Harmless Lie - Bab 32 Membongkar Kebohongan

“Tidak, aku ingat dengan jelas pada saat itu. Ketika Anda menyelamatkan aku, yang pertama kali anda lakukan adalah menarik gelang aku dan setelah itu baru anda menarik aku. Pikirlah baik-baik?” Tyson Xu memandangnya dengan serius dan seperti sedang membantunya mengingat plot ini.

Bailey Huang tertegun dan berkata sambil tersenyum: “Benar, aku ingat. Ketika aku ingin menarikmu, aku tidak bisa menariknya. Hal pertama yang aku tarik adalah gelang tanganmu dan kemudian aku menarikmu.”

Ekspresi Tyson Xu tiba-tiba menjadi suram: “Kamu berbohong! Bailey Huang tiba-tiba tertegun dan menatapnya: Apa yang terjadi padamu? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Bukannya yang kamu katakan gelang tangan, setelah itu aku ...”

Karena, pada dasarnya tidak ada gelang sama sekali, hanya saja aku berbohong untuk menguji kamu. Kamu tidak pernah menyelamatkan aku. Orang yang menyelamatkanku adalah Whitney Huang, bukan kamu!

Tyson Xu melihat kepanikan di matanya, ternyata, Bailey Huang telah berbohong padanya selama bertahun-tahun.

Bailey Huang merasakan ketidakpedulian Tyson Xu, ia meraih tangannya dan menggelengkan kepalanya: “Tyson, kamu harus mendengarkan aku, aku benar-benar tidak ingat, tapi aku melihatmu begitu gigih, jadi aku berpikir untuk mengikuti kamu, tidak pernah terpikirkan olehku, jika kamu akan mencurigai aku, aku benar-benar adalah orang yang menyelamatkanmu.”

Tyson Xu acuh tak acuh dan melepaskan tangan nya : “Mulai sekarang, aku tidak akan percaya lagi kata-kata yang kamu katakan, tolong menjauhlah dariku. “

Setelah berkata, Tyson Xu berbalik dan meninggalkan bangsal, Bailey Huang mengikutinya, melihat ia masuk ke bangsal Whitney Huang, kemarahan nya meningkat menyaksikan hal tersebut.

Whitney Huang aku ingin kamu mati!

Di bangsal, Jackson Xia berada di samping tempat tidur, Tyson Xu berjalan masuk dan mengerutkan kening dengan tidak menyenangkan, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa, duduk diam di sebelah Whitney Huang.

Jackson Xia berpikir bahwa Tyson Xu akan segera pulang, tetapi baru pukul 11, dan Tyson Xu tidak menunjukkan tanda untuk segera pulangg.

“Kenapa kamu masih belum pulang? “Jackson Xia tidak dapat menahan untuk tidak berbicara.

Tyson Xu berbalik bertanya: “Aku adalah suami Whitney Huang, orang yang seharusnya pergi adalah kamu!”

“Jangan lupa, siapa sebelumnya yang ingin bercerai dengan Whitney Huang, sekarang kualifikasi apakah yang dipunyai oleh kamu untuk tetap berada disini?”

Faktanya, aku adalah ayah dari anak di perutnya! Nada suara Tyson Xu keras, dan dia tidak terpengaruh sama sekali oleh kemarahan Jackson Xia, dan dia merasakan banyak tekanan.

Baik, jika Anda benar-benar ingin mengambil tanggung jawab menjadi suami dan ayah, maka yang terbaik adalah tidak mengecewakan aku, jika tidak ... aku akan membuat Anda mati dengan sangat buruk!

Jackson Xia mengatakan kalimat ini dan meninggalkan bangsal.

Jika Tyson Xu benar-benar bertobat, Whitney Huang pasti akan merasakan sangat senang!

Tyson Xu berjalan ke tempat tidur, ia tampak kasihan, dan dengan sedih memegang tangannya dan meletakkannya di pipinya, ia sangat menyesal.

Mengapa Whitney tidak memberitahu dia sebelumnya?

Mengapa menyalahkan diri sendiri seperti ini?

Tyson Xu ingat bahwa selama tiga tahun terakhir dia telah menganggapnya sebagai musuh dan tidak pernah melihatnya.

akungnya, kebenaran datang terlambat, dan masih belum diketahui apakah dia dapat bertahan dengannya.

Keesokan harinya, Whitney Huang bangun dan menemukan bahwa Tyson Xu berlutut di sampingnya. Berapa kali ia bermimpi, dia menantikan untuk membuka matanya. Melihat sangat dekat wajah ini, seperti saat ini.

Whitney Huang perlahan-lahan mengulurkan tangan dan mencoba menyentuh wajahnya. Bagaimana mungkin Tyson Xu tiba-tiba membuka matanya dan mereka saling memandang, dan sepertinya bisa mendengar detak jantung kedua orang itu yang sedang berdetak.

“Apakah kamu sudah bangun?” Tyson Xu lebih dulu membuka pembicaraan, hatinya dipenuhi rasa malu. Dia ingin mengimbanginya, perkataannya tidak hanya dipenuhi dengan kelembutan.

Whitney Huang dipenuhi dengan kebingungan. Bahkan ia merasa itu adalah mimpi, bukan kenyataan