Now Until Eternity - Bab 31 Membersihkan Makam Angel Liang
Laporan pemeriksaan medis tablet yang diminum Ibu Jiang sudah keluar, sudah jelas bahwa tablet tersebut beracun.
Tetapi Steve Wu tetap menuntut mengadakan tes sidik jari.
Di tablet tersebut tidak ada sidik jari Michelle Liu, juga tidak ada sidik jari Steve Wu, yang ada hanya sidik jari Ibu Liang dan Angel Liang.
Michelle Liu sudah mengerti dan jelas, sementara Tessa Jiang, yang merasa situasi ini tidak menguntungkan baginya, lagi-lagi berpura-pura gila.
Pihak kepolisian tidak boleh menangkap orang gila, hanya bisa membiarkannya tetap tinggal di rumah sakit jiwa.
......
Rumor tentang Tessa Jiang yang membunuh ibu kandungnya sendiri dengan cepat menyebar ke seluruh kota.
Di internet banyak yang mengutuk, di Weibo banyak juga yang menghujat, semua mengatakan Tessa Jiang adalah seorang perempuan jahat.
Setelah kasus mereda, suasana rumah sakit kembali normal.
Michelle Liu berdiri di depan ruang kerja Steve Wu, ragu-ragu untuk masuk.
Dia awalnya mengira, Steve Wu akan berinisiatif mencarinya untuk bicara, atau bahkan memecatnya.
Tetapi Steve Wu sama sekali tidak pernah menegurnya satu kalimat pun, semuanya berjalan seperti biasa.
Sikap tidak biasa ini membuat Michelle Liu merasa sangat tidak tenang, tidak tahu apa sebenarnya masalah yang terjadi.
“Tok-tok.”
Michelle Liu akhirnya mengetuk pintu, merasa aneh dengan sikap baik Steve Wu.
“Mencari saya untuk apa? Ada urusan?”
Steve Wu menaruh pulpen yang ia genggam, mengangkat kepala dan menatap wajah Michelle Liu. Nada bicaranya tenang.
Ia tahu Michelle Liu akan berinisiatif mencarinya, dan ia harus memaksa dirinya sendiri berperilaku seolah tidak ada yang terjadi.
“Kejadian waktu itu......”
“Dokter Liu, Anda tidak perlu memasukannya ke dalam hati. Anda sudah bekerja di rumah sakit ini begitu lama, saya tahu Anda tidak mungkin melakukan hal seperti itu,” ujar Steve Wu memotong kata-kata Michelle Liu, tidak memberinya kesempatan meminta maaf.
Steve Wu tidak membutuhkan maaf Michelle Liu, ia sedang menebus kejahatannya.
Michelle Liu menggigit bibirnya sejenak. Ia datang kemari bukan untuk meminta maaf, ia sedang ingin menginvestigasi.
Perilaku Steve Wu membuatnya makin yakin ada sesuatu yang tidak beres.
Steve Wu mengucapkan beberapa kalimat, lalu dengan alasan pekerjaan menyuruh Michelle Liu pergi.
Tepat sesudah Michelle Liu keluar dari ruang kerjanya, segala penyamaran Steve Wu runtuh seketika. Ia memegang dada sambil berbaring di atas meja kerjanya, ia kesulitan bernafas.
Michelle Liu sedang bermain drama, ia juga sedang bermain drama.
Steve Wu tidak ingin membiarkan Michelle Liu tahu, semua demi melindungi kehidupan Michelle Liu yang sekarang tenang dan damai.
......
Ketika melangkahkan kaki keluar dari ruang kerja tersebut, suasana hati Michelle Liu berantakan.
Ia terbiasa dengan kekejaman Steve Wu, tidak terbiasa dengan kebaikannya yang sekarang.
Sikap Steve Wu yang sekarang malah perlahan akan membuat kebencian dalam hati Michelle Liu memudar!
Meski begitu, pada saat bersamaan, Michelle Liu juga takut identitasnya terbongkar, bisa jadi Steve Wu diam-diam telah mencari orang untuk menginvestigasi dirinya.
Sebelum jam kerja berakhir, dari kaca jendela Michelle Liu melihat sedan hitam Steve Wu pergi meninggalkan rumah sakit, ia langsung mengerutkan alis.
Sepengetahuannya, dengan etika kerjanya yang penuh dedikasi, Steve Wu tidak pernah meninggalkan rumah sakit lebih awal.
Jawabannya hanya satu, tentu Steve Wu diam-diam tengah menginvestigasi dirinya.
Michelle Liu duduk dengan tidak tenang, kemudian pergi keluar rumah sakit. Ia segera menyetir mobilnya membuntuti mobil Steve Wu.
Mobil sedan hitam di depannya tidak terlalu kencang. Dari belakang Michelle Liu bisa melihat, di dalam mobil tersebut tidak ada supir, hanya ada Steve Wu seorang.
Steve Wu nampaknya menyetir dengan pikiran kosong, sama sekali tidak tahu dirinya sedang dibuntuti.
Dalam waktu singkat, mobil itu pergi menjauhi distrik kota, kemudian berhenti di depan kompleks makam yang sepi namun terlihat elegan.
Steve Wu turun dari mobil, masuk ke kompleks makam.
Michelle Liu di kejauhan juga memarkir mobilnya, dengan langkah cepat membuntuti Steve Wu.
Ketika menatap kompleks ini, muncul rasa penasaran dalam diri Michelle Liu, hari ini adalah hari ulang tahunnya, apa mungkin Steve Wu datang untuk menyapu makamnya sendiri?
Michelle Liu menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut. Bagaimana mungkin, Steve Wu bahkan sama sekali tidak menyayangi dirinya.
Ia terus membuntuti Steve Wu di belakang. Ia melihat bayangan Steve Wu yang sendirian berdiri di hadapan sebuah batu nisan kecil, wajahnya pucat.
Tidak bisa melihat jelas nama di batu nisan tersebut, Michelle Liu pun berjalan mendekat sedikit.
Ia mengangkat kepala, dengan seketika menahan nafas, badannya agak terguncang.
Di batu nisan terukir jelas sebaris nama.
Makam Istri Kesayangan Angel Liang.
Batu nisan tersebut bersih seperti baru, nampak seperti rutin dibersihkan orang.
Michelle Liu menatap lama foto hitam-putih pada batu nisan, itu adalah dirinya bertahun-tahun yang lalu, masih tersenyum bahagia, masih belum paham seberapa sulit jalan yang terbentang di depan.
Dia berdiri dengan tatapan kosong, tanpa sadar kedua matanya sudah meneteskan air mata.
Itu jelas dirinya yang lampau, sungguh menyakitkan melihatnya kembali, melihat memori masa lalu yang penuh penderitaan.
Alangkah baiknya jika dulu ia tidak bertemu dengan Steve Wu, ia pasti akan sama dengan wanita pada umumnya. Menikah, melahirkan anak, membeli sayur, memasak nasi, menua di antara pekerjaan rumah yang tak kunjung usai.
Ia yang sekarang telah kehilangan semuanya, termasuk kehilangan dirinya sendiri.
Michelle Liu menutup wajahnya, tanpa suara tersedak menahan tangis.
Sebuah bayangan yang entah kapan datangnya tiba-tiba muncul, sekujur tubuh Michelle Liu bergetar. Ia mengangkat wajahnya yang penuh dengan air mata, melihat Steve Wu berdiri di depan memandanginya.
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaAdore You
ElinaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniLoving Handsome
Glen ValoraLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Greget Husband
Dio ZhengNow Until Eternity×
- Bab 1 Jual Baik-baik Kepadaku
- Bab 2 Mas Kawin Adik Perempuan
- Bab 3 Berlututlah Padaku
- Bab 4 Terkurung Di Ruang Gelap
- Bab 5 Aku Kembalikan Nyawaku Kepadamu
- BAB 6 Keakraban Yang Lembut
- BAB 7 Masih Berharap Agar Aku Menyuapimu
- Bab 8 Lepaskan Putriku
- Bab 9 Ingin Mati Tidaklah Mudah
- Bab 10 Dia Sudah Bertunangan
- Bab 11 Meninggal Saat 10 Menit Yang Lalu
- Bab 12 Dia Akhirnya Meninggal
- Bab 13 Kita berdua tidak saling berhutang
- Bab 14 Betapa Bodohnya Dia
- Bab 15 Dia Telah Tiada
- Bab 16 Pemakaman
- Bab 17 Tidak Ada Lagi Perempuan Seperti Dirinya di Dunia Ini
- Bab 18 Seperti Tsunami
- Bab 19 Pesta Perjodohan
- Bab 20 Menginginkan Nyawa Tessa
- Bab 21 Masa Lalu Yang Telah Menjadi Debu
- Bab 22 Kembali Lagi ke Rumah Sakit
- Bab 23 Kakak Jangan Bunuh Aku
- Bab 24 Kebiasaan Yang Sama
- Bab 25 Sampel Darah
- Bab 26 Kegelapan
- Bab 27 Anak Siapakah Dia
- Bab 28 Tessa Jiang Kembali Merencankan Rencana Jahatnya
- Bab 29 Dia Menjadi Orang Ketiga
- Bab 30 Kematian Ibu Jiang
- Bab 31 Membersihkan Makam Angel Liang
- Bab 32 Berhutang Satu Kalimat Maaf Padanya
- Bab 33 Dia Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 34 Situasi Berbahaya
- Bab 35 Karena Sepadan
- Bab 36 Jatuh Bersama Wanita Ini
- Bab 37 Memberi Tamparan Keras Kepada Tessa
- Bab 38 Dia Telah Mendapat Karmanya
- Bab 39 Kebenaran Dari Batal Nikah
- Bab 40 Cinta Di Ketinggian 30 Ribu Kaki