Love And War - Bab 29 Wawancara

Keesokan harinya pukul 8 pagi, Cindy Yao masih belum bangun dari tidurnya, tapi Helen Guan sudah bangun. Tadi malam, Cindy Yao memberitahu Helen Guan kalau hari ini dia harus pergi ke perusahaan Yao untuk wawancara. Dia juga sengaja membawa Helen Guan untuk menginap bersamanya.

Melihat Cindy Yao yang masih tidur, Helen Guan yakin kalau dia pasti lupa akan hari ini.

“Bangun, bangun.” Helen Guan memanggilnya sambil mengguncang tubuh Cindy Yao.

Cindy Yao yang masih setengah sadar mendorong tangan Helen Guan, “Jangan usil, aku masih mau tidur sebentar, waktunya masih pagi...”

Setelah mengatakan ini, tidak ada suara lagi.

Helen Guan menghela nafas, “Tadi malam kamu berjanji padaku untuk mencari pekerjaan hari ini. Mengapa semalam tidur larut? Cepat lah bangun atau aku akan tinggal di rumahmu selamanya.”

Mendengar Helen Guan berkata kalau dia akan tinggal di rumah selamanya dia baru perlahan duduk bangun dari tidurnya.

“Kalau kamu tidak mau pergi, ya sudah tidak apa-apa. Lagi pula, keluargaku mampu merawatmu. Dan kunci dari semua ini tidak padaku, kalau kamu ingin tinggal di rumahku selamanya, aku pikir Jovian tidak akan setuju.” Kata Cindy Yao yang masih mengantuk.

Mengenai hubungannya dengan Jovian Zheng. Cindy Yao tentu mengetahuinya. Jadi ketika dia mendengar itu, wajah Helen Guan langsung memerah.

Butuh lebih dari 10 menit untuk Cindy Yao berpakaian, saat ini Helen Guan sudah mandi dan turun untuk makan.

Helen Guan turun ke bawah dan melihat bibi Zhao sudah memasak sarapan dan menaruhnya di atas meja makan.

“Nona Guan, sudah bangun, ayo turun dan sarapan.”

Helen Guan sudah berada di rumah Yao selama beberapa hari. Dia dan bibi Zhao juga sudah memiliki hubungan yang baik. Bibi Zhao adalah orang yang ramah. Sejak kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu, Helen Guan kehilangan ibunya. Tidak ada orang bisa memberinya perasaan yang sama seperti ibu seperti bibi Zhao.

Atau perasaan seperti di rumah sendiri.

“Terima kasih bibi Zhao.”

Setelah menuruni tangga, Helen Guan duduk di meja makan, sarapan hari ini berbeda dengan beberapa hari sebelumnya.

Sejujurnya saat pertama kali datang ke rumah Yao, Cindy Yao memberitahu Helen Guan kalau meskipun dia harus pergi, tapi dia setidaknya harus menghabiskan waktu seminggu di rumah Yao.

Helen Guan pada saat itu penasaran dan bertanya mengapa.

Cindy Yao tidak langsung memberinya jawaban, hanya berkata nanti dia akan tahu sendiri.

Hari ini adalah hari ke-4nya berada di rumah Yao, Helen Guan sudah mengetahuinya, Cindy Yao mengapa menyuruhnya tinggal disana seminggu, karena selama 4 hari ini, menu sarapannya selalu berbeda.

Jadi Helen Guan setiap pagi akan bangun, karena baginya, sarapan tidak hanya makan biasa, melainkan sebuah kejutan dan juga suatu perhatian.

Melihat bibi Zhao yang sibuk di dapur, Helen Guan seperti melihat ibunya sendiri.

Tidak hanya sarapan, makanan setiap harinya juga selalu penuh cinta dan setiap kalinya selalu penuh dengan tawa bahagia.

Helen Guan sudah 7 tahun sendiri, mengembara sendirian di kota B, selama 7 tahun dia telah merasa lelah dan ingin menemukan seseorang untuk diandalkan, tetapi pernikahannya 1 tahun yang lalu mengatakan kepadanya kalau dia telah memilih orang yang salah.

Sambil menyantap sarapan, Cindy Yao juga berjalan ke bawah.

“Jangan dihabisin, sisakan sedikit untukku.”

Jelas sekali kalau Cindy Yao juga lapar.

“Bibi Zhao kan selalu ada, kamu memangnya tidak bisa meminta bibi Zhao untuk membuatkanmu lagi?”

Helen Guan mengabaikannya, dan terus menyantap sarapannya.

“Bibi Zhao, aku lapar.”

Sepertinya Helen Guan tidak akan menyisakannya, jadi dia kali ini harus meminta bibi Zhao untuk membuatkan sarapan untuk dirinya lagi.

“Nanti ya coba bangun lebih awal dan pergi sarapan dulu, pasti nanti akan ada sarapan. Kalau kamu selalu bangun terlambat, nanti kalau ayahmu di rumah dia pasti akan membicarakanmu lagi.”

Meskipun bibi Zhao sambil menceramahi Cindy Yao, tapi beberapa saat kemudian dia kembali datang dan membawakan sarapan untuknya.

“Bibi Zhao, jangan selalu menyebut ayahku lah, dia kan tidak ada, kamu bisa tidak biarkan aku hidup tenang sebentar?” Setelah mengatakan itu dia mengambil sarapan dari bibi Zhao dan mulai menyantapnya.

Setelah sarapan pagi, jam sudah menunjukan 9 pagi lewat. Pada saat ini perusahaan Yao sudah mulai bekerja, dan saat ini Cindy Yao dan Helen Guan mengemasi barang-barang mereka dan bersiap untuk pergi wawancara di perusahaan Yao.

Awalnya, Cindy Yao ingin ayahnya mengatur pekerjaan langsung untuk Helen Guan, karena perusahaan Yao baru-baru ini juga sedang membuka lowongan dan perusahaan memang membutuhkan beberapa orang untuk mengisi posisi tersebut.

Helen Guan memiliki pengalaman kerja dan universitasnya dulu juga sangat terkenal, asalkan Cindy Yao mengatakan ini pada ayahnya, ayahnya pasti akan menerima Helen Guan.

Tapi Helen Guan tidak membiarkannya melakukan hal tersebut. Meski kondisi dirinya memang baik dan mampu, tapi dia tetap ingin lulus wawancara dan masuk perusahaan dengan integritas dan tidak ingin dibicarakan orang lain.

Cindy Yao hanya bisa pasrah dan mengikuti maksudnya.

Keduanya datang ke lokasi wawancara, sampai di pintu perusahaan, Helen Guan berhenti.

“Kenapa Whitey?” Tanya Cindy Yao.

“Sudah sampai di depan pintu nih, aku rasa orang perusahaan ini banyak mengenalmu kan, kalau kamu masuk denganku seperti ini pasti tidak baik kan, jadi kita berpisah disini saja ya, setelah selesai wawancara nanti, aku akan meneleponmu.”

Cindy Yao menggelengkan kepalanya tak habis pikir, “Haruskah seperti itu? Memangnya kalau di lihat mereka kenapa?”

“Aku tidak ingin digosipin, dengarkan aku ya.”

Cindy Yao tidak bisa mengalahkan sifat ngotot Helen Guan, “Ya sudah, tempat wawancaranya kamu juga tahu kan dimana, setelah wawancara berakhir telepon aku ya, sampai jumpa.”

“Sampai jumpa.”

Setelah Cindy Yao masuk, Helen Guan baru menggerakan badan masuk ke dalam.

Naik lift sampai di lantai 8, belok kiri di ruangan nomor 2.

Karena perusahaan Yao akhir-akhir ini sedang membuka lowongan, jadi orang yang datang wawancara ada banyak, dan sepertinya di depan Helen Guan ada belasan orang.

Helen Guan duduk sesuai urutannya, dan dia pertama-tama dari internet mengenali informasi tentang perusahaan Yao, juga dari Cindy Yao sudah mendapat beberapa informasi.

Wawancara di bagi 2 jenis, yang pertama ujian tertulis, yang kedua wawancara face to face.

Waktu ujian tertulisnya hanya setengah jam dan bagian wawancaranya jauh lebih lambat.

……

“Selanjutnya silahkan Helen Guan masuk untuk melakukan wawancara.”

Staf dari perusahaan Yao berdiri di depan pintu berteriak.

Helen Guan berdiri dan masuk ke dalam.

Di dalam ruangan total ada 3 pewawancara. Salah satunya, Helen Guan pernah bertemu dengannya. Saat menginap di rumah Yao, dia pernah melihat orang ini datang ke rumah Yao untuk melaporkan pekerjaan beberapa hari terakhir.

Tetapi pewawancara ini tidak mengenalnya karena Helen Guan saat itu berada di lantai 2 dan dia tidak turun sama sekali.

Ketiga pewawancara itu semua menanyakan beberapa pertanyaan, karena Helen Guan sebelumnya pernah diwawancarai di tempat kerja, maka dia kali ini tidak gugup dan sudah memiliki pengalaman kerja yang baik.

Setelah wawancara, ketiga pewawancara merasa puas.

“Nah jadi begini nona Guan, wawancaramu sudah selesai. Terima kasih banyak sudah datang hari ini. Kami akan memberitahu hasilmu melalui SMS. Mohon perhatian untuk membalas ketika kamu menerima SMSnya. Terima kasih.”

Staf mengantar Helen Guan keluar dan Helen Guan membungkuk padanya mengucapkan terima kasih.

Setelah wawancara, Helen Guan keluar dari perusahaan, duduk di bangku depan pintu, mengeluarkan hpnya, dan menghubungi nomor Cindy Yao.

“Wawancaranya sudah selesai?” Tanya Cindy Yao.

“Iya, wawancaranya sudah selesai. Aku di depan pintu perusahaan. Turun lah.”

Setelah wawancara, Helen Guan saat ini berada dalam suasana hati yang baik, karena dia merasa kalau dia hari ini telah melakukan pekerjaan dengan baik dan dia harusnya bisa diterima di perusahaan itu.

Tak lama kemudian, Cindy Yao berlari keluar dari perusahaan, melihat sekeliling ke pintu, dan melihat Helen Guan tidak jauh dari situ.

“Bagaimana perasaanmu?” Cindy Yao bertanya tidak sabar.

“Lumayan lah.” Helen Guan memperbaiki rambutnya yang terbawa angin. Dia melihat jamnya. Saat itu sudah lewat jam 11 siang, dan sudah hampir waktu makan siang.

“Untuk akhir-akhir ini terima kasih ya. Aku mau mentraktirmu makan. Aku tidak familiar dengan tempat di sekitar sini, kamu bantu aku pilih tempat lah.”

Sejak kembali dari Yunnan, Helen Guan sering tinggal di rumah Yao. Keluarga Yao memperlakukannya dengan sangat baik, dan Helen Guan sendiri merasa sangat tersentuh.

Dan baru beberapa hari yang lalu, Jovian Zheng mengirimkan 1.000.000 Yuan ke dalam rekeningnya. Tentu, Helen Guan tidak akan mau menerima uang tersebut, tetapi Jovian Zheng mengatakan kalau itu adalah penghasilannya sendiri.

Pada saat itu, Helen Guan teringat waktu dia pergi ke taman hiburan beberapa waktu yang lalu.

Kalau memang begitu, uang itu benar-benar dia peroleh sendiri, ditambah dia sebelumnya telah menghabiskan semua tabungannya untuk membayar kembali hutang yang di pinjam oleh Wilson Qi di perusahaannya, dia jadi akhirnya menerimanya.

“Kamu memangnya masih punya uang? Atau kalau tidak aku saja yang traktir, dan kamu bisa mentraktirku kembali setelah kamu bekerja dan punya uang,” kata Cindy Yao.

“Aku baru beberapa hari yang lalu menerima uang 1.000.000 Yuan jadi sekarang terserah mau makan apa.”

Di hadapan Cindy Yao, Helen Guan merasa tidak perlu menyembunyikan apapun, karena diantara mereka memang tidak ada yang perlu disembunyikan.

“Wow! 1.000.000 Yuan, aku hari ini ingin makan yang banyak, dan setelah ini kamu tidak boleh sedih ya kalau uangnya kurang banyak.”

Cindy Yao awalnya berpikir kalau Helen Guan sekarang tidak memiliki tabungan, tetapi dia tidak menyangka kalau dia memiliki uang sebanyak itu, dia jadi sekarang akan memuaskan dirinya.”

Setelah berpikir sejenak, Cindy Yao berkata, “Aku tahu ada restoran tidak jauh dari sini. Hati Angsa di restoran mereka terkenal enak, ditambah kopi luwaknya, luar biasa.”

Helen Gua kemudian berdiri dan berkata, “Ayo pergi, Cindy, ayo kita berangkat makan!”

Dia sudah lama tidak ke restoran itu. Cindy Yao sangat merindukan rasanya, jadi dia menarik Helen Guan dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berlari.

Lokasinya agak di ujung, tetapi dalam resto dan dekorasinya sangat baik.Seluruh restoran didekorasi dengan gaya Eropa dan terlihat sangat indah.

“Selamat datang.” Staf hotel restoran membungkuk dengan hormat kepada mereka.

Cindy Yao pernah ke sini sebelumnya, jadi dia terbiasa dengan tata letak restoran dan mencari posisi di dekat jendela.

Baru saja duduk, pelayan resto langsung berjalan menghampiri mereka.

Cindy Yao mengambil menu, dia pertama-tama memesan makanannya, dan kemudian memberikan menu itu kepada Helen Guan.

Helen Guan jarang makan makanan barat, karena dia tidak terbiasa dengan hal-hal ini, jadi dia hanya memesan pasta dan steak.

Pelayan mengambil menu dan berjalan pergi, Helen Guan duduk di kursinya dan melihat pemandangan Kota B melalui jendela.

Tempat makan mereka ada di lantai dua, jadi viewnya tidak terlalu luas, tapi di depan hotel ada taman, Kehijauan tamannya sangat indah menyegarkan dan terasa nyaman.

Warna hijau di luar hotel dan dekorasi interior hotel saling melengkapi satu sama lain.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu