Love In Sunset - BAB 6 MEMIJAT TAMU
Christine beristirahat selama beberapa hari, orang bagian kantor memberi tahu dia sudah mulai bekerja memijat tamu.
Dia menderita trauma kulit luar seharusnya mengunakan sarung tangan untuk memijat tidak akan menjadi masalah.
Christine mulai memijat tamu , pijat sampai setengah jalan, tamu itu tidak sabar berkata, “Saya bilang kamu apakah benar punya penyakit ? mana ada memijat yang mengunakan sarung tangan? bagaimana jika kulit saya yang lembut kamu buat menjadi rusak ?!”
“Mohon maaf , saya … tanganku sedang berhalangan, saat ini hanya bisa memakai sarung tangan”
“Berhalangan?” tamu dengan curiga dan melihat tangan Christine, “seharusnya tidak ada infeksi kulit yang menular kan?!”
“wa! sangat menjijikan! saya tidak mau dipijat lagi! dan kamu harus menganti rugi!”
Christine dengan terburu-buru menjelaskan, “Tidak ada penyakit menular! Percayalah, saya tidak menyandang penyakit menular.”
“Saya tidak peduli, pokoknya kamu harus mengganti rugi! jika anda tidak membayar, saya akan pergi mencari manager untuk mengkomplain anda!”
Tamu berdiri sambil mengomeli dan mendorong dia, “jangan mengira kamu orang buta saya akan mengalah kepadamu! saya adalah orang yang dilindungi oleh perjanjian konsumen !”
Christine didorong sampai sempoyongan , terus di dorong sampai dia menabrak dinding dibelakangnya.
Seketika bau yang familiar melekat di ujung hidung , hanya saja dia tidak mau mengatakannya saja. Seketika melewati dia dengan satu pukulan mengenai muka tamu itu.
Setelah itu terdengar bunyi suara tulang retak diikuti dengan suara dari teriakkan tamu yang bergema di dalam kamar.
Christine menggigit bibirnya, terdengar suara untuk menghentikan Vincent, “Vincent sudah cukup hentikan!”
Vincent baru berhenti dan membiarkan orang itu pergi.
“Vincent , kamu datang mau melakukan apa?”
Christine menggunakan tangannya untuk meraba dinding sambil melangkah mundur.
Vincent melangkah maju memegang leher Christine, dengan bengisnya, “Christine padahal kamu sudah tahu masalah apa tetapi masih mau menanyakannya?”
Christine memegang erat-erat ujung bajunya, Dia tahu Vincent datang karena persoalan anaknya.
“Anakmu sudah tidak ada lagi, bahkan bila kamu terus tidak melepaskanku juga tidak ada gunannya!”
Vincent dengan tatapan dinginnya, menatap matanya Christine, “mengapa mau mengugurkan anak saya. Dahulu mengapa aku tidak menyadari kalau kamu itu sangat kejam ?”
Christine tertawa–tawa, mata yang tidak fokus dan tidak berdaya, “ Baru menyadari juga tidak terlambat! anak itu adalah bibit darimu saya tidak mungkin membiarkannya. Bahkan bila saya mau melahirkan anak. Saya hanya akan melahirkan anak dari suami saya dan lagi bisa melahirkan lebih dari satu anak, untuk meneruskan harta warisannya.”
Vincent dengan tatapan yang berbahaya, di dalam tatapannya terdapat kemarahan yang mendalam, diam-diam dia menyerangnya dengan sekuat tenaga.
Suara Christine menjadi serak karena penindasan yang di lakukan, tetapi dia tidak menyadar itu. " Benda yang tidak ada harga tidak layak hidup di dunia ini. Anak haram yang di lahirkan tidak dapat meneruskan perusahaan, mengapa saya harus melahirkannya?”
Setiap kata dari dirinya membuat Vincent semakin marah.
Hanya dengan cara ini, dia akan benar-benar merasa jijik terhadapnya dan benar-benar tidak akan datang lagi!
Vincent benar-benar kesal padanya, dengan sangat kuat dia membantingnya ke tempat tidur. Dia membanting tangannya dan merobek pakaian di tubuhnya. "Wanita pelacur! Pertama bertemu yang buta itu saya, bukan kamu! Kenyataannya saya telah dibohongi sekian lama! "
"Oh! Siapa yang membuatmu menjadi anak haram yang tidak diterima! Yuda adalah pewaris harta keluarga yang sah!"
"Christine!" Vincent benar-benar kesal dan terus menyobek pakaian di tubuhnya tanpa tersisa. "Dengar-dengar demi menikah dengan dia kamu sengaja mengandung anaknya, jika demikian, Setiap kamu mengandung anaknya aku akan menggugurkan anaknya, biar dia juga membenci dirimu."
Setelah selesai berbicara, dia langsung menghancurkannya!
Rasa sakit ini sama seperti rasa sakit tubuh yang terpotong oleh pedang, dan itu ada di seluruh tubuh. Christine menggigit bibirnya. Sebelum pingsan dia mengucapkan Kalimat terakhir, "Vincent, aku sangat membencimu!"
Air mata bercucuran membasahi pipinya.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoDewa Perang Greget
Budi MaYour Ignorance
YayaSee You Next Time
Cherry BlossomAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThis Isn't Love
YuyuPergilah Suamiku
DanisLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH