Love In Sunset - BAB 12 Memohon Kematian

Di pupil mata Christine tiba-tiba hanya ada setitik cahaya. Cahaya itu adalah harapan untuk hidup, dia tidak berusaha lagi, tubuh yang tipis itu tergletak menghadap kelangit.

“Ulurkan saya tangan satunya.”Vincent dengan sekuat tenaga menarik Christine,pembuluh darah di kepala, leher semua terlihat keluar.

Suaranya bergetar dan matanya merah. Malam itu sangatlah gelap, tetapi dalam kegelapan itu tiba-tiba seperti ada cahaya yang menyinari.

Yuda dengan tatapan dinginnya menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya,kedua sisih tubuh saling menyatu.

Perzinahan. Saya pasti tidak akan membiarkan kalian berdua berhasil!

“Hidup?” Dia mengatakannya dengan mendengus, dengan senyumnya yang seperti orang psikopat, dan nada bicaranya seperti seolah-olah berasal dari neraka.

“Jangan mimpi!Kepala anak haram itu berada dihamparan bunga, hamparan bunga putih yang begitu keras, jus otak pun berceceran di atas tanah…zezeze…”

Dia melotot dan berexpresi berlebihan,setiap kata kalimat berasal dari mulutnya yang dingin dan penuh kebencian.

Harapan di muka Christine perlahan lahan sirna.

“Tutup mulutmu!”Vincent berteriak,seluruh tubuh mengelurkan keringat dingin dan membawa nada suara yang marah.

Yuda mendengus:“Tutup mulut?Christine,kamu tahu anak haram yang kamu lahirkan itu mati dengan cara yang sangat tragis,otaknya behamburan dengan daging yang terpeca belah.”

Setiap kata yang di ucapkan itu seperti anak panah yang terus menembus hati Christine. Mengunakan anak yang mati mengenaskan sebagai duri yang menghapus harapannya.

“Lepaskan tanganmu Vincent. saya mohon padamu lepaskan tanganmu!”Christine berusaha melepaskan tangannya,tubuhnya yang kurus bergoyang-goyang. “Yuda,Dia itu adalah tunanganmu!”

Christine memohon untuk mati dan terus berusaha menarik dia kebawah. Polisi yang membantu nya di belakangnya juga tidak mampu untuk menghentikan semua ini .

Tangannya sudah tidak mampu menahan ini,perlahan-lahan tangan dia terlepas.

Vincent dengan raungan histerisnya tidak menginginkan dia mati.

Yuda mendengus,dibawah matanya tampak segaris noda hitam dengan angkuhnya dia berkata:“Tunanganku?Kamu tanya dia siapa bapak dari anak itu.”

Yuda memaksa dia untuk mengatakan segalanya,Dia hanya ingin orang-orang yang dia benci untuk membayar kehilangan orang-orang yang dicintainya. Perasaan seperti itu menyiksanya setiap hari dan perasaan itu membuat dia menjadi gila.

“Yuda,saya tidak akan membuat kamu punya harapan menjadi kenyataan,saya akan menemani Zayn mati,kamu dalam kehidupan ini jangan harap mengetahui siapa bapak dari anak ini.” Christine Berteriak,bola matanya bagian bawah berubah menjadi merah.

Dia sudah cukup menderita sendirian karena kehilangan orang yang dia cintainya,dia sangat mencintai orang itu dan dia rela untuk menangung rasa sakit yang memilukan ini.

“Baiklah,Kalau begitu pergilah ke neraka. Lagi pula saya Yuda tidak akan kesulitan untuk mencari wanita murahan dijadikan tunangan.”

Staf medis rumah sakit juga ikut membantu regu penyelamat, satu demi satu orang membantu menarik Vincent dan akhirnya mereka berhasil menghentikan tubuh pelahan jatuh kebawah.

Mata Vincent memerah waktu menariknya, hatinya sedikit menciut, “Christine saya perintahkan kamu untuk tidak melepaskan tanganmu, tidak boleh mati!”

Christine menongak keatas, bibirnya yang pucat dan bergetar. Dengan wajah yang kesakitan Dia memaksakan diri membuka mulutnya,tidak bersuara mengatakan:“Vincent,saya mencintaimu!”

Ini adalah pertemuan terakhir jadi harus memberikan dia kenangan yang terindah.

Dia menahan semua sakit yang di rasakan, tersenyum dengan leluasa , waktu dia mengunakan satu lagi tangannya untuk melepaskan genggaman tangan Vincent.

Waktu tangan Christine melepaskan tangan dia, hatinya seakan jatuh ke atas jarum yang tidak terhitung banyaknya, bahkan untuk bernafaspun terasa sakit.

Vincent,saya——sungguh tidak bisa kehilanggan dirimu。

Dia menarik jari tangannya,seperti masih ingin merasakan hangatnya tangan Vincent.

Dia tersenyum dan jatuh kebawah, seperti putusnya benang layangan yang paling indah!

“Christine!” setengah badan Vincent bergantungan diatas gedung menjulurkan tangannya menembus udara. Angin yang meniup kering keringat dan darah masuk menusuk kedalam jantung.

Waktu itu, kamu merasa kehilangan hal yang paling penting di dunia ini, hati dan tubuh ini terasa hampa!

Dia dengan matanya sendiri menyaksikan Christine jatuh, kepalanya membentur kipas AC, tubuh tipisnya mengikuti gaya dorong jatuh kebawah, terus bertambah cepat.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu