Love In Sunset - BAB 24 UMPAN
Ponsel yang tiba-tiba berdering, Suci terkaget , ketika melihat yang muncul di layar ponsel, dia terlihat sangat gugup.
Dia menjawab telepon , tetapi tidak bersuara , dengan cepat mengunci pintu ruang kantor lalu berkata: “ Halo , Dian, bagimana ? “
“Hasilnya sudah keluar, obat yang kamu kirim itu adalah obat untuk penyakit mental , dan itu bekerja dengan baik untuk mengobati psikosis intermiten.
Suci bernapas panjang, dan muncul beberapa pikiran yang tidak pasti dari hatinya, yang membuatnya gugup: "Bagaimana dengan orang normal yang memakannya?"
“Makan sekali saja tidak akan menyebabkan pengaruh yang terlalu besar. Jika kamu dikonsumsi oleh orang normal dalam waktu yang lama, maka akan menderita skizofrenia. Tetapi mengapa kamu ingin menanyakan ini, siapa orang yang mengonsumsi obat ini ..."
Telinga Suci berdengung, dan Dian mengatakan bahwa dia tidak mendengarkan sepatah kata pun. Tangannya memegang ponsel bergetar, dan kepanikan yang sulit ditahan keluar dalam hati.
Haruskah dia terus menerus memberikan Vincent obat itu ? Dia ragu-ragu, dan keringat dingin meresap dari dahinya di hari itu.
Dini hari, di rumah Pak VIncent.
Henry dan Lucy pergi mengantri untuk setengah jam untuk mendapatkan kue yang disukai Jason.
Duduk di atas kulit sofa yang di import dari Italia tengah ruang tamu besar, pasangan itu duduk seperti duduk di atas jarum.
Selama tiga hari berturut-turut, itu seperti mengatakan hal yang baik , saham penjualan keluarga Henry terjual dalam jumlah banyak. Tidak lebih dari setengah jam setelah pasar dibuka, menjadi turun secara cepat .
Henry mengunakan relasinya, bahkan dengan harga rendah untuk menjual properti di tempatnya untuk mengisi merugian. Pada akhirnya, rumah Henry juga digunakan sebagai jaminan, tetapi masih tidak bisa menghentikan bencana kehancuran ini.
Dengan cara ini , Perusahaan Henry akan mengalami kebangkrutan.
Henry berlari kesana kesini untuk meminta pinjaman untuk kota Z, tidak peduli apakah itu milik negara atau swasta tanpa terkecuali.
Dan teman-teman baiknya yang dulu berteman baik telah menjadi orang-orang transparan seperti gas. Jika bukan berada di luar negeri maka telepon yang tidak aktif.
Sandaran banyak orang yang terjatuh hanya begitu saja.
Henry yang tidak punya jalan keluar, dan hanya bisa memikirkan Jason. Jadi kedua orang suami istri itu datang berkunjung pada saat pagi , berharap Jason dapat membantu Henry untuk melewati masa sulit ini.
Langkah kaki yang tidak terburu memecahkan keheningan di udara yang dingin, kedua suami istri itu mengangkat kepala , melihat Jason mengenakan kancing tiara sutra, yang sedang menuruni tangga lantai dua.
Wajahnya yang dingin, dan alisnya yang tampak tidak sabar.
Pasangan itu saling memandang sama, Lucy memberi Henry tatapan untuk cepat membuka suara.
Henry menelan ludah dan berusaha untuk berdiri.
Mereka sudah bertanya kepada keluarga Vincent sekali, dengan mengorbankan kebahagiaan putri, dan kali ini, mereka masih bisa mengorbankan apa.
“Pak Vincent, maaf mengganggumu di pagi hari.”
Seorang pelayan menuangkan teh pada Jason, dan bersikap tidak sabar: "Pak Henry, saya sudah tahu mengapa kamu datang. Tapi kali ini kamu menyinggung orang yang hebat, keluarga Vincent tidak berani membantu."
Dia menolak dengan dingin, tidak ikut menjerumuskan.
Henry mengembuskan napas, ada keringatan dingin yang merembes dari dahinya. Dia melihat ke belakang dan menatap Lucy, tatapan kedua pria itu menyipit, Lucy menggelengkan kepalanya dengan bingung.
“Bagaimana mungkin menyinggung orang hebat? Pak Vincent,kamu tahu orang seperti apa aku ini. aku adalah pembisnis yang jujur. Aku ... "
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaIstri Pengkhianat
SubardiThick Wallet
TessaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaDark Love
Angel VeronicaLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH