Mi Amor - Bab 30 Istri Kesayangan Butuh Diberi Pelajaran
Ketha Su menengok sekilas dengan panik, ia melihat Sam Pei tengah menatap muram ke arahnya. Mata Sam Pei terlihat tengah menahan marah.
Sam Pei tiba-tiba terbangun tengah malam, ia kaget Ketha Su tidak berada di sampingnya. Setelah sibuk mencari, akhirnya ia melihat Ketha Su tengah menelepon seseorang di balkon.
Ia dari awal sudah agak curiga. Melihat Ketha Su yang ketakutan dan segera mematikan telepon, ia semakin curiga. Kalau pun ia bodoh, ia pasti tetap tahu ada sesuatu yang mencurigakan.
“Kamu menelepon siapa?” Sam Pei mengangkat alisnya menatap Ketha Su.
Ketha Su berusaha menahan kekagetan dan kepanikannya, ia asal berucap: “Seorang teman, ia butuh bantuan. Saya tidur dulu.”
Seusai berucap, tanpa menunggu tanggapan Sam Pei, ia langsung lanjut berbaring dalam selimutnya.
Sam Pei ikut berbaring dalam selimut, tetapi ia tetap terjaga. Ia menunggu Ketha Su terlelap, lalu mengambil telepon genggamnya yang ditaruh di meja samping tempat tidur, diam-diam mengecek pesan singkat dan riwayat telepon.
Meskipun semua pesan singkat sudah dihapus Ketha Su, tetapi di riwayat telepon terlihat jelas ia belakangan ini rutin mengontak seseorang.
Wajah Sam Pei tidak senang, ia mengambil telepon genggamnya sendiri, mencatat nomor itu, lalu menaruh telepon genggam Ketha Su ke tempat awal.
Keesokan harinya, ketika berangkat kerja, Sam Pei masih memikirkan orang yang rutin dikontak Ketha Su. Entah apakah karena sebelumnya cinta ini pernah hilang atau bukan, Sam Pei yang jelas tidak bisa menerima jika ada orang yang akrab dengan Ketha Su.
Atau, bisa saja ini karena ia ingin tahu semua urusan Ketha Su.
Sepulangnya dari kantor, Sam Pei melepaskan dasinya, lalu langsung naik ke lantai atas mencari Ketha Su. Pemandangan yang sama kembali muncul: Ketha Su tengah menelepon seseorang.
Amarahnya langsung naik ke ubun-ubun, Sam Pei yang merasa marah, ia langsung merebut ponsel Ketha Su. Ia segera mematikan teleponnya, mengecek riwayat telepon. Wajahnya bertanya-tanya.
“Siapa?” Suaranya sangat tidak senang, cukup untuk membuat siapapun yang mendengarnya merinding.
Ketha Su kaget melihat wajahnya. Ia menggerak-gerakan bibir, lalu tersenyum canggung: “Teman, seorang teman......”
Sam Pei tersenyum dingin. Tanpa bertanya lagi, ia langsung memegang pinggang Ketha Su, dengan langkah cepat membopongnya masuk ke kamar tidur.
Ketha Su berteriak-teriak, tetapi Sam Pei langsung mendorongnya ke kasur. Tanpa menunggu respon Ketha Su, Sam Pei langsung menindih tubuhnya dan menggeliat-geliat di atasnya. Ia menatap penuh gairah sambil mulai membuka pakaian wanita itu.
Hubungan seksual mereka kali ini bahkan lebih heboh dibanding malam sebelumnya. Ketha Su terkulai lemas kelelahan.
Sam Pei berdiri tegak di hadapannya, dengan tatapan mengancam bertanya: “Beritahu saya, kamu paling mencintai siapa?”
Ketha Su menatap kabur wajah tampan Sam Pei yang intimidatif. Sam Pei menggigit-gigit bibir dan mengangguk.
“Damn it!” Sam Pei lagi-lagi bergerak, ia menubruk Ketha Su, membuatnya mau tidak mau membuang muka, “Kamu boleh tidak memberitahu saya, tetapi kamu harus berjanji bahwa kamu kedepannya hanya akan memikirkanku seorang!”
Gerakannya yang kuat dan kata-katanya yang keras membuat Ketha Su canggung, ia akhirnya terpaksa mengucapkan kata-kata cinta.
Ketha Su yang hampir menangis tidak tahan lagi, ia akhirnya hanya bisa patuh mengucapkan kata-kata yang ingin didengar Sam Pei. Mereka kembali berhubungan seksual.
Setelah selesai, Sam Pei memeluk Ketha Su dan terlelap.
Di tengah malam yang sunyi, Ketha Su diam-diam turun dari ranjang. Dengan wajah tanpa ekspresi, ia mengambil telepon genggamnya, memotret Sam Pei yang terkulai pulas.
Novel Terkait
Ten Years
VivianCintaku Pada Presdir
NingsiMata Superman
BrickLelaki Greget
Rudy GoldAfter Met You
AmardaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Awesome Guy
RobinUangku Ya Milikku
Raditya DikaMi Amor×
- Bab 1 Mengambil Ahli Kekuasaan
- Bab 2 Tandatanganilah Surat Perceraian
- Bab 3 Donasi Jantung Tanpa Nama
- Bab 4 Hari-hari Tanpa Kakek
- Bab 5 Wanita yang Paling Dicintai Sam Pei
- Bab 6 Perjuangan Satu Sama Lain
- Bab 7 Membunuh Orang
- Bab 8 Mengirimkan Kamu Ke Dalam Penjara Dengan Tanganku Sendiri
- Bab 9 Anak Ini Tidak Bisa Dipertahankan!
- Bab 10 “Penindasan dalam Penjara”
- Bab 11 Tugas Spesial
- Bab 12 Segaris Hidupnya
- Bab 13 Pengacara Pribadi
- Bab 14 Warisan dalam Jumlah Besar yang Ditinggalkan Untuknya
- Bab 15 Pertemuan Janjian
- Bab 16 Pertunjukan Menarik Akan Dimulai
- Bab 17 Tingkat Ini Masih Belum Cukup
- Bab 18 Hadiah Besar yang Disiapkan Untuknya
- Bab 19 Apakah Kamu Tahu Harga Dari Menjebakku?
- Bab 20 Godaan Dari Mantan Istri
- Bab 21 Wanita Harus Lebih Kejam Sedikit Terhadap Dirinya Sendiri
- Bab 22 Dicium Dengan Paksa Olehnya!
- Bab 23 Apa Kesusahan Yang Dia Terima
- Bab 24 Pertukaran
- Bab 25 Malam Penuh Gairah
- Bab 26 Foto Artis besar Diatas kasur
- Bab 27 Identitasnya Telah Dibongkar Olehnya!
- Bab 28 Menyatakan Cinta
- Bab 29 Kamar Yang Di Penuhi Musim Semi
- Bab 30 Istri Kesayangan Butuh Diberi Pelajaran
- Bab 31 Urusan Sepuluh Tahun Yang Lalu
- Bab 32 Jangan-Jangan Mereka Orang yang Sama?
- Bab 33 CEO Pei Cemburu
- Bab 34 Baginya, Stella Xu Lebih Penting Dari Dirinya
- Bab 35 Ia Berhak Menerimanya!
- Bab 36 Bagaimana Anakku Bisa Kembali?
- Bab 37 Bertemu Kembali dengan Teman Tahanan yang Lalu
- Bab 38 Kebenaran
- Bab 39 Jika Aku Berusaha Lebih Keras, Kamu Akan Hamil
- Bab 40 Kamu Cari Cara Agar Dia Mau Memberi Kamu Sedikit Uang
- Bab 41 Orang Yang Tidur Denganku Sewaktu Itu Bukanlah Kamu
- Bab 42 Direktur Pei Hanya Menyukai Bercinta
- Bab 43 Pengkhianatan
- Bab 44 Harta atau Istri?
- Bab 45 Istriku, Aku Akan Bergantung Padamu
- Bab 46 Dia Ingin Balas Dendam
- Bab 47 Kenangan yang Tak Terlupakan Sepuluh Tahun yang Lalu
- Bab 48 Kemungkinan Dia Tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 49 Kehidupan Berbahagia Tanpa Rasa Malu