Love In Sunset - BAB 13 PERGI
Seprai tipis yang ditarik oleh semua orang di lantai bawah, tidak bisa menghentikan jatuhnya, tubuhnya seperti terangkat paksa, dan akhirnya dia jatuh ke tanah seperti boneka yang patah, lalu dia menutup matanya.
vincent melihat seluruh darah yang berceceran dilantai, terlihat seperti hujan darah.
Dia menatapnya, dan suasananya tiba-tiba menegang, dia melotot matanya, yang terpancar dari matanya adalah terkejut.
Dia mempertahankan postur yang kaku, tidak berani bergerak.
Ada hawa dingin yang mengerikan di udara.
Kesejukan diudara tiba-tiba mengembun menjadi es, sulit bernapas, semuanya seperti membentuk hujan es yang tebal di antara jantung dan paru-parunya, membiarkan jantungnya hancur lebur menjadi lumpur.
Di membeku disana, seperti patung yang dingin dan tak bernyawa.
Tanpa dia, dia sepertinya juga ikut mati.
"Ha ha ha, ha ha ha. akhirnya dia mati. Hebat, bagus, memalukan baginya untuk hidup."
yuda tertawa, tertawa gila.
Dia berlari ke sisi gedung dan mengarahkan tangannya ke vincent. Tangannya gemetar: "vincent, kamu lihat, dia sudah mati. Kamu bukannya sangat membencinya, sekarang apakah kamu bahagia? Aku telah dirugikan selama ini."
Dia tertawa semakin keras, tubuhnya pun ikut bergertar, seperti orang gila.
Melihat vincent sedih, dia seharusnya bahagia, tetapi dia tidak tahu mengapa, hatinya seperti dipaksa robek, dan kebeciannya semakin terlihat.
“vincent, kamu baik-baik saja!” Suci bergegas dan menarik lengan vincent.
nadanya cemas, tetapi matanya terlihat bahagia atas kejadian itu.
vincent akhirnya sadar, mendorongnya dengan kuat, dan bergegas turun kebawah.
ketika vincent bergegas keluar dari lift lantai bawah, ambulan sudah membunyikan sirine dan keluar dari pintu besar.
Suara yang keras itu, membuat kepalanya mati rasa
Dia bergegas ke mobilnya yang diparkir di samping. dia mengambil kunci dari kantongnya, dan menekan jarinya pada tombol kunci.
Dia menarik pintu dengan keras, dan tidak bisa membukanya, darah seperti mengalir dari pembuluh darahnya keseluruh tangannya. dia kemudian menendang ban mobilnya dengan sekuat tenaga.
Dia menghela nafas dengan kuat, menutup matanya , rasanya ingin mengusir bayangan darah tubuh christine dari pikirannya.
Wanita ini, begitu perhitungan, begitu ingin hidup dan takut akan kematian, bagaimana bisa rela mati demi makhluk kecil itu!
Suci bergegas kesana. Dia pertama kali memblokir pintu mobil dengan tubuhnya. Dia mengangkat kepalanya,menatapnya dengan sepasang mata gelisah: "vincent, kamu mau pergi kemana?"
“pergi.” katanya dengan nada dingin , dan menatapnya dengan mata yang memerah.
Dia berusaha menahan dingin yang dia rasakan disekujur tubuhnya, jadi dia tidak gemetar.
Dia menegakkan punggungnya, menelan ludah, mengangkat dagunya dan berkata: "Dia adalah pacar abangmu. Mengapa kamu begitu gelisah? vincent, aku ini baru tunanganmu."
"pergi!"
dia dengan tangannya yang besar dan kuat mendorongnya dengan keras, dan dia nyaris tidak dapat berdiri dengan kokoh jika bukan karena ada pagar yang menopangnya.
Pada saat ini dia sudah membuka pintu mobil, dia masuk ketempat orang mengendarai mobil.
Dia menyalakan mobil dan menginjak pedal gas. suara mobil yang keras itu membuat mata Suci melotot.
Dia mengambil napas dalam-dalam, bergegas ke depan, merentangkan tangannya di depan mobil: "vincent , aku tidak ingin kamu mengejarnya."
Dia adalah calon suaminya, dia tidak akan membiarkan calon suaminya pergi untuk wanita lain. Dia mengangkat kepalanya, menggigit bibirnya, dan matanya menatap pria di yang menyetir itu sejenak.
Alis pria itu sedikit terangkat, dan matanya memancarkan tatapan dingin, dan seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang mengerikan.
Pelipisnya berdenyut, matanya merah, matanya seperti terbakar, jari-jarinya yang panjang menekan setir, dan gerakannya kakinya juga tidak berhenti, ia menginjak gas dan mobil itu menggeram dan bergegas maju.
suci tercengang, alam bawah sadarnya membuatnya berjalan mundur, kakinya tergelincir, dan dia jatuh ke tanah.
Mobil hitam itu melaju kencang seperti panah dihadapannya, jika dia tidak minggir pada saat itu, konsekuensinya tidak dapat terbayangkan.
Tangannya mengepal, sendi tulangnya terlihat memutih. Dia menggigit bibirnya: "Christine, wanita murahan sepertimu, kamu tidak akan mati dengan tenang. vincent, kamu memperlakukan aku seperti ini, kamu akan menyesal."
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanBeautiful Lady
ElsaLelaki Greget
Rudy GoldKembali Dari Kematian
Yeon KyeongThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensBehind The Lie
Fiona LeeUnlimited Love
Ester GohLove In Sunset×
- BAB 1 APAKAH KAMU TIDAK BISA MENGENALIKU?
- BAB 2 TERYATA SUNGGUH KOTOR!
- BAB 3 TAMU
- BAB 4 MENGHANCURKAN DIA
- BAB 5 KEDUA TANGAN YANG RUSAK
- BAB 6 MEMIJAT TAMU
- BAB 7 PUTRA
- BAB 8 KEASLIAN DNA
- BAB 9 Mengantar Anak Keluar Negeri
- BAB 10 MATILAH KAU! ANAK HARAM!
- BAB 11 LEPASKAN!
- BAB 12 Memohon Kematian
- BAB 13 PERGI
- BAB 14 MEMORI
- BAB 15 TIDAK BOLEH
- BAB 16 MATI
- Bab 17 BATU NISAN
- BAB 18 KEBENARAN
- Bab 19 KAKI TANGAN
- BAB 20 KEBOHONGAN
- BAB 21 KONSPIRASI
- BAB 22 KEBENCIAN YANG MENDALAM
- BAB 23 RACIKAN OBAT
- BAB 24 UMPAN
- BAB 25 TRANSAKSI
- BAB 26 RAHASIA
- BAB 27 LAMARAN
- BAB 28 TUJUAN
- BAB 29 MULAI...
- BAB 30 TOLONG
- BAB 31 KEPERCAYAAMN
- BAB 32 KEJUTAN
- BAB 33 PERNIKAHAN
- Bab 34 BALAS DENDAM
- BAB 35 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
- BAB 36 MENJIJIKKAN
- BAB 37 ORANG GILA
- BAB 38 PENGAKUAN
- BAB 39 TERLAHIR KEMBALI
- BAB 40 MEMBANTUNYA UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA
- BAB 41 TERIMA KASIH
- BAB 42 MELEPASKAN
- BAB 43 SEHARUSNYA TIDAK
- BAB 44 JANGAN MENANGIS
- BAB 45 AYAH
- BAB 46 BERANI KAMU!
- BAB 47 BERKUMPUL
- BAB 48 BERSATU KEMBALI
- BAB 49 AKHIR YANG INDAH