Love In Sunset - BAB 20 KEBOHONGAN
Larissa mengulurkan jari tangannya ke arah Vincent, jari yang putih itu mulai bergetar.
“Tunggu, saat itu jelas-jelas dia yang menginginkan kami berpisah terlebih dahulu.” Tatapan Vincent menjadi sayu, mulai muncul sedikit keraguan dihatinya.
Dia menundukkan kepalanya menatap dengan dingin foto yang terpasang diatas batu nisan, keraguan dihatinya pun semakin membesar, rasa keraguan yang ada dihatinya itu pun semakin meningkat, membuatnya menjadi tidak tenang.
Christine pernah berkata padanya, bahwa Larissa adalah sahabat terbaiknya, dia menceritakan semuanya kepada sahabatnya, diantara mereka tidak ada rahasia sama sekali.
Jangan-jangan diantara mereka ada rahasia yang lainnya?
Tubuhnya menegang, seperti digalih secara paksa oleh sebuah benda. Sepasang tangannya mengepal hingga urat-urat lengannya muncul.
“Christine, kenapa harus berbohong, dia adalah sahabat terbaikmu.”
“Christine berbohong? Dia yang menginginkan perpisahan lebih dulu?”
Didalam bola mata Larissa pun muncul setitik keraguan, reaksi yang Vincent tunjukan seperti dia tidak sedang berpura-pura. Hatinya mulai sedikit goyah, tangannya yang gemetaran terkulai lemas disamping tubuhnya, kembali mengepal dengan kuat.
“Vincent, sebenarnya apa yang telah terjadi ketika kalian berada di luar negeri?” Tatapan kebenciannya seketika berubah menjadi tatapan kecemasan.
Selama ini, walaupun Christine tidak berada di negeri ini, tidak berada disisinya, tetapi dari e-mailnya dan videonya Christine, sejak awal perasaannya telah hadir dalam hubungan mereka.
Pria yang begitu dicintai oleh Christine tidak mungkin pria yang buruk. Mungkinkah terjadi kesalahpahaman diantara mereka?
“Saat itu..........”
Vincent memejamkan matanya sejenak, kemudian secara tiba-tiba membuka matanya kembali. Masa lalu yang tidak ingin diingatnya seketika kembali datang satu per satu, menghancurkan dinding yang dibangun dihatinya secara paksa, mengingatkan kembali akan kebersamaan mereka yang begitu nyata.
Dia menelan air ludahnya, jakunnya bergerak naik turun dengan cepat. Suara samar terdengar dari bibir tipis itu.
“Saat itu, aku mengidap penyakit darah yang parah, hingga hampir meninggal. Disaat aku mengalami waktu yang sulit, dia meninggalkanku sendirian dan kembali pulang ke China.
Deruan nafasnya dan suaranya gemetar, karena dia tidak ingin kembali membuka luka lamanya. Hatinya sakit setiap kali mengingat kejadian itu, seperti menarik paksa dirinya untuk pergi ke neraka, orang sekuat apapun tidak akan bisa menahan rasa sakit itu.
“Ketika aku terbangun setelah operasiku berhasil, aku mendapatkan kabar bahwa dia telah berpaling ke pelukan pria lain, tunangan pria itu......... saat ini, tak disangka dia bunuh diri demi pria brengsek itu, mungkinkah jika aku tidak membencinya?
Sepasang tangan yang terkulai kembali mengepal dengan kuat, urat-urat dilengan pun kembali terlihat.
“Vincent, kamu tidak boleh bicara seperti itu mengenai Christine. Jika dia tidak mencintai seorang pria, dia tidak akan melahirkan anak demi pria itu. Anaknya bukanlah manusia brengsek.”
Mengingat kejadian yang sebelumnya, wajah Larissa seketika menjadi pucat, mata yang berwarna coklat gelap itu pun berkabut karena menahan rasa sakit: “Saat itu kondisi kandungan Christine tidak begitu baik, jika melahirkan lebih awal dari waktunya bisa membahayakan nyawa Christine.
Aku bukannya tidak pernah menasehatinya, memperingatkannya. Tapi dia menangis dan memohon padaku, memaksaku untuk membantunya melahirkan anaknya. Tanpa peduli nyawanya yang terancam.
Demi mempertahankan anak itu tidak ada yang tahu bagaimana sulitnya dia.
Anak itu lahir lebih cepat, tidak sampai tujuh bulan sudah dilahirkan. Christine mengalami pendarahan hebat, jika bukan karena keberuntungannya, mungkin sejak awal dia telah meninggal.
Demi menjaga anaknya, dia menahan rasa sakitnya mengantarkan anaknya ke panti asuhan, kamu tidak pernah merasakan kesulitannya, jadi kamu tidak berhak untuk menghakiminya. Lebih tidak berhak lagi untuk mengatakan anak itu brengsek.”
“Tunggu, apa yang kamu katakan tadi?” pupil mata Vincent pun mengecil, wajahnya seketika memucat. Suara samar keluar dari tenggorokannya, nafasnya pun menjadi tidak beraturan.
“Kamu bilang, anak itu tidak sampai tujuh bulan sudah dilahirkan?” pikirannya sulit untuk mengatasi rasa panik yang muncul, membuatnya merasa sangat tidak tenang.
Keraguan akan rasa bersalah sama seperti rumput liar yang menahan dirinya, membuatnya tidak dapat mengendalikan diri.
Jika dipikir-pikir, anak itu juga darah dagingnya, pantas saja dia merasa anak itu sangat mirip dengannya ketika dia kecil dulu.
Vincent, kamu benar-benar seorang bajingan, kamu bahkan memaki anakmu dengan sebutan brengsek. Wanita itu hampir kehilangan nyawanya demi melindungi anakmu, kamu malah menghinanya jalang, wanita yang terhina didunia ini.
Kamulah yang terhina didunia ini, teregois, dan orang yang paling tidak tahu malu!
Novel Terkait
Husband Deeply Love
NaomiAwesome Guy
RobinNikah Tanpa Cinta
Laura WangHis Second Chance
Derick HoBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Goddes
Riski saputroSee You Next Time
Cherry BlossomLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH