Mi Amor - Bab 20 Godaan Dari Mantan Istri

Dari mata Stella yang penuh dengan kebencian itu, Ketha diletakkan dengan begitu lembut diatas kasur oleh Sam.

Dia seperti kecanduan oleh pembalasan dendam ini, tanpa terasa dia menjilati bibirnya itu.

Sam menundukkan kepalanya, matanya tersentuh lidah yang halus dan tajam itu, matanya yang tanpa ragu langsung menyiuminya.

Mata Ketha membelalak melihat tatapan itu, dengan segera mendorong dada Sam, tetapi tidak dapat mendorong ototnya yang besar itu, malah membuat semua ini menjadi lebih dalam.

Membuat ciuman ini kehilangan nafasnya, Sam barulah melepaskan Ketha, menahan tangan Ketha, dengam bola mata yang hitam itu, mengeraskan rahangnya lalu berkata : “Ketha, kamu ingatlah, ini adalah hitungan yang aku ingin lakukan. He, aku ingin kamu menghitung aku beberapa kali.”

Menghela nafasnya itu, apakah identitas Ketha telah diketahui oleh Sam.

“Kakak Sam apa yang kamu katakan, aku tidak mengerti ini...” dengan bibir Ketha yang merah, dengan sekuat tenaga menutupi senyumannya itu, lalu menghilangkan pemikirannya itu.

Dia telah menghilang semua bukti ini, Sam tidak mungkin tahu siapa dia!

Lalu, Sam tidak menjawab hanya memberikan senyuman, lalu pergi begitu saja.

“Nakal!” Ketha sedikit marah lalu berkata, sepasang tangannya memegang wajah yang panas itu, lalu bersembunyi di dalam selimut.

Malam hari ketika Ketha turun dari atas, ditengah malam melihat Stella duduk didapur. Dia mengerutkan dahinya, hatinya tahu jika wanita ini ingin berkata kepada Sam.

Heh, ingin membuat Sam senang? Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu!

Memutarkan bola matanya, Ketha seketika memiliki ide, lalu berjalan keruangan buku Sam.

“Masuk.”

Mendengar ketukan pintu, Sam meletakkan pekerjaannya itu, lalu matanya melihat dengan penuh pertanyaan, “Bagaimana bisa berada disini?”

Ketha mengigit bibirnya, dengan rambut panjangnya lalu dengan bibir merahnya itu berkata : “Aku ingin sedikit mempelajari tentang perusahaan, apakah kakak Sam mau mengajariku?”

Ini seperti harapan bagi Sam, sedikit menusuknya, lalu memberikan sebuah senyuman, “Baik.”

Seperti bersemangat lalu berjalan kearah Sam, Ketha dengan serius melihat berkas yang ada di komputernya.

Jika bukan karena dadanya yang terbuka dengan lebar itu, mungkin Sam mempercayainya.

Daging putih seperti salju itu terus mengoda Sam, hatinya tidak peduli tentang pembicaraan perusahaan itu, matanya terus menoleh kedadanya Ketha.

Dan Ketha tidak bisa mengerti apapun, juga tidak mendengar apapun.

Dia begitu dekat dengan Sam, aura lelaki ini terus saja masuk kedalam dirinya. Jika bukan saja karena Ketha menahan tangannya itu, Ketha mungkin tidak akan mendengar suara kaki diluar itu.

Tidak tahu telah setelah beberapa lama, dan dari koridor terdengar suara kaki, Ketha sedikit tersendak, ketika pintu itu terbuka, dia berpura-pura dengan kaki kebasnya itu, langsung duduk di kaki Sam.

Tangan Stella yang membawa makanan itu, tubuhnya mengeras melihat dua orang dikamar itu, lalu terdengar suara yang sangat nyaring.

Ketha ingin berkata, ketika dia bergerak, dia merasakan ada sesuatu dibawah kakinya itu.

Seketika wajah Ketha memerah.

Merasa canggung itu mengalir kelehernya.

Hanya saja wajah Sam tidak berubah, yang membuat dia tenang itu bukanlah Ketha.