Love In Sunset - BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
Tangan Christine terluka, dokter memberikannya obat lalu membalutnya, dokter bilang luka ditangannya akibat direndam dalam air dingin terlalu lama, dingin yang begitu ekstrim menyebabkan kerusakan kulit dan sel.
Tapi Christine yang semula memiliki pengetahuan umum seputar dunia kedokteran, dia sangat jelas, saat itu permukaan kulit tangannya disobek, sakit yang seperti digigit, bukan karena luka akibat dingin yang ekstrim, tapi lebih seperti--dirusak!
Sekarang, kedua tangannya terbalut kapas yang begitu tebal, dengan keadaan seperti ini dia tidak bisa pergi ke kantor, dia hanya bisa berdiam diri di rumah.
Makanan diatas meja, Yuda memegang mangkok porselin, satu-satu suap menyuapi Christine.
Christine gemetaran, karena ketika Yuda berbuat baik padanya, maka kejadian selanjutnya pasti ada hukuman untuknya.
“Yuda, aku bisa sendiri.”
“Mana bisa! tanganmu terluka, sebagai calon suamimu, sudah seharusnya aku mengurusmu.”
“Aku sungguh tidak apa-apa, hal seperti ini aku bisa melakukannya sendiri.”
Christine berbicara sambil mengangkat tangannya hendak meraih mangkok di depannya, lalu mendengar suara “Bang”, mangkok porselin terjatuh diatas meja, sup didalamnya tumpah ke badan Yuda.
Christine tak berdaya, ia dengan tergesa-gesa berusaha membenarkan posisi mangkok, “Maaf, maaf, aku tidak sengaja...”
Christine belum selesai bicara, rahang bawahnya dicengkeram, soup dijejali paksa ke dalam mulutnya.
“Uh...”
Christine dengan kesusahan menelan paksa soup, karena ia susah bernafas, sup masuk ke dalam pembuluh air mata, hingga membuat air matanya hampir keluar.
Yuda mengacuhkan Christine yang ada didepannya, satu tangannya mencengkeram Christine, satu tangan lagi mengambil soup yang dituangkan pelayan dan terus menjejalinya kedalam mulut Christine.
Christine baru saja mengangkat tangannya, Yuda dengan sedih membuka mulut, “Bagaimana? Mata sudah buta masih tidak patuh, tanganmu harus cacat dulu kah baru mau patuh?!”
Kata terakhirnya jelas tengah mengancam Christine.
Nafas Christine tak beraturan, tak berdaya menurunkan kembali tangannya, air matanya jatuh, ia seperti tengah menertawakan dirinya yang tak berdaya.
Yuda tertawa dingin, saat ingin meneruskan menjejali soup pada Christine, terdengar suara dingin Vincent, “Kakak dan kakak ipar kalian sangat menarik, kalian sedang bermain cosplay?”
Yuda melihat Vincent yang berjalan menujunya, tersenyum lembut, “Vincent, kamu tidak paham, Christine suka perlakuanku terhadapnya yang seperti ini, ini adalah suatu kebahagian milik kita berdua.”
“Sepertinya aku sudah mengganggu kebahagian kalian.”
Vincent walaupun mulutnya berkata seperti itu, tapi tidak meninggalkan tempat makan malah duduk disebelah meja makan, dengan elok memakan makanan di meja.
Melihat Vincent seperti ini membuat suasana hati Yuda memburuk, dia melepaskan cengkeramannya pada wajah Christine, dilanjutkan dengan menjambak rambut Christine, dengan sekuat tenaga menjambaknya, membuat Christine mengangkat wajahnya menatap Vincent.
“Heh, Christine suka disiksa, karena hatinya menyimpan orang lain. Benarkan? Christine.”
Bibir Christine gemetaran, “Benar, aku suka disiksa, tapi di hatiku tidak ada orang lain.”
Yuda tertawa dingin, melihat Vincent, Yuda sengaja memancing Vincent, “Benarkah? Ya benar juga, pada akhirnya demi menikah denganku, kau tega menggugurkan anak dari bekas pacarmu. Demi cintamu padaku kau rela berkorban seperti ini, aku bagaimana mungkin bisa melupakannya?”
Setelah kata-kata itu keluar dari mulut Yuda, wajah Christine seketika memucat.
Wajahnya mengarah pada Vincent, dalam hatinya berdoa semoga Vincent tidak mendengar jelas pada bagian kata “anak”.
Tetapi, doanya tak terkabul.
Vincent meletakkan sumpitnya, suaranya terdengar mengerikan, “Anak? Anak siapa?”
Tawa Yuda penuh kebusukan, “Siapa lagi, mantan pacar Christine! 3 tahun yang lalu, aku ingat saat itu bayinya sudah berusia 8 bulan, sungguh sayang sekali!”
3 tahun yang lalu, selain anak dari Vincent, dari siapa lagi?
Wajah Vincent berubah dingin, bola matanya menatap tajam Christine, “Kakak ipar, ternyata pernah melalui pengalaman yang begitu agung?”
Yuda menepuk-nepuk wajah Christine, “Christine, Vincent sedang bertanya padamu!”
Sebelumnya Christine tidak pernah mengalami hal seperti ini, ia berterima kasih karena matanya yang tidak dapat melihat.
Ia memandang bayangan gelap didepannya, dengan suara bervolume besar ia mengucapkan kata yang selama ini ia latih di dalam hatinya berulang kali, “Aku, Christine dari awal tidak pernah mencintai siapapun, dan tidak mungkin melahirkan anak kutukan sebelum menikah! Jadi, segala batu sandungan dan anak di luar nikah, sekalipun mati, aku tidak akan melahirkannya ke dunia!”
Kedua tangan Vincent saling mengepal, padahal jelas tengah menahan amarah, tapi ia malah dengan tersenyum kecil berkata, “Baik sekali! Perasaan cinta kakak ipar terhadap kakak begitu dalam!”
Yuda tersenyum lega, ia akhirnya melepaskan jambakannya di rambut Christine.
Christine seperti boneka yang tidak ada kesadaran diri, dengan tidak sengaja jatuh ke lantai...
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlYour Ignorance
YayaThe Gravity between Us
Vella PinkyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH