Mi Amor - Bab 5 Wanita yang Paling Dicintai Sam Pei
Ketha Su dengan refleks mengangkat tangannya, meraba dadanya sendiri. Ketika tatapannya berpaling ke dada Sam Pei, ia langsung mengepalkan tangannya erat-erat.
Pinggir bibirnya menyiratkan senyum yang membuatnya terlihat lebih sedih dibanding ketika ia menangis. Ia berkata serak: "Lama tidak berjumpa, Nona Xu."
Stella Xu adalah seorang aktris film yang tengah naik daun. Ia dicap media sebagai salah satu wanita paling menarik. Ia juga seorang wanita yang selalu disayangi Sam Pei.
Ketha Su menundukkan kepala, lalu berjalan menjauh. Ia berdiri di titik yang berjarak satu meter lebih dari ranjang. Ia tidak berani mendekat, karena berdekatan dengan Stella Xu yang cantik membuatnya semakin bisa merasakan jaraknya dengan Sam Pei. Semua harapannya tidak lebih dari harapan yang berlebihan......
"Ada urusan apa mencari saya?" Ketha Su bertanya lembut, ia berpura-pura tenang. Gigi putihnya menggigit-gigit bibirnya sendiri yang pucat. Ia kini hanya ingin secepatnya pergi dari tempat ini.
Sam Pei tengah memakan bubur yang disuapkan Stella Xu, setelah selesai mengunyahnya barulah ia menatap Ketha Su yang berada di ujung ranjang.
"Kedepannya, Stella Xu akan bersamamu mengurus kakek saya. Yang harus kamu lakukan adalah membuat kakek terkesan dengan Stella Xu, sebelum saya membicarakan hubungan saya dan Stella Xu dengannya."
Karena sekarang keduanya telah bercerai, urusan yang akan Sam Pei bicarakan dengan kakeknya jelas urusan pernikahannya dengan Stella Xu. Ia ingin memanfaatkan Ketha Su untuk membuat kakeknya terkesan pada Stella Xu.
Ketha Su ingin menangis, ia mengernyitkan alis dan menggigit-gigit bibir untuk mencegah air matanya menetes.
Tangannya sudah mengepal sampai mengeluarkan darah, kukunya yang tajam telah melukai telapak tangannya, tetapi rasa sakit ini sama sekali tidak memecah konsentrasi Ketha Su.
"......Baik." Ketha Su berucap serak. Ia berpikir, rasa sakit ini mungkin sebanding dengan rasa sakit digigit ribuan semut sekaligus.
Ketha Su tidak mungkin berkata tidak pada Sam Pei. Bagaimana mungkin ia bisa menolak? Ia sangat mencintai pria ini, bahkan ia rela untuk mengorbankan dirinya sendiri hanya demi keselamatannya. Tidak peduli apakah itu tumpukan harta yang ia miliki waktu itu, atau hatinya yang sedari awal sudah dikecewakan, asalkan Sam Pei yang meminta, Ketha Su tidak akan menolak.
Tetapi, ya Tuhan, ia sudah berkorban segini banyak, kapan kiranya ia bisa mendapatkan sedikit cinta dari Sam Pei?
Stella Xu tersenyum di sampingnya. Ia menyendok sesuap bubur, meniupnya, lalu menyuapinya untuk Sam Pei. Ia dengan tidak berdaya berkata: "Kamu ya, seharusnya kamu istirahat baik-baik, urusan ini bisa dibicarakan setelah kamu keluar dari rumah sakit."
Sam Pei memakan bubur yang disendoki Stella Xu, lalu menarik Stella Xu mendekat, dengan nada sangat lembut berkata: "Orang sakit selalu mudah diluluhkan hatinya. Bukankah dengan memulainya sekarang itu akan membantumu menghemat sedikit tenaga? Kamu seharusnya bersyukur dan berterima kasih, bukan malah menyalahkan saya. Saya hukum kamu, bagaimana?"
Stella Xu menatap manja Sam Pei, lalu keduanya langsung saling meledek.
Ketha Su berdiri tanpa ekspresi, matanya menatap lantai. Meskipun ia tidak melihat langsung pemandangan yang menyakiti hatinya ini, tetapi telinganya bisa mendengar jelas canda tawa keduanya. Ini membuatnya menusuk telapak tangan semakin dalam, darah mengucur dari buku jarinya.
Kedua orang itu akhirnya berhenti, Sam Pei menepuk pipi Stella Xu sambil berkata: "Segera rapikan barang-barangmu, berangkatlah sebentar lagi."
Stella Xu dengan patuh langsung membereskan barang-barangnya. Tatapan Sam Pei kembali beralih ke Ketha Su. Melihat genangan darah di lantai depan kaki Ketha Su, matanya menatap tanpa ekspresi.
Tatapannya tiba-tiba berubah menjadi tajam, ia mengancam: "Ketha Su, kalau kamu berani macam-macam, kamu tahu sendiri konsekuensinya bukan?"
Ketha Su yang sejak masuk ruangan selalu menunduk akhirnya mengangkat kepalanya. Matanya menatap kosong, hatinya beku seperti es.
“Baik!”
Apa yang kamu minta pasti saya lakukan, semua demi kamu.
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Lady Boss
GeorgeLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLove at First Sight
Laura VanessaMi Amor×
- Bab 1 Mengambil Ahli Kekuasaan
- Bab 2 Tandatanganilah Surat Perceraian
- Bab 3 Donasi Jantung Tanpa Nama
- Bab 4 Hari-hari Tanpa Kakek
- Bab 5 Wanita yang Paling Dicintai Sam Pei
- Bab 6 Perjuangan Satu Sama Lain
- Bab 7 Membunuh Orang
- Bab 8 Mengirimkan Kamu Ke Dalam Penjara Dengan Tanganku Sendiri
- Bab 9 Anak Ini Tidak Bisa Dipertahankan!
- Bab 10 “Penindasan dalam Penjara”
- Bab 11 Tugas Spesial
- Bab 12 Segaris Hidupnya
- Bab 13 Pengacara Pribadi
- Bab 14 Warisan dalam Jumlah Besar yang Ditinggalkan Untuknya
- Bab 15 Pertemuan Janjian
- Bab 16 Pertunjukan Menarik Akan Dimulai
- Bab 17 Tingkat Ini Masih Belum Cukup
- Bab 18 Hadiah Besar yang Disiapkan Untuknya
- Bab 19 Apakah Kamu Tahu Harga Dari Menjebakku?
- Bab 20 Godaan Dari Mantan Istri
- Bab 21 Wanita Harus Lebih Kejam Sedikit Terhadap Dirinya Sendiri
- Bab 22 Dicium Dengan Paksa Olehnya!
- Bab 23 Apa Kesusahan Yang Dia Terima
- Bab 24 Pertukaran
- Bab 25 Malam Penuh Gairah
- Bab 26 Foto Artis besar Diatas kasur
- Bab 27 Identitasnya Telah Dibongkar Olehnya!
- Bab 28 Menyatakan Cinta
- Bab 29 Kamar Yang Di Penuhi Musim Semi
- Bab 30 Istri Kesayangan Butuh Diberi Pelajaran
- Bab 31 Urusan Sepuluh Tahun Yang Lalu
- Bab 32 Jangan-Jangan Mereka Orang yang Sama?
- Bab 33 CEO Pei Cemburu
- Bab 34 Baginya, Stella Xu Lebih Penting Dari Dirinya
- Bab 35 Ia Berhak Menerimanya!
- Bab 36 Bagaimana Anakku Bisa Kembali?
- Bab 37 Bertemu Kembali dengan Teman Tahanan yang Lalu
- Bab 38 Kebenaran
- Bab 39 Jika Aku Berusaha Lebih Keras, Kamu Akan Hamil
- Bab 40 Kamu Cari Cara Agar Dia Mau Memberi Kamu Sedikit Uang
- Bab 41 Orang Yang Tidur Denganku Sewaktu Itu Bukanlah Kamu
- Bab 42 Direktur Pei Hanya Menyukai Bercinta
- Bab 43 Pengkhianatan
- Bab 44 Harta atau Istri?
- Bab 45 Istriku, Aku Akan Bergantung Padamu
- Bab 46 Dia Ingin Balas Dendam
- Bab 47 Kenangan yang Tak Terlupakan Sepuluh Tahun yang Lalu
- Bab 48 Kemungkinan Dia Tidak Akan Sadar Kembali
- Bab 49 Kehidupan Berbahagia Tanpa Rasa Malu