Mi Amor - Bab 17 Tingkat Ini Masih Belum Cukup

Jumlah para wartawan sungguh banyak, bergerombolan datang menghimpit kedua orang itu, diiringi dengan berbagai pertanyaan yang tajam.

Ketha Su berpura-pura telah terdorong dan berteriak. Dengan wajah yang nampak pucat, Ketha Su menangkap tangannya Sam Pei, dan mendekat ke arahnya. Dalam seketika, para wartawan menjadi lebih heboh, dan mulai mempertanyakan dengan antusias tentang apa hubungan antara Ketha Su dan Sam Pei.

Sam Pei sangatlah tidak senang, dia dikelilingi sampai tidak ada jalan untuk keluar.

Dia tidaklah mendorong Ketha Su pergi, tetapi malah lebih memeluknya dengan erat, dengan wajah yang dingin berusaha dengan sekuat tenaga untuk keluar dari kerumunan para wartawan di sekitarnya.

Para wartawan yang tidak mendapatkan jawaban dari Sam Pei, lebih antusias untuk mengejar mereka. Bagaikan sekumpulan titik hitam yang mengerumuni lobby bandara, mereka telah sangat mengganggu ketertiban di bandara.

Untungnya tidak selang berapa lama, para petugas bandara segera datang, setelah memahami keadaannya, mereka langsung membubarkan para wartawan. Dalam waktu yang sama, para petugas juga melindungi Sam Pei dan Ketha Su sepanjang jalan keluar.

Ketika supir yang datang menjemput Sam Pei mendengar keributan, dengan penasaran berjalan ke depan pintu untuk melihat. Keringat dingin pun keluar setelah menyadari orang yang dikerumuni para wartawan adalah Direktur Pei, lalu segera membantu mereka untuk masuk ke dalam mobil. Setelah menghidupkan mesin mobil, dia langsung menginjak pedal gas dan bergegas pergi.

Setelah merasa telah lepas dari kejaran para wartawan yang mengerikan, Sam Pei dengan penuh emosi mulai merenggangkan dasinya sedikit, dia berpikir, setelah kembali ke rumah, dia akan menyuruh orang untuk menyelidiki siapa sebenarnya yang membocorkan jadwal kepulangannya kepada para wartawan.

"Aku sungguh meminta maaf atas kejadian tadi". Ketha Su meminta maaf terhadap Sam Pei dengan mata melihat kebawah, dia meminta maaf atas kelakuannya yang memegang dirinya sepanjang jalan.

"Tidak apa-apa, bagus kalau kamu tidak terluka. Para wartawan itu sungguh tidak tahu aturan, nanti setelah pulang aku akan menyuruh orang untuk menghubungi tempat kerja mereka.

"Hmm".

Setelah menjawabnya, Ketha Su merendahkan kepalanya, dalam matanya terpancarkan tawaan dingin di dalamnya, dan berpikir bahwa tingkat seperti ini belum cukup!

"Kamu berencana hari ini pergi ke perusahaan, atau tunggu sampai kamu lebih mengenali daerah sekitar, baru akan pergi ke perusahaan?" Sam Pei melekukkan kepalanya melihat Ketha Su, mempertanyakan pendapatnya.

"Kalau bisa..." Ekspresi Ketha Su terlihat sedikit sedih, "Aku ingin pergi melihat Kakek dulu, boleh tidak?"

Sam Pei terkejut mendengar permintaan ini, lalu sadar yang di maksud oleh Ketha Su adalah ingin berziarah ke makam Kakek. Ketha Su adalah anak yang diangkat oleh Kakek, bahkan Kakek sampai mengirimnya sekolah ke luar negeri, perasaannya terhadap Kakek pasti sangat dalam.

Sam Pei menganggukkan kepalanya, setelah berkata kepada supir, mereka langsung mengganti rute jalannya, langsung menuju ke pemakaman.

Semakin mendekati wilayah pemakaman, kelopak matanya Ketha Su terasa semakin perih, tetapi keperihan lubuk hatinya melebihi keperihan matanya.

Ketika sampai di pemakaman, dan melihat foto hitam putih di batu nisan, air mata yang berusaha ditahan, keluar dari matanya.

"Kakek, akhirnya aku datang mengunjungimu. Sudah sangat lama tidak bertemu, apakah kamu akan menyalahkanku? Aku selalu ingin mengunjungimu, tetapi terlalu jauh dan sulit untuk datang, kali ini kita bertemu, malah berada di dunia yang berbeda......"

Semua ini adalah kesalahan wanita itu, kalau bukan karena dia, Kakek tidak akan meninggal!

Ketha Su duduk berlutut di depan batu nisan, terus menerus menatap foto Kakek Pei, air mata terus mengalir dari kelopak mata tanpa bersuara.

Melihat dia menangis, hati Sam Pei pun mulai merasakan nyeri.

Sam Pei sedikit memejamkan matanya yang indah itu, bola matanya hanya memancarkan jejak kegelapan yang sangat mendalam, semuanya mengalirkan air mata secara sunyi.

Daerah pemakaman sangatlah sunyi. Selain suara angin, hanya terdengar suara tangisan kecilnya Ketha Su. Sam Pei melihat tubuh mungilnya yang gemetaran karena terhembus angin, menutup mulutnya dan membisu.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu