Now Until Eternity - Bab 25 Sampel Darah
Apakah itu dia!
Dalam pupil Steve Wu terdapat bayangan Michelle Liu.
Tingkah kecil yang baru saja ia lakukan, benar-benar membuatnya sangat kaget.
Apabila mengatakan keduanya hanya terlihat mirip, ia merasa bahwa ia sangat kenal dengan perasaan yang diberikannya.
Kenal hingga ia merasa Michelle Liu memberikan perasaan bahwa Angel Liang masih berada di sampingnya.
Steve Wu tidak ingin menganggap bahwa Michelle Liu adalah Angel Liang, tetapi tanda-tanda yang diberikannya ini benar-benar membuatnya merasa bingung.
Ia secara diam-diam menatap Michelle Liu, ia menyadari tidak sedikit dari kebiasaannya yang mirip dengan Angel Liang, terkhusus lagi kelakuannya dengan menggunakan cangkir teh untuk menimpa file tadi, benar-benar tampak seperti Angel Liang.
Tampilan seseorang dapat berubah, pandangan dapat berubah.
Namun kebiasaannya, bagaimanapun akan tetap sulit untuk diubah.
Steve Wu menjadi ragu, hatinya menjadi berantakkan, ia mengangkat kakinya segera melangkah ke kantor Michelle Liu.
......
Dalam ruang istirahat, Tom Liu sedang tentram tidur di tempat tidur.
Michelle Liu menutup jendela, berjalan lagi untuk menutupnya dengan selimut.
Pada saat tangannya menyenggol kepalanya, alis Michelle Liu mengerut.
Kepala Di di sangat panas.
Dia sedang demam tinggi, temperaturnya sangat tinggi!
"Di di! Bangunlah!" Michelle Liu mencoba untuk membanguni anaknya, ia menggendongnya ke arah ruang sakit anak..
Tetapi Di di tidak membuka matanya, tangannya gemetar sejenak, tetapi ia tetap memejamkan matanya.
"Di di!!"
Michelle Liu sesegera mungkin berteriak, ia juga mendorong lagi.
Tetapi anak yang berada di pelukannya itu tidak terbangun, termperatur tubuhnya semakin tinggi, demamnya benar-benar sangat serius.
Ekspresi Michelle Liu berubah, selaku dokter, ia tahu keadaan seperti ini.
Ini adalah kejang dan demam tinggi!
Sangat berbahaya!
Tetapi ia terus berada di luar kantor, ia tidak menyadarinya!
Michelle Liu berkeringat dingin, perasaannya berantakkan, ia terus-menerus menyalahkan dirinya sendiri.
Ia tidak menyadari sama sekali tingkah laku anaknya yang berbeda barusan saja.
Ia terganggu hingga ia tidak bisa tidur, itu karena ia demam, ia disiksa oleh sakitnya ini.
Rumah sakit anak dan rumah sakit saraf ini dipisahkan dengan jarak tiga gedung, memanggil dokter juga tidak akan sempat lagi.
Michelle Liu membuka selimutnya, dengan sekuat tenaga memeluk anaknya.
Tetapi perasaannya berantakan, ditambah lagi tangannya yang gemetaran, ia tiba-tiba tidak sanggup memeluk anaknya dengan stabil, anaknya jatuh dari pelukannya ke atas lantai.
"Ah!"
Michelle Liu terkejut sejenak.
Pada saat inilah, sosok seseorang dari belakangnya melangkah secepat panah, anaknya yang hampir jatuh ke atas lantai tertangkap erat.
Michelle Liu yang berkeringat terduduk di atas lantai, dengan perasaan kaget memandang sosok yang berdiri di depannya.
"Anak demam, lebih kurang 39 derajat, tidak dapat ditunggu lagi, harus sesegera mungkin melakukan langkah penyembuhan demam."
Steve Wu berkata dengan suara rendah, ia menggendong anak itu, melangkah luas ke arah luar, seperti memimpin,"Kamu ikut denganku."
Michelle Liu terdiam sejenak, kemudian dengan sesegera mungkin beranjak dan mengikutinya.
......
Ruangan sakit anak.
Setelah beberapa cobaan, demam Tom Liu akhirnya mereda sedikit, ia tertidur tenang.
Michelle Liu berkertingat dingin, namun sekarang ia sudah lebih lega.
"Direktur Wu, terima kasih."
Tom Liu disembuhkan sendiri oleh Steve Wu, hasilnya sangat baik, demamnya dengan cepat mereda.
"Tidak apa-apa."
Steve Wu berdiri di samping tempat tidur, tatapannya melewati wajah Michelle Liu.
Ia lagi-lagi mengenali tingkah lakunya.
Setiap saat Angel Liang gugup, ia selalu menggosokkan kedua tangannya,
Baru saja tadi, Michelle Liu juga melakukan tingkah laku yang sama.
Melihat wajah Michelle Liu yang bersih, dalam pikiran Steve Wu tiba-tiba muncul sosok Angel Liang, pelan-pelan bersatu dengan sosoknya.
Wanita yang di depanku, apakah dia Michelle Liu, atau Angel Liang?
Steve Wu tetap tenang, ia berkata dengan tanpa ekspresi,"Dokter Liu, kamu sudah berkeja di sini tiga hari, apakah kamu sudah melakukan tes kesehatan untuk pekerja baru?"
"Aku sudah melakukan pemeriksaan, apakah ada masalah?"
"Berdasarkan laporan pengecekan darah, dikatakan bahwa mereka lupa melakukan pengecekan AIDS, ini adalah kelalaian mereka." Steve Wu berkata,"Apakah besok bisa kita lakukan pengambilan darah sekali lagi?"
Nada bicaranya benar-benar tenang, namun Michelle Liu mempunyai firasat buruk dadlam hatinya.
Laporan pengecekan darahnya tidak ada masalah.
Steve Wu sekarang masih ingin mengulangi pengecekan darah, apakah dia ragu akan tubuhnya?
Tapi Steve Wu adalah direktur rumah sakit, ia tidak boleh melawannya, karena jika tidak, bisa saja akan membuat kecurigaan.
"Baik,"Michelle Liu hanya bisa menundukkan kepala, namun di dalam hatinya dia mencari solusi.
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingTakdir Raja Perang
Brama aditioAwesome Husband
EdisonMenaklukkan Suami CEO
Red MaplePredestined
CarlySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaNow Until Eternity×
- Bab 1 Jual Baik-baik Kepadaku
- Bab 2 Mas Kawin Adik Perempuan
- Bab 3 Berlututlah Padaku
- Bab 4 Terkurung Di Ruang Gelap
- Bab 5 Aku Kembalikan Nyawaku Kepadamu
- BAB 6 Keakraban Yang Lembut
- BAB 7 Masih Berharap Agar Aku Menyuapimu
- Bab 8 Lepaskan Putriku
- Bab 9 Ingin Mati Tidaklah Mudah
- Bab 10 Dia Sudah Bertunangan
- Bab 11 Meninggal Saat 10 Menit Yang Lalu
- Bab 12 Dia Akhirnya Meninggal
- Bab 13 Kita berdua tidak saling berhutang
- Bab 14 Betapa Bodohnya Dia
- Bab 15 Dia Telah Tiada
- Bab 16 Pemakaman
- Bab 17 Tidak Ada Lagi Perempuan Seperti Dirinya di Dunia Ini
- Bab 18 Seperti Tsunami
- Bab 19 Pesta Perjodohan
- Bab 20 Menginginkan Nyawa Tessa
- Bab 21 Masa Lalu Yang Telah Menjadi Debu
- Bab 22 Kembali Lagi ke Rumah Sakit
- Bab 23 Kakak Jangan Bunuh Aku
- Bab 24 Kebiasaan Yang Sama
- Bab 25 Sampel Darah
- Bab 26 Kegelapan
- Bab 27 Anak Siapakah Dia
- Bab 28 Tessa Jiang Kembali Merencankan Rencana Jahatnya
- Bab 29 Dia Menjadi Orang Ketiga
- Bab 30 Kematian Ibu Jiang
- Bab 31 Membersihkan Makam Angel Liang
- Bab 32 Berhutang Satu Kalimat Maaf Padanya
- Bab 33 Dia Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 34 Situasi Berbahaya
- Bab 35 Karena Sepadan
- Bab 36 Jatuh Bersama Wanita Ini
- Bab 37 Memberi Tamparan Keras Kepada Tessa
- Bab 38 Dia Telah Mendapat Karmanya
- Bab 39 Kebenaran Dari Batal Nikah
- Bab 40 Cinta Di Ketinggian 30 Ribu Kaki