Love In Sunset - BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
Yuda yang muram, mendadak membangkitkan tubuhnya dari sofa: "Alasannya sederhana, saya ingin melihat sebenarnya mereka berselingkuh atau tidak."
Dia mengangkat kepala, meminum habis wine yang berada dalam gelasnya dalam satu tegukan, dia menggenggam gelas wine dengan erat, matanya yang mendadak berubah menjadi merah: "Tidak disangka, benar-benar ada."
Dia tertawa hampa, tangannya yang menggunakan tenaga, gelas wine yang berada di genggamannya tanpa disangka pecah.
Pecahan gelas yang dicemari dengan darah segar yang berwarna merah gelap itu menetes ke tanah, warna matanya yang gelap mendadak dinodai oleh niat jahat dari neraka.
"Makanya saya mempermainkan orang yang paling diperdulikannya, melihat dia yang begitu menderita. Kamu benar-benar tidak tahu, perasaan itu benar-benar enak, sanggat enak."
Yuda mengangkat kepalanya dan tertawa, tawanya yang hampa meledak di udara, temperatur udara mendadak sedikit menurun, Suci hanya merasa dingin di belakang.
Dia tak kuasa menggigil, sepasang matanya sedikit menutup, segera kembali terbuka: “Tidak mungkin, di kala itu dia begitu membencinya, membenci wanita itu karena tidak mempedulikannya. Dia sangat menginginkan wanita itu mati, jika bukan karena kamu yang melakukan hal yang tak perlu, bagaimana mungkin masalah bisa berkembang mencapai tahap seperti ini.”
“Kamu jangan bermimpi lagi!” Yuda menundukkan kepala, berjalan dua langkah ke arah Suci, saat menundukkan kepalanya, nafas yang menakutkan berhembus di wajahnya.
Suci hanya merasakan dingin di belakangnya, mendadak matanya menegang, tanpa sadar dia melangkah mundur, Yuda segera mengikutinya, menahannya dagunya yang lancip dengan erat.
Kedinginan membungkus dirinya dengan erat, tak kuasa dia menggigil ketakutan, dia menatap Yuda, matanya sulit menutupi ketakutannya.
Tiba-tiba tersadar, dia seperti telah memancing iblis yang tak seharusnya dipancing, namun jika menarik diri kembali, apakah masih sempat?
Yuda malah tertawa, tawanya yang tajam seperti pisau pada kaca: “Jangan menipu diri sendiri maupun orang lain lagi. Jangan mengira sewaktu Vincent sadar orang yang dilihatnya adalah dirimu, maka benar-benar lupa bahwa Christine mencintaimu, perasaanmu terhadapnya bagaimana bisa dibandingkan dengan keintiman mereka berdua, tergantung padamu......”
Yuda mendengus, mendadak melepaskan tangannya yang menggenggam dagunya, namun pandangannya yang dingin malah semakin kabur: “Kamu pernah kepikiran tidak, jika dia tahu kamu sudah membohonginya, konsekuensinya bisa bagaimana? Berdasarkan wataknya anggaplah dia tak membunuhmu, juga bisa membuatmu merasa lebih baik mati daripada hidup.”
Mata Suci mendadak menegang, menatap ke arahnya, terangkat gelora yang menakutkan pada matanya: “Yuda, kamu sama sekali tidak mencintai Christine, kamu bekerja sama denganku sama sekali bukan untuk mendapatkannya, melainkan untuk berurusan dengan Vincent?”
Cinta, bagaimana dia bisa mencintai wanita yang tubuh dan hatinya yang dimiliki oleh musuhnya. Pelacur itu, bahkan mendonasikan kornea juga memiliki tujuan lain.
Dia membenci wanita itu, sangat ingin menghancurkan apapun yang menjadi miliknya.
Ujung matanya tersebar sakit yang sebentar-sebentar, perasaan itu membuatnya sakit hingga ingin mati. Dia sangat ingin menarik keluar kornea wanita itu. Dia mengetatkan tangannya yang pucat itu dengan sekuat tenaga, menahan amarah yang menderu dalam hatinya, dia mencibir, tawanya yang dingin seperti pisau: “Kamu sekarang mengetahuinya, tidak terlambat.”
Melihat ekspresi Yuda yang dingin, Suci tak kuasa bergidik, dia sudah dipergunakan oleh pria yang berada di hadapannya. Digunakan sangat tidak tanggung-tanggung: “Kalian sebenarnya ada perseteruan apa, membuatmu begitu membenci dirinya.” demi menghancurinya, menggunakan segala cara.
Adanya rasa sakit yang parah di telapak tangan, membuat alis Yuda sedikit mengerut, dia membuka telapak tangan, menarik keluar pecahan gelas yang masuk diantaranya.
Dia menaruh pecahan gelas itu di bawah sinar mentari, langit juga ikut memproyeksikan sinar ke pecahan kaca itu, bayangan merah di wajahnya, matanya seketika dilumuri oleh teror: “Kebencian yang mendalam!”
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSang Pendosa
DoniUangku Ya Milikku
Raditya DikaTen Years
VivianMy Perfect Lady
AliciaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH