal untuk melepaskan dunia ini, aku adalah orang yang bersalah di dalam keluarga kita! Biarkan aku menyelesaikannya sendiri!"
Whitney Huang berkata sambil mendekati Bailey Huang, ia tersenyum melihat Bailey Huang yang menatapnya sambil merasa ketakutan.
"Kamu yang mengatakan bahwa kamu yang membunuh ayah dan ibu, maka kamu yang seharusnya membayar segalanya, bukan aku yang membayarnya, aku tidak boleh meninggal, pasti tidak boleh meninggal! Aku akan segera menjadi pasangan Tyson Xu, aku akan segera menggantikan peranmu sebagai istri Tyson Xu, kamu yang seharusnya meninggal! Kamu!"
Bailey Huang terus berkata dengan penuh rasa kesal, kesal sehingga ia terus mengucapkan kalimat yang berkepanjangan.
Ia lebih memilih untuk mengirim Whitney Huang bertemu langsung dengan ayah dan ibunya daripada ia harus terus diancam!
Betul! Lagipula, masa hidupnya juga tidak lama lagi, cepat ataupun lambat, ia akan tetap meninggal!
"Kamu yang seharusnya meninggal, kamu!" Mata Bailey Huang memerah, ia lalu langsung menuju ke arahnya.
Whitney Huang tidak sempat menahannya, ia terdorong hingga terjatuh di atas lantai, Bailey Huang kembali berdiri dan menduduki perutnya, kedua tangannya berusaha mencekik Whitney Huang.
"Kamu adalah orang yang paling pantas untuk pergi, mengapa bukan dirimu yang meninggal saat itu! Mengapa bukan kamu yang meninggal!" Bailey Huang terus berusaha mencekiknya, pandangannya penuh dengan kekejaman.
Whitney Huang merasakan kesulitan bernafas, lehernya tercekik sangat kuat, ia lalu berusaha mengambil benda apapun yang berada dalam jangkauan tangannya dan melemparnya ke kepala Bailey Huang.
"Peng!"
Bailey Huang melepaskan cekikannya, mengalir darah dari kepalanya.
Whitney Huang berusaha keluar dari keadaan itu, ia berusaha keras untuk berdiri dan pergi, siapa yang mengetahui bahwa ia kemudian bertemu dengan seseorang yang membuatnya tercengang pada saat ia melepaskan genggaman itu.
Tyson Xu sedang berdiri di depan pintu, ia tidak menyangka bahwa Whitney Huang adalah orang yang membukakannya pintu, pandangannya dipenuhi dengan rasa ragu, namun akhirnya terlihat bahwa ia berhasil mengerti pandangan kaget tersebut.
"Mengapa kamu bisa disini?" Tyson Xu berkata dengan ekspresi dingin, ia bahkan memiliki kemampuan khusus dalam mengerti sebuah keadaan, ucapannya sampai ke telinganya dan membuatnya merasa gugup.
Pandangannya melewati dirinya dan kemudian tertuju kepada Bailey Huang yang sedang berbaring dalam rumah dengan keadaan dimana kepalanya sedang berdarah, pandangannya kemudian menajam.
Whitney Huang tercengang, ia ingin pergi, namun ia tidak memiliki pilihan lain karena lengannya telah digenggam kuat olehnya.
Tyson Xu menariknya masuk ke dalam rumah dan menghadapi keadaan Bailey Huang yang sedang terluka,"Whitney, apa yang sebenarnya kamu lakukan kepadanya?"
Whitney Huang akhirnya melihat jelas barang yang ia lempar ke atas kepala Bailey Huang, ternyata benda itu adalah sebuah pemberat.
Ini..... sulit dijelaskan oleh Whitney Huang, ia menatap mata Tyson Xu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Namun, Tyson Xu menghubungkan kejadian itu dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh dirinya sebelumnya,"Bailey Huang meninggal atau kamu memohon kepadaku!"
Dengan penuh perasaan kesal, Tyson Xu menguatkan genggaman tangannya, ia seperti ingin menghancurkan lengannya,"Apabila terjadi sesuatu yang buruk pada Bailey Huang, aku akan menguburmu dalam keadaan hidup!"
"Aku memang ingin menggantikan Bailey Huang dengan dikubur dalam keadaan hidup, aku tidak tahu apakah kamu ingin mengabulkan permintaan ini," WHitney Huang tersenyum, namun hatinya sebenarnya merasa sakit.
Tyson Xu menatap matanya beberapa detik dan berkata dengan dingin,"Apabila ini adalah keinginanmu, aku tidak ingin mengabulkannya, aku ingin menyiksamu seumur hidup, lebih baik membiarkanmu hidup daripada membunuhmu!"
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaTakdir Raja Perang
Brama aditioThick Wallet
TessaAfter Met You
AmardaHarmless Lie×
- Bab 1 Kanker
- Bab 2 Aku sudah pulang
- Bab 3 Jangan Pernah Muncul di Hadapanku Lagi
- Bab 4 Tidak Akan Bercerai
- Bab 5 Rasa Sakit Karena Kehilangan
- Bab 6 Sakit yang Semakin Parah
- Bab 7 Pembalasan Dendam
- Bab 8 Waktu Tidak Tersisa Banyak
- Bab 9 Selamatkan Saya
- Bab 10 Penyakit Mental
- Bab 11 Kamu sendiri yang menginginkannya
- Bab 12 Bertemu Orang Lama
- Bab 13 Bantu Aku Merahasiakannya
- Bab 14 Kerobohan Bailey
- Bab 15 Kamu Tidak Pantas
- Bab 16 Masih Bisa Hidup Berapa Lama Lagi
- Bab 17 Pikiran Kosong
- Bab 18 Penolakannya
- Bab 19 Berkeras Hati untuk Bercerai
- Bab 20 Menolak Kemoterapi
- Bab 21 Tidak Ingin Berjanji
- Bab 22 Membawamu Pergi
- Bab 23 Harus Mati
- Bab 24 Dimana Whitney
- Bab 25 Ternyata Itu Benar
- Bab 26 Dia Hamil
- Bab 27 Hatinya Terasa Pilu
- Bab 28 Lompat Ke Danau
- Bab 29 Kelembutannya
- Bab 30 Sulit Untuk Tenang
- Bab 31 Aku adalah suaminya
- Bab 32 Membongkar Kebohongan
- Chapter 33 Bukan Mimpi
- Bab 34 Tolong Aku
- Chapter 35 Dia Sudah Gila
- Bab 36 Minyak yang Telah Habis
- Bab 37 Anak pun Tiada
- Bab 38 Segera Sadarlah
- Bab 39 Metode Bailey Huang
- Bab 40 Dia Telah Mati
- Bab 41 Penyesalan
- Bab 42 Amarah
- Bab 43 Berikan Kotak Itu Kepadaku
- Rasa 44 Rasa Original
- Bab 45 Menggali Makam
- Bab 46 Siapa Namamu?
- Bab 47 Dia Masih Hidup
- Bab 48 Tidak Perlu Diajarkan
- Bab 49 Ingin Ayah