Harmless Lie - Bab 45 Menggali Makam
"Tyson Xu, apakah kamu gila?"
Tyson Xu masih tidak menanggapi sampai dia berhasil menggali kotak itu dan mata yang dalam memancarkan emosi yang aneh.
Dia berjongkok ke tanah, dengan hati-hati menyingkirkan tanah di atas kotak itu dan mengambil kotak itu dari tanah seperti menemukan sebuah harta karun.
Jackson Xu terkejut ketika dia melihat tindakannya. Ketika dia ingin mengucapkan sesuatu, dia menelan kembali karena tindakannya.
Tyson Xu menggunakan lengan bajunya untuk dengan lembut menyeka kotoran di kotak, bahkan menyentuhkan wajahnya di kotak dan matanya basah lalu tersenyum.
“Bagus, kamu sekarang sudah kembali padaku,” Tyson Xu membisikkan sebuah kalimat, lalu dia memegangi kotak itu dan tidak melepaskannya, ia berdiri.
Jackson Xia menghentikannya: "Apa yang akan kamu lakukan?"
Tyson Xu memegang kotak itu di lengannya dan pandangan yang tajam menyapu matanya, ia membuka mulutnya, "Aku ingin membawanya untuk mewujudkan janji semula!"
"Janji apa, apa perlu mengganggu ketenangan orang yang sudah mati?"
Tangan Tyson Xu dengan lembut diletakkan di atas kotak, ekspresinya langsung melunak: "Ketika hari pernikahan, seseorang bertanya padanya apa kebahagiaan terbesarnya? Dia berkata bahwa kebahagiaan terbesar adalah bahwa saya mengandeng tangannya dan pergi untuk melihat dunia. Tak terpisahkan! "
"Kamu ..." suara Jackson Xia meledak, tetapi justru Tyson Xu hari ini sangat dingin.
Terutama matanya penuh dengan penyesalan, membuat Jackson Xia tidak berani meraih kotak itu.
Tyson Xu penuh dengan atmosfer berbahaya. Siapa pun yang menghalangi akan dibuat mati, langkah demi langkah memaksa Jackson Xia mundur dan kemudian meninggalkan kuburan.
Segera setelah itu, berita utama semua dilaporkan bahwa Tyson Xu, Presiden Xu’s Corp, menjadi gila, meninggalkan seluruh Corp untuk pergi ke luar negeri dengan sebuah guci.
Tiba-tiba, Tyson Xu menjadi salah satu topik hangat bagi orang-orang dan ada banyak versi.
Empat tahun kemudian.
Tyson Xu dengan kopernya telah terbang melalui banyak Negara dan telah melalui banyak pemandangan indah, melintasi sungai yang tak terhitung jumlahnya, mengalami beberapa musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.
Pada titik ini, dia duduk di kelas satu dan kotak itu masih ada di pelukannya, seluruh bagian kotak itu halus dan tidak ada debu.
Sebuah kotak yang terlalu indah selalu dapat menarik perhatian orang lain.
Seorang anak laki-laki kecil muncul dari samping, memiringkan kepala kecilnya dan mengedipkan matanya dan bertanya, "Hei, mengapa kamu memeluk sebuah kotak dan menaiki pesawat? Kamu bisa meletakkan kotak itu, jadi tanganmu tidak akan lelah. "
Tyson Xu tertegun dan bertanya-tanya dari mana anak laki-laki itu berasal?
Tetapi mata anak itu sangat indah, bahkan mirip seperti mata Whitney Huang, hitam dan putih terpisah jelas tidak terlihat sedikit pun kotoran lain.
Sepasang mata ini penuh dengan kehangatan, mudah mengambil hatinya, mengambil cemilan kecil dari pramugari di sebelahnya diberikan kepadanya: "Tangan paman tidak lelah, terima kasih atas perhatianmu, ini silakan dimakan."
Bocah lelaki itu menggelengkan kepalanya: "Kata mama, tidak bisa makan sesuatu yang diberikan orang asing, kalau mama tahu dia akan marah, pantat kecilku juga akan dipukul!"
Tyson Xu dibuat tertawa oleh anak kecil itu, tangannya tak kuasa untuk tidak mengelus dan meremas wajah kecilnya: "Wah mamamu begitu galak ya? Juga bisa sampai memukul pantatmu?"
Anak lelaki itu dengan sungguhan menganggukkan kepalanya: "Yah, mamaku kadang-kadang galak, terutama ketika anaknya itu tidak patuh, mama seperti harimau betina, menakutkan!"
“Oh ... siapa namamu?” Tyson Xu jarang bertemu dengan seorang anak yang terlihat sangat nurut dan tiba-tiba berpikir bahwa jika anak Whitney Huang masih ada, seharusnya juga sudah sebesar ini?
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaDemanding Husband
MarshallCinta Yang Dalam
Kim YongyiMata Superman
BrickPria Misteriusku
LylyHarmless Lie×
- Bab 1 Kanker
- Bab 2 Aku sudah pulang
- Bab 3 Jangan Pernah Muncul di Hadapanku Lagi
- Bab 4 Tidak Akan Bercerai
- Bab 5 Rasa Sakit Karena Kehilangan
- Bab 6 Sakit yang Semakin Parah
- Bab 7 Pembalasan Dendam
- Bab 8 Waktu Tidak Tersisa Banyak
- Bab 9 Selamatkan Saya
- Bab 10 Penyakit Mental
- Bab 11 Kamu sendiri yang menginginkannya
- Bab 12 Bertemu Orang Lama
- Bab 13 Bantu Aku Merahasiakannya
- Bab 14 Kerobohan Bailey
- Bab 15 Kamu Tidak Pantas
- Bab 16 Masih Bisa Hidup Berapa Lama Lagi
- Bab 17 Pikiran Kosong
- Bab 18 Penolakannya
- Bab 19 Berkeras Hati untuk Bercerai
- Bab 20 Menolak Kemoterapi
- Bab 21 Tidak Ingin Berjanji
- Bab 22 Membawamu Pergi
- Bab 23 Harus Mati
- Bab 24 Dimana Whitney
- Bab 25 Ternyata Itu Benar
- Bab 26 Dia Hamil
- Bab 27 Hatinya Terasa Pilu
- Bab 28 Lompat Ke Danau
- Bab 29 Kelembutannya
- Bab 30 Sulit Untuk Tenang
- Bab 31 Aku adalah suaminya
- Bab 32 Membongkar Kebohongan
- Chapter 33 Bukan Mimpi
- Bab 34 Tolong Aku
- Chapter 35 Dia Sudah Gila
- Bab 36 Minyak yang Telah Habis
- Bab 37 Anak pun Tiada
- Bab 38 Segera Sadarlah
- Bab 39 Metode Bailey Huang
- Bab 40 Dia Telah Mati
- Bab 41 Penyesalan
- Bab 42 Amarah
- Bab 43 Berikan Kotak Itu Kepadaku
- Rasa 44 Rasa Original
- Bab 45 Menggali Makam
- Bab 46 Siapa Namamu?
- Bab 47 Dia Masih Hidup
- Bab 48 Tidak Perlu Diajarkan
- Bab 49 Ingin Ayah