Love In Sunset - BAB 21 KONSPIRASI
Kebencian yang telah dibangun bertahun-tahun telah ambruk. Jantung gemetaran.
Darah daging seperti seketika diambil lari oleh orang, seketika menjadi kertas, bahkan angin yang amat kecilpun membuatnya tak dapat berdiri dengan stabil.
Udara seperti telah dimasukkan jarum, bahkan nafas yang paling ringan pun terkandung rasa sakit.
Bentuk badannya yang tinggi bergetar, bersandar pada batu nisan Christine.
“Vincent, bodoh kamu. Christine melakukannya seperti ini pasti ada kesulitannya.” Suara Larissa dari jauh, mendadak menjadi tak menentu.
“Vincent, kalau ada akhirat, mari kita menjadi sepasang camar.” Suara Christine seketika terdengar di telinga, dan gambaran saat dia mengatakan hal ini kepadanya, kemurungan yang tersembunyi di matanya akhirnya memperbesar tanpa akhir di kepalanya.
Dia mendadak memutar badannya, pergi dengan langkah kaki yang besar. Panik seperti orang gila yang kehilangan akal sehatnya.
“ Vincent, kemana kamu?” di belakang badannya terdengar suara Larissa yang memanggilnya, tetap tidak dapat menghentikan langkahnya untuk pergi.
“Direktur Vincent!”
Haris muncul, matanya bernaungkan kekhawatiran yang kuat.
“Beri no telepon saya kepada dia, beritahu dia, masalah Christine tidak diizinkan untuk diberitahukan kepada siapapun.”
Tunggu sampai aku menemukan kebenarannya, semua orang yang pernah mengganggunya akan membayar untuk ini, tunggu kalian, semuanya tunggu saja.
Senja, villa pinggir kota.
Ruang diam yang besar mendadak dipecahkan oleh sepatu hak tinggi wanita itu yang mendadak masuk.
Yuda duduk di sofa dengan miring, tangannya menggoncangkan gelas wine, mengangkat kepalanya dengan lembut. Matahari terbenam masuk dari jendela Barat, sinar jatuh pada wajahnya.
Sinar yang menyilaukan mata, namun tidak dapat menghalangi sinar pada matanya.
Dia menatap dingin Suci, bibirnya terangkat dengan sentuhan dingin: “Kamu masuk dengan tak tahu malu seperti ini, kamu tak takut diketahui oleh kekasihmu.”
“Maaf, tuan, nona Suci dia……” pembantu yang mengikutinya dari belakang tampak gelisah, bergegas menjelaskan.
Perkataannya belum selesai, sudah dihentikan oleh tangan Yuda yang terangkat, dia melambai-lambai tangannya, pembantu menerti dan keluar.
“Yuda, kamu tahu Vincent sedang menginvestigasi masalah lalu pelacur itu?”
Suci emosional, suaranya yang tinggi menggema di rumah besar itu, seluruh udara berdengung.
Tangan Yuda yang pucat meremas gelas wine, menggoyangnya, mencicipi wine: “Mengenai itu, terserah dia mau menginvestigasinya.”
“Mana bisa, kalau dia tahu bahwa anak pelacur itu adalah anaknya, dia akan lebih sulit untuk melupakan pelacur itu, tidak bisa, aku mau mencarinya, menghentikannya.” Matanya memerah, kedua tanggannya mengerat, sangat kuat, ada sakit yang tajam yang tersebar dari telapak tangannya.
Dia berusaha begitu lama, semua pembalasan, dia tidak akan mengizinkan hal itu lepas begitu saja dari tangannya. Karena Yuda tidak membantunya, dia bergantung pada diri sendiri.
“Nona Suci, kamu harus tenang, kalau begini bagaimana bisa berbuat sesuatu.” Sepasang kaki Yuda bertumpang tindih, menggoyangkan gelasnya dengan santai.
Mata semakin mendingin.
“Tenang, kamu mau aku tenang bagaimana?” sekarang hati Vincent semuanya pada pelacur itu, saya lah yang merupakan tunangannya.”
Suci melangkah ke depan, melotot Yuda dengan marah, riasan pada wajahnya tidak bisa menutupi keganasan dan kekejaman pada wajahnya: “Semuanya salahmu, kalau bukan karena kamu yang ngotot mau kita pulang, dia tidak akan bertemu dengan pelacur itu, kalau mereka tidak saling bertemu, maka tidak akan begitu banyak masalah. Saya benar-benar tidak mengerti, mengapa kamu seperti itu terhadap pelacur itu dihadapannya, bukannya kalian seharusnya bercinta, membuatnya semakin membenci perempuan itu.”
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeCinta Yang Dalam
Kim YongyiSomeday Unexpected Love
AlexanderMy Enchanting Guy
Bryan WuAdore You
ElinaMy Charming Lady Boss
AndikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH