Love And War - Bab 28 Dan Dia Adalah Wilson Qi
Sejak itu, orang yang membuat kehidupan Helen Guan jungkir balik muncul, dan dia adalah Wilson Qi.
Saat itu, Wilson Qi sudah mengetahui kalau Helen Guan adalah putri dari keluarga Guan.
Dia berkata kalau dia bisa menikahi Helen Guan, sebenarnya sedang diam-diam menetapkan tujuan untuk dirinya sendiri: Dia harus menikahi Helen Guan dan menyiksanya untuk membalas dendamnya.
Ya, Wilson Qi sepenuhnya menyalahkan segala yang terjadi pada orang tua Helen Guan.
Wilson Qi memandang orang-orang yang menertawakannya, dan berkata: “Berani bertaruh denganku? Aku berani. Kalau aku kalah, aku akan menyerahkan diriku pada kalian.”
Para gangster berhenti tertawa. Saat ini, salah satu dari kerumunan itu berkata: “Baik, kalau kamu ingin bertaruh, kami akan dengan senang hati maledenimu. Kalau kamu kalah, seperti aturan lama, traktir kami uang, kalau kami kalah, setiap orang dari kami akan membayarmu 50.000 Yuan.
“Baik, sepakat ya.”
Helen Guan, setelah beberapa hari kembali ke sekolah, menerima telepon dari Frendy Li.
Frendy Li adalah lelaki yang hari itu membantu Helen Guan mendapatkan kembali hpnya.
Frendy Li mengajak Helen Guan makan bersama.
Helen Guan yang ingat kalau dia belum memberinya imbalan, dengan senang hati menerima ajakannya.
Tempat pertemuannya berada di sebuah kafe di dekat sekolah.
Ketika Helen Guan tiba, Frendy Li sudah menunggunya di dalam.
“Maaf, aku baru saja menyelesaikan kelas, maaf membuatmu menunggu lama.” Helen Guan sedikit tidak enak hati.
“Tidak apa-apa, aku baru saja datang.” Frendy Li tersenyum begitu ramah.
Helen Guan menarik kursinya dan duduk, “Terima kasih waktu itu telah membantuku.”
“Tidak apa-apa, kan sekalian juga.”
“Ngomong-ngomong, aku belum tahu siapa namamu.”
“Namaku Frendy Li, lalu kamu?”
“Namaku Helen Guan.”
Keduanya setelah itu tenggelam dalam obrolan.
Mendekati malam, Frendy Li sudah bersiap untuk membayar, tapi Helen Guan dengan cepat memepetnya dan membayar makanannya, “Anggap saja rasa terima kasihku atas pertolonganmu kemarin.”
Mendengar itu Frendy Li hanya bisa pasrah dan menerima, “Baiklah, aku pergi antar kamu kembali ke asrama ya.”
Helen Guan merasa kurang pantas, karena dalam hatinya menolak untuk berhubungan dengan orang asing, tapi karena lelaki ini sudah menolongnya, dia merasa tidak enak menolak jadi akhirnya hanya bisa menyetujuinya.
Setelah lewat 2 hari, Frendy Lin menelepon Helen Guan lagi.
“Helen, di dekat sekolah ada restoran yang baru buka, mau tidak pergi makan bareng?”
Helen Guan menolak halus: “Tidak lah, aku sedang ingin pergi makan dengan teman kamar.”
“Ayolah, aku sudah di lantai bawah nih.”
Helen Guan mengerutkan alisnya, dalam hatinya begitu tak bersedia, tapi dia akhirnya turun juga.
Helen Guan tidak ingin memiliki banyak hubungan dengannya, jadi memutuskan untuk berbicara serius dengannya.
Saat makan, Helen Guan mencari alasan pergi ke toilet dan diam-diam membayar makanannya.
Ketika dia kembali, dia menatap Frendy Li dengan tegas dan secara langsung berkata, “Frendy, terima kasih sebelumnya telah membantuku. Aku tidak tahu apa maksudmu selalu mengajakku keluar, kopi terakhir kali dan yang kali ini, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku. Aku harap kita nanti tidak saling berhubungan lagi. Aku sudah membayar makanannya, kamu makan lah. Aku masih ada urusan lain, jadi mau pergi dulu.”
Setelah itu, Helen Guan tidak memberi kesempatan kepada Frendy Li untuk berbicara, langsung mengambil tasnya dan pergi dari sana.
Frendy Li melepehkan makanannya, menunjukkan wajah aslinya, “Tak ku sangka gadis kecil ini begitu sulit dikejar. Kalau kamu tidak cantik kamu kira aku akan tertarik padamu. Karena kamu dikasih hati minta jantung, jangan salahkan aku yang tidak akan segan lagi!”
Frendy Li lelaki tampan yang berkedok sebagai lelaki penuh perhatian dan murah hati. Dia tidak menyangka Helen Guan bisa tidak tertarik padanya sama sekali. Awalnya dia ingin mengejarnya untuk bermain-main kemudian meninggalkannya, tetapi dengan keadaan ini dia sepertinya harus menggunakan cara yang kasar.
Malam berikutnya, ketika Helen Guan kembali ke asrama setelah pergi ke kelas belajar, di jalanan hanya ada sedikit orang. Frendy Li memerintahkan orangnya untuk menjaga di jalan yang biasa dilalui Helen Guan. Ketika Helen Guan melewati bagian jalan yang tidak memiliki lampu, temannya tiba-tiba menutup mulutnya dan menggunakan pisau untuk memaksa Helen Guan pergi ke gang di luar sekolah.
Helen Guan mencoba menahan rasa takut, dalam hatinya berpikir bagaimana cara untuk keluar tetapi tidak berhasil.
Di gang, Frendy Li sudah menunggu.
Ketika Helen Guan melihat wajah Frendy Li, dia berteriak dengan kaget: “Frendy, bagaimana bisa kamu!”
“Aku sudah memberimu kesempatan dan hati, siapa yang menyuruhmu begitu keras kepala, huh?” Frendy Li berpura-pura menyayangkan itu.
“Kenapa kamu menyanderaku?” Helen Guan berusaha tenang membuat suaranya tidak bergetar.
“Menurutmu? Tentu saja untuk memberikanmu cinta yang baik.” Frendy Li tertawa keras, dia saat ini sangat berbeda dengan Frendy Li awalnya.
Hati Helen Guan seperti tenggelam jatuh ke dasar.
“Kak Li, lepaskan lah dia. Anggap saja kamu telah memberiku wajah.” Sebuah suara tiba-tiba datang dari belakang Helen Guan.
Helen Guan dengan tidak percaya menoleh.
“Yo, aku kira siapa? Ternyata kamu. Aku sudah susah payah menangkapnya, sekarang kamu bilang lepas tinggal lepas? Kenapa kamu tidak membiarkanku memakainya dulu, setelah itu aku akan juga meminjamkannya untukmu, bagaimana?” Setelah mengatakan itu, Frendy Li tertawa keras.
“Bar Chenghuang, aku serahkan padamu.”
Frendy Li berhenti tertawa dan memandang Wilson Qi, “Apakah kamu serius?”
“Serius, lepaskan lah dia.”
Frendy Li membuang puntung rokoknya dan mematikannya dengan menginjaknya, tanpa banyak kata melambaikan tangan menyuruh orang-orangnya pergi dari sana.
“Kamu pulanglah, setelah ini mereka tidak akan melakukan apa-apa lagi padamu, kamu seorang gadis berhati-hati lah.” Setelah mengatakan itu Wilson Qi berbalik hendak pergi.
“Tunggu,” Helen Guan sibuk memanggilnya, “Terima kasih telah menyelamatkanku, aku masih belum tahu siapa namamu.”
“Wilson Qi.”
Helen Guan dalam hati mengingat nama ini.
Setelah seminggu berlalu dengan damai, dan ketika Helen Guan hampir melupakan tentang Frendy Li dan Wilson Qi, Wilson Qi tiba-tiba muncul kembali.
Helen Guan saat itu melamar pergi mengunjungi anak di panti asuhan.
Ketika dia melihat seseorang di panti asuhan yang sedang membagikan makanan ringan kepada anak-anak, dia mengenalinya, orang itu adalah Wilson Qi.
Helen Guan memanggil namanya.
Wilson Qi dengan heran melihat ke belakang, “Oh, kamu.”
“Namaku Helen Guan, terima kasih saat itu telah menyelamatkanku.”
“Tidak apa-apa.”
Setelah itu, keduanya pergi menemani anak-anak bermain game, hingga malam tiba mereka baru pergi meninggalkan anak-anak itu.
Keduanya berjalan keluar dari panti asuhan berdampingan.
Helen Guan membuka omongan dulu: “Kesepakatan apa yang kamu buat dengan Frendy untuk menyelamatkanku waktu itu?”
“Tidak apa-apa, kamu hanya perlu melindungi dirimu sendiri saja.”
Setelah terdiam beberapa saat, Helen Guan bertanya lagi: “Kamu terakhir kali menyelamatkanku, dan hari ini datang untuk menemani anak-anak di panti asuhan. Kamu terlihat seperti orang yang baik, lalu mengapa kamu berkumpul sama orang seperti mereka?”
6 tahun yang lalu, orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil. Aku seketika menjadi yatim piatu, tidak punya uang untuk pergi ke sekolah bahkan untuk makan juga. Jadi hanya dengan bergabung dengan mereka aku baru bisa bertahan hidup.”
Helen Guan tidak memperhatikan cibiran di sudut mulut Wilson Qi.
Helen Guan hendak mengatakan kalau dia juga, tetapi tiba-tiba menyadari kalau waktu kecelakaan mobilnya sama dan nama belakang Wilson Qi adalah Qi.
Wajah Helen Guan langsung memucat.
“Aku benci kecelakaan mobil itu dan orang-orang yang terlibat dalam itu. Mereka menjadikanku yatim piatu dan menjadikan aku orang seperti sekarang ini.”
Helen Guan kembali ke sekolah dengan perasaan campur aduk.
Dia tak menyangka, Wilson Qi ternyata adalah putra dari keluarga Qi. Orang tuanya yang menyebabkan Wilson Qi menjadi yatim piatu, dan dia tidak punya pilihan selain bertahan jadi hanya bisa bergabung dengan sekolompok gangster.
Helen Guan tersenyum pahit. Hutangnya pada Wilson Qi sepertinya tidak bisa terbayar habis.
Belakangan, Jovian Zheng mengetahui kalau Helen Guan menikah dengan Wilson Qi untuk membayar kesalahan yang disebabkan oleh orang tuanya secara tidak sengaja. Tapi dia tidak menyangka setelah menikah Wilson Qi malah berhubungan dengan Laura Ding dan menindas Helen Guan.
Tapi Helen Guan tidak tahu kalau pertemuannya dengan Wilson Qi di panti asuhan hari itu bukanlah kebetulan, melainkan Wilson Qi yang sebelumnya sudah menanyakan terlebih dahulu tentang keberadaan Helen Guan. Terus terang, dia tidak memiliki rasa cinta sama sekali, dia hanya menunjukkan itu pada Helen Guan untuk menarik perhatian dan membuatnya merasa bersalah.
Setelah mendengarkan kehidupan masa kuliah Helen Guan, Jovian Zheng tanpa sadar tersenyum.
Maggie Yenya selalu luar biasa.
Selain itu, selain menikah dengan Wilson Qi karena merasa bersalah, dia tidak pernah melakukan kesalahan lainnya.
Oleh karena itu dia merasa sangat puas.
“Kubilang wajah es batu, Whitey kita sangat baik loh, jadi kamu harus memperlakukannya dengan baik.” Cindy Yao terlihat begitu serius.
Jovian Zheng tiba-tiba mengerem dan Cindy Yao tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak dan menatap Jovian Zheng dengan marah.
Jovian Zheng menoleh untuk melihat Cindy Yao, “Itu bukan milikmu, Helen Guan dia milikku.”
Cindy Yao: ...
Setelah memulangkan Cindy Yao, Jovian Zheng pergi ke rumah kontrakan Helen Guan.
Helen Guan menuangkan segelas air untuk Jovian Zheng dan bangun untuk menyiapkan makan malam.
“Duduk temani aku sebentar.” Jovian Zheng memanggil Helen Guan dan menunjuk ke sofa di sebelahnya.
Helen Guan dengan bingung mendengarkan perkataannya dan pergi duduk.
“Bunga Universitas A ternyata masih sangat cantik.” Ucap Jovian Zheng bercanda.
Helen Guan tersipu, “Cindy berbicara omong kosong denganmu lagi, kan?”
Jovian Zheng menatap Helen Guan, dia entah mengapa merasa kalau wanitanya mendekati kata sempurna.
Helen Guan di bawah tatapannya yang panas merasa gelisah, “Eh, aku pergi siapkan makan malam untukmu ya?”
Jovian Zheng langsung menolak: “Tidak, aku nanti akan mengajakmu pergi makan.”
Helen Guan kemudian meminum airnya untuk menyembunyikan rasa malunya.
Jovian Zheng mengeluarkan kotak hadiahnya dan menyerahkannya kepada Helen Guan, “Buka dan lihat lah.”
Helen Guan dengan terkejut menerimanya, saat membukanya melihat kalung rubi yang begitu indah, terpaku, “Untukku?”
“Kalau tidak untuk siapa?”
“Tapi ini sepertinya sangat mahal.”
“Tidak mahal, hanya 10 Yuan.”
Helen Guan: ...
“Suka tidak?”
“Iya, indah sekali.”
“Wanitaku, pantas memakai semua barang yang indah.” Jovian Zheng dengan sikap bossynya berkata.
Helen Guan saat mendengar kata “Wanitaku”, wajahnya langsung merona.
“Jovian, terima kasih.”
“Kalau merasa berterima kasih, cukup traktir aku makan saja.”
“Baik, tidak masalah.”
“Sini aku coba pasangkan.”Jovian Zheng berdiri dan berjalan menuju Helen Guan, jari-jarinya yang ramping mengambil kalung rubi dan dengan lembut memasangkannya di leher Helen Guan.
Melihat Jovian Zheng setelah itu hanya diam tak bersuara, Helen Guan merasa sedikit tidak nyaman, “Tidak bagus ya?”
“Tidak, ini indah sekali.” Dia sedang fokus menikmatinya.
Helen Guan merasa sedikit malu dan ingin menjangkau dan melepas kalung itu. Tapi Jovian Zheng meraih pergelangan tangannya dan berkata dengan lembut, “Jangan dilepas, itu cocok untukmu.”
Helen Guan tanpa sadar mengangkat kepalanya, dan ujung mulutnya menyentuh bibir Jovian Zheng.
Helen Guan masih belum bereaksi dengan apa yang dia lakukan, dan Jovian Zheng tersenyum jahat, “Karena kamu sudah memancing dulu, jadi aku harus membalasnya, kan?
Mata Helen Guan seketika menjadi gelap, dan Jovian Zheng telah menciumnya.
Helen Guan ingin berseru, dan Jovian Zheng memanfaatkan itu untuk masuk semakin dalam.
Ciuman romantis itu begitu lembut dan bertahan lama...
Novel Terkait
Love And War×
- Bab 1 Berhubungan Di Tempat Tidurnya
- Bab 2 Bagaimana Kalau Aku Tidak Mau Pergi?
- Bab 3 Syarat
- Bab 4 Ayo Pergi, Aku Akan Membawamu Pulang
- Bab 5 Menyingkir Dari Sini
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Mengorbankan Diriku
- Bab 8 Marah
- Bab 9 Menguasai
- Bab 10 Salah Paham
- Bab 11 Mencari Orang Untuk Menyelesaikannya
- Bab 12 Pergi Ke Taman Hiburan
- Bab 13 Lelaki Misterius Yang Memakai Masker
- Bab 14 Mengundurkan Diri
- Bab 15 Pertengkaran Pecah
- Bab 16 Tubuh Dan Pikiran Yang Lelah
- Bab 17 Awal Bertemu Dengan Cindy Yao
- Bab 18 Hak Suara
- Bab 19 Perjalanan Di Yunnan
- Bab 20 Pertemuan Di Kuil Chongsheng
- Bab 21 Kastil Tua
- Bab 22 Kembali Ke Kota B
- Bab 23 Kenangan Yang Menyakitkan
- Bab 24 Di Jebak
- Bab 25 Perusahaan Yao
- Bab 26 Kalung Rubi
- Bab 27 Bunga Universitas A
- Bab 28 Dan Dia Adalah Wilson Qi
- Bab 29 Wawancara
- Bab 30 3.000.000 Yuan
- Bab 31 Video Yang Tidak Senonoh
- Bab 32 Aku Akan Menikahimu
- Bab 33 Mengunjungi Keluarga Yao
- Bab 34 Akta Nikah
- Bab 35 Beri Kamu Pekerjaan
- Bab 36 Perusahaan Shengyuan
- Bab 37 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 38 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 39 Kontrak Kerjasama
- Bab 40 Mencari Kebenaran