Now Until Eternity - Bab 33 Dia Tidak Akan Memaafkannya

Michelle Liu menatap erat makam ibunya, Steve Wu bahkan telah memahatkan gambar ibunya di batu nisan itu.

Pada pahatan hitam putih itu, wajah ibunya terlihat sangat bahagia menatap dirinya sendiri.

Hati Michelle Liu pedih, air mata segera memenuhi kelopak matanya, ia tidak mampu menahan tetesannya.

Dalam sekejap ia sadar ia telah kehilangan kontrol, dengan cepat mengusap air matanya dan mengalihkan pandangan ke makam Angel Liang.

Takut kehilangan kontrol lagi, Michelle Liu segera membalikkan badan dan dengan langkah cepat meninggalkan kompleks makam.

Di belakangnya tiba-tiba terdengar suara datar Steve Wu.

“Saya sangat sibuk bekerja, hanya bisa datang ke sini pada Senin dan Jumat, selain hari itu tidak ada waktu untuk datang.”

Michelle Liu menghentikan langkahnya, hatinya bergetar kacau, tanpa mengucapkan apa-apa ia lanjut berjalan cepat.

Ketika bunyi hentakan sepatu hak tinggi di belakangnya tak terdengar lagi, Steve Wu barulah merasakan tubuhnya bergetar, ia membalikkan badan menatap arah perginya Michelle Liu.

Tatapan matanya campur-aduk, ia menghembuskan nafas yang sangat berat.

Michelle Liu tidak memaafkan dia.

Hal ini dari awal sudah diprediksi oleh Steve Wu. Kata-kata yang ia ucapkan barusan memang diam-diam ditujukan untuk memberitahu Michelle Liu jadwal berkunjungnya ke makam, agar Michelle Liu bisa datang sembunyi-sembunyi.

Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk Michelle Liu.

Angel Liang miliknya sudah dikubur di bawah tanah makam. Semua yang ia miliki sekarang tidak lebih dari batu nisan tersebut.

......

Michelle Liu melambatkan langkah, namun tetesan air matanya tetap saja mengalir deras mengucuri wajah.

Ia sekuat tenaga mengusap air matanya.

Steve Wu hanya datang pada Senin dan Jumat, berarti ia harus datang pada waktu yang lain untuk mengunjungi makam ibunya.

Michelle Liu tidur bersandar di sebelah kompleks makam. Hingga melihat bayangan mobil Steve Wu bergerak menjauh, barulah ia dengan secepat kilat masuk lagi ke kompleks makam.

Ia tergesa-gesa mendekati makam ibunya, berlutut, tak mampu menahan emosi lagi.

“Ibu!”

Teriakan tangisnya yang sangat memilukan memecah kesunyian kompleks makam.

Ia terus-menerus dihinggapi rasa bersalah. Pembunuhan Ibu Jiang oleh Tessa Jiang sama sekali tidak bisa menghapus rasa kebencian dalam hatinya.

Bila bukan karena dirinya, ibu tidak mungkin mati setragis ini.

Saat itu juga Michelle Liu seolah kembali menjadi Angel Liang. Ia berlutut di depan batu nisan sambil menangis tersedu-sedu, bahunya bergetar hebat, kepedihan selama tiga tahun ini seolah dikeluarkannya semua.

“Ibu, aku pasti akan memberi pelajaran pada orang-orang yang telah menyakiti ibunya, dengan tangan aku sendiri.”

Waktu berlalu detik demi detik, menit demi menit. Michelle Liu tidak tahu ia sudah berlutut berapa lama di depan batu nisan ibunya, langit bahkan sudah gelap.

Lutut Michelle Liu sudah kesemutan, matanya juga tidak bisa meneteskan air mata lagi.

Dengan lelahnya Michelle Liu berdiri, memaksa tubuhnya yang kaku berjalan perlahan meninggalkan kompleks makam.

Tepat ketika ia sedang menata ulang perasaan dan berjalan menuju mobil, di depannya tiba-tiba muncullah cahaya lampu mobil yang sangat terang dan menyilaukan matanya.

Michelle Liu segera mengangkat tangan, melindungi matanya dari cahaya ini.

Mobil ini melaju sangat kencang mendekatinya, kemudian mengerem mendadak.

Michelle Liu sangat takut hingga mundur satu langkah. Dari mobil itu empat orang lelaki besar bertopeng melompat keluar, tangan mereka memegang senjata. Keempat lelaki itu mendekati Michelle Liu dengan garang.

“Siapakah kalian?”

Dengan instingnya, Michelle Liu tahu empat orang ini sengaja datang mencari dirinya.

Siapa sebenarnya yang menyuruh mereka datang?

Empat lelaki bertopeng ini diam seribu kata, mereka terus melangkah mendekati Michelle Liu, ada yang memegang pisau.

Michelle Liu segera berbalik badan. Ia ingin berlari, tetapi sepatu hak tingginya tertekuk, ia terjerembab jatuh ke tanah.

“Ah!”

Di hadapannya terpampang sinar kilauan pisau, ia refleks berteriak ketakutan.

Kilauan itu sudah berlalu, tetapi pisau itu ternyata tidak menghunus tubuhnya.

Tetesan demi tetesan darah mengucur menetesi pakaiannya.

Michelle Liu tidak mempercayai apa yang ia lihat, pupil matanya membesar saking kagetnya.

Ia melihat Steve Wu tiba-tiba muncul dari samping, dengan tangannya menahan pisau itu.

Pisau yang sangat tajam melukai telapak tangannya, darah mengalir deras seperti mata air.

“Kamu pergi dulu!” ujar Steve Wu tanpa menengok. Suaranya dingin. Ia mengayunkan tinju pada penjahat yang memegang pistol.

Pukulan yang sangat kencang segera menghantam wajah penjahat itu.

Michelle Liu kaget bukan main, ia sama sekali tidak menyangka Steve Wu masih ada di kompleks makam!

Bukankah ia sudah pergi dari tadi?

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu