Love In Sunset - BAB 23 RACIKAN OBAT

Yuda tersenyum dingin, raut wajahnya seketika berubah tenang, dia membuang pecahan kaca yang berada dalam genggamannya dan berjalan menuju meja di sudut ruang tamu.

Ekspresi Suci tidak bisa dimengerti, dengan sedikit paksaan Yuda memberikan botol berisi pil obat-obatan ke tangannya. “bawa obat ini pulang dan suruh dia meminumnya, sehari sekali.” Suci memegang obat itu, telapak tangannya seperti terbakar panas, membuat hatinya menjadi gundah: “ini obat apa?”

Yuda sedikit mengerutkan bibir, pupil matanya menajam jahat: “kamu lakukan saja, obat ini tidak akan membuatnya mati, hanya dapat membuatnya patuh padamu. Agar selamanya dia tidak akan mengingat lagi Christine jalang itu, kamu bisa mendapatkan yang kamu inginkan, bersama-sama dengannya bukankah ini sesuatu yang membuatmu senang?”

Rasa panas yang ia rasakan di tangannya menghilang, Suci mengenggam erat botol pil itu, seperti memegang sesuatu yang sangat berharga, dia menatap Yuda lekat-lekat dan akhirnya mengangguk setuju.

Malam tiba, Suci dengan hati-hati membuka pintu apartemen.

Sepatu kulit milik Vincent yang mahal tergeletak rapi di depan pintu.

Tapi di ruang tamu yang berwarna abu-abu dan putih itu tidak ada siapa-siapa.

“Vincent, apakah kamu di rumah?”tidak ada orang yang menjawab pertanyaannya, hanya ada suara air mengalir yang berasal dari kamar mandi.

Suci gelisah melewati kaca putih kamar mandi, tangannya memegang sekotak sushi, dia melipat tangannya dan berjalan mengendap-endap, telinganya mendengarkan kesunyian dari dalam.

Setelah memastikan Vincent tidak akan segera keluar, dengan cepat Suci berjalan menuju meja makan, menaruh kotak sushi, menuang segelas air, kedua tangannya bergetar mengambil obat yang telah disiapkan dan menaruhnya ke dalam air minum.

Plup, pil putih masuk ke dalam air yang tenang dalam gelas dan dengan cepat tenggelam ke dasar gelas.

Gelembung putih muncul lalu obat itu larut dalam air.

Suci memegang gelas itu dengan kedua tangannya, dan mencoba mengendusnya, setelah memastikan bahwa tidak akan ketahuan, dengan cepat dia menaruh gelas itu di atas meja.

Tiba-tiba di belakangnya terdengar suara pintu terbuka, dia gugup, jantungnya berdetak kencang.

“ini sudah larut, kenapa datang kemari?”suara Vincent yang rendah terdengar dari belakang, dia terdengar lelah dan ada sedikit rasa tidak suka.

” Suci menarik napas dalam, mengatur kembali napasnya, saat berbalik badan, dengan cepat menutupi ketidak nyamanannya, dia menarik sudut bibirnya mencoba tersenyum.

Suci menyebut sekotak sushi yang ia taruh di atas meja.

“Aku tidak lapar.” Dia berjalan menuju meja makan, gaun mandi putihnya yang tipis membuat otot dadanya samar-samar terlihat.

Rambutnya yang hitam masih basah, tetesan air jatuh dari rambutnya, pemandangan yang sempurna, tidak rela untuk pergi.

Vincent mengambil handuk mandi dan mengeringkan rambutnya, tangannya yang lain meraih gelas berisi air yang terletak di atas meja.

Vincent mendekatkan gelas itu ke bibirnya, mendongak dan meminumnya.

Melihat gerakan Vincent, mata Suci membesar, bibirnya sedikit terbuka, saat sudah sampai di mulutnya, dia meneguknya keras-keras.

Matanya yang melihat Vincent meminum air sampai habis, dengan gugup menelan ludah.

“Vincent......”suaranya masih belum merendah, tapi yang dia lihat malah wajah Vincent yang berubah menjadi pucat, tangannya yang besar memegang posisi pada jantungnya.

Wajah Suci juga berubah pucat, tatapan ngeri tidak bisa ia sembunyikan, dengan cepat dia melangkah ke depan Vincent, menggapai lengan Vincent dan menyangganya: “Vincent, kamu kenapa?”

Vincent menggeleng, Suci mendudukkannya di kursi dan menaruh lengannya, wajah pucatnya semakin mereda: “Aku tidak kenapa-kenapa, mungkin akhir-akhir ini banyak urusan di kantor, kecapekan.”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu