Mi Amor - Bab 18 Hadiah Besar yang Disiapkan Untuknya
Hasil dari tangisannya yang penuh rasa sakit, adalah tangisan Ketha Su, ia terjatuh dalam pelukan Sam Pei.
Lelaki itu dengan perlahan memeluk tubuhnya yang lembut, ia berjalan menuju mobil dan melihat wajah yang sudah menangis hingga matanya memerah itu, ia semakin merasa akrab dengan adiknya.
Ia berusaha keras untuk menahan rasa ragu yang muncul dalam hatinya, Sam Pei membawa Ketha Su kembali ke vila, ia menetapkan dirinya untuk menginap di kamar tamu untuk satu orang.
Ia membantu menutupi Ketha Su dengan selimut, pada saat ia hendak pergi, orang yang berbaring di tempat tidur tiba-tiba menjulurkan tangannya, ia menggenggam lengan Sam Pei.
Jari-jarinya yang dingin membuat Sam Pei merasa kaget, pada saat ia membalik kepala melihatnya, alis matanya mengerut.
Ragu sejenak, ia kemudian mencoba melepaskan genggamannya, tidak ingin membuat Ketha Su tiba-tiba menangis lagi.
Suara lemah itu membuat hati Sam Pei merasa tegang, ia tidak tahan dan langsung membuang pikirannya untuk meninggalkannya, ia membalik badannya dan berbaring di samping Ketha Su, tangannya yang digenggam Ketha Su itu kembali menggenggam tangannya yang kecil, ia menggesekkan tangannya, menyalurkan hangat tubuhnya.
Orang yang berada disampingnya menjadi tenang, alis matanya yang panjang itu berhenti bergemetar.
"Kenapa, aku bisa memiliki perasaan yang akrab ini terhadap kamu......"
Sam Pei menatap mata Ketha Su dan berkata dengan suara rendah, pada saat ia hendak menutup matanya untuk tidur, pandangannya tiba-tiba tertuju pada luka merah yang terdapat di bagian belakang telinganya.
Ia merasa kaget di seluruh tubuhnya, ia merasa tidak percaya dan menjulurkan tangannya, dengan perlahan ia menyingkirkan setiap helai rambutnya, terlihat tanda lahir berwarna merah yang berbentuk seperti hati.
"Ini......"
Sam Pei kaget dan langsung menegakkan tubuhnya, ia menatap tanda lahir itu hingga bibirnya bergemetar.
Tanda lahir ini, terlihat sama persis seperti milik mantan istrinya, Ketha Su.
Dadanya terasa panas dalam sejenak, Sam Pei terlihat menggila, ia menyentuh tanda lahir itu dengan tangannya yang bergemetar, hatinya terasa seperti disentuh, hatinya berdetak satu kali lebih cepat dari biasanya.
Ia menghirup nafas dengan erat, Sam Pei berusaha melepaskan genggaman Ketha Su dengan perlahan, setelah melihat emosinya yang sudah stabil dan tidak lagi menangis, ia menjadi merasa bahagia yang luar biasa, ia melangkah keluar dari kamar dengan langkah yang lebih berat dari pada biasanya.
Ia langsung menuju ke kamar lantai tiga yang tidak boleh dimasuki siapapun, ia membuka pintu dan masuk, ia melihat barang-barang yang sudah sangat ia kenali, matanya tiba-tiba memerah!
"Haha....." Sam Pei menggenggam wajahnya, terdengar tawaan yang tidak jelas, seperti baru saja mengeluarkan nafas yang sudah tertahan lama, tawanya membawa rasa bahagia.
Ternyata, orang yang sudah ia cari sangat lama, tiba-tiba muncul dengan sangat mudah di sampingnya.
Walaupun ada sedikit ketidaksamaan, wangi yang berbeda, namun ia dapat memastikan segalanya bahwa adiknya itu adalah mantan istrinya melalu tanda lahir yang ia kenali itu!
Ia membawa pakaian yang sudah dikenakan Ketha Su sebelumnya, ia mencium aroma ringan, Sam Pei terbawa suasana menatap pakaian itu, ia merasa seperti sedang melihat pemilik pakaian itu.
Terdengar suara lembut dari dalam kamar,"Kamu sudah pulang, namun bagaimana aku bisa membawamu......"
Ketha Su terbangun karena suara pesan dari ponselnya, ia mengucek matanya yang sakit, teringat kembali akan hal yang membuat dirinya menangis, ia mengayunkan kepalanya yang merasa sedikit sakit.
Setelah mengitari ruang tamu yang ia kenali, pandangannya mendingin, ia langsung mengambil ponselnya dan membuka pesan itu.
Sudah berangkat.
Pengirim pesan itu adalah Pengacara Ong, ia tidak berbicara banyak, hanya mengirimkan tiga kata.
Ketha Su tertawa membaca isi pesan itu, lalu ia menghapus pesan itu.
Lalu terdengar kata-kata dari mulutnya yang tertutup rapat,"Sudah saatnya, menyiapkan hadiah untuknya."
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinPerjalanan Selingkuh
LindaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniEternal Love
Regina WangUangku Ya Milikku
Raditya DikaMi Amor×
- Bab 1 Mengambil Ahli Kekuasaan
- Bab 2 Tandatanganilah Surat Perceraian
- Bab 3 Donasi Jantung Tanpa Nama
- Bab 4 Hari-hari Tanpa Kakek
- Bab 5 Wanita yang Paling Dicintai Sam Pei
- Bab 6 Perjuangan Satu Sama Lain
- Bab 7 Membunuh Orang
- Bab 8 Mengirimkan Kamu Ke Dalam Penjara Dengan Tanganku Sendiri
- Bab 9 Anak Ini Tidak Bisa Dipertahankan!
- Bab 10 “Penindasan dalam Penjara”
- Bab 11 Tugas Spesial
- Bab 12 Segaris Hidupnya
- Bab 13 Pengacara Pribadi
- Bab 14 Warisan dalam Jumlah Besar yang Ditinggalkan Untuknya
- Bab 15 Pertemuan Janjian
- Bab 16 Pertunjukan Menarik Akan Dimulai
- Bab 17 Tingkat Ini Masih Belum Cukup
- Bab 18 Hadiah Besar yang Disiapkan Untuknya
- Bab 19 Apakah Kamu Tahu Harga Dari Menjebakku?
- Bab 20 Godaan Dari Mantan Istri
- Bab 21 Wanita Harus Lebih Kejam Sedikit Terhadap Dirinya Sendiri
- Bab 22 Dicium Dengan Paksa Olehnya!
- Bab 23 Apa Kesusahan Yang Dia Terima
- Bab 24 Pertukaran
- Bab 25 Malam Penuh Gairah
- Bab 26 Foto Artis besar Diatas kasur
- Bab 27 Identitasnya Telah Dibongkar Olehnya!
- Bab 28 Menyatakan Cinta
- Bab 29 Kamar Yang Di Penuhi Musim Semi
- Bab 30 Istri Kesayangan Butuh Diberi Pelajaran
- Bab 31 Urusan Sepuluh Tahun Yang Lalu
- Bab 32 Jangan-Jangan Mereka Orang yang Sama?
- Bab 33 CEO Pei Cemburu
- Bab 34 Baginya, Stella Xu Lebih Penting Dari Dirinya
- Bab 35 Ia Berhak Menerimanya!
- Bab 36 Bagaimana Anakku Bisa Kembali?
- Bab 37 Bertemu Kembali dengan Teman Tahanan yang Lalu
- Bab 38 Kebenaran
- Bab 39 Jika Aku Berusaha Lebih Keras, Kamu Akan Hamil
- Bab 40 Kamu Cari Cara Agar Dia Mau Memberi Kamu Sedikit Uang
- Bab 41 Orang Yang Tidur Denganku Sewaktu Itu Bukanlah Kamu
- Bab 42 Direktur Pei Hanya Menyukai Bercinta
- Bab 43 Pengkhianatan
- Bab 44 Harta atau Istri?
- Bab 45 Istriku, Aku Akan Bergantung Padamu
- Bab 46 Dia Ingin Balas Dendam
- Bab 47 Kenangan yang Tak Terlupakan Sepuluh Tahun yang Lalu
- Bab 48 Kemungkinan Dia Tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 49 Kehidupan Berbahagia Tanpa Rasa Malu