Love And War - Bab 34 Akta Nikah

"Kamu tiba-tiba mau membawa pergi Whitey untuk apa?" Cindy Yao bertanya pada Jovian Zheng.

"Dia akan segera menikah denganku." Nada bicara Jovian Zheng tidak buru-buru dan tidak lambat, suaranya tidak keras, tapi barusan semua orang yang ada disana mendengar.

Leon Yao tampak tertegun, dilanjutkan dengan gembira melihat ke arah Helen Guan, "Whitey, selamat, kamu akhirnya akan menikah dengan Jovian Zheng."

Wajah Helen Guan merah, "Aku juga tidak mengatakan akan tinggal di rumahmu."

"Istriku tidak tinggal denganku, lalu tinggal dimana?" Nada bicara Jovian Zheng masih seperti biasa.

Helen Guan tidak tahu bagaimana harus menjawab, lalu Leon Yao yang ada di samping menjawab, dengan hangat menatap Helen Guan, "Whitey, kamu cepat makan, selesai makan pulanglah dengan Jovian Zheng."

Bibi Zhao memberikan sepiring sarapan ke Jovian Zheng, Jovian Zheng dengan elegan makan, menoleh ke arah Helen Guan, "Kamu pelan-pelan makan, aku di luar tunggu kamu."

Helen Guan selesai sarapan, Cindy Yao meminta dia untuk cepat membereskan barangnya, baru menarik kopernya turun ke bawah.

Cindy Yao berlari memeluk Helen Guan, dengan tidak rela berkata: "Whitey, benar-benar tidak rela kamu pergi! Tapi begitu teringat kamu bisa bahagia, aku senang. Kalau Jovian Zheng orang jelek itu tidak baik padamu, kamu beritahu aku, aku pasti tidak akan pergi dari sisimu!"

Helen Guan antara mau tersenyum dan tidak, "Tenang saja Cindy Yao, terima kasih selama ini kamu sudah merawat aku, aku pasti akan merindukanmu."

Cindy Yao mengernyitkan alis, "Apa kamu pasti akan merindukanku, kamu menikah dengan orang jelek itu apa tidak sering bertemu denganku lagi?"

Helen Guan bergegas minta maaf, "Bukan bukan, Cindy Yao maksudku bukan seperti itu, aku tidak akan melupakanmu…… Juga bukan, pokoknya…… Kamu mengertilah!"

Cindy Yao tak kuasa menahan tawa, "Anak bodoh, menggoda kamu saja!"

"Cindy Yao kamu menyebalkan!" Helen Guan menyalahkan.

Tertawa sejenak, Cindy Yao akhirnya dengan serius berkata: "Whitey, kamu orang yang terlampau baik, meskipun setelah kamu menikah dengan Jovian Zheng ada yang melindungi, tapi kamu masih harus menjaga dirimu sendiri, mengerti?"

Helen Guan sangat tidak rela Cindy Yao yang benar-benar peduli padanya, matanya mulai merah, "Cindy Yao kamu tenang, aku akan baik-baik saja."

"Sudahlah, juga bukan berpisah untuk selamanya, untuk apa terlalu bersedih seperti ini." Cindy Yao berusaha kuat, berpura-pura tidak ada apa-apa.

"Kalau begitu aku pergi dulu."

"Hm."

Jovian Zheng tidak langsung membawa Helen Guan pulang rumah, melainkan membawa dia ke kantor catatan sipil.

Helen Guan dengan kebingungan melihat Jovian Zheng.

"Keluarkan kartu keluargamu, kita sekarang daftarkan pernikahan kita." Jovian Zheng berkata dengan nada suara datar, seolah seperti sebuah hal yang biasa.

Helen Guan tidak percaya, "Kamu tidak perlu lebih dahulu memberitahu ayah ibumu?"

"Suka siapa menikah dengan siapa, ini kebebasanku, tidak perlu mereka yang mengambil keputusan untukku." Jovian Zheng berkata.

"Tapi…… Aku…… Belum siap." Helen Guan berkata dengan terbata-bata.

"Apa yang perlu kamu siapkan? Sekarang siapkan, aku tunggu kamu."

Helen Guan: ……

Seperti ini, tanpa persiapan, Helen Guan ditarik oleh Jovian Zheng, mengurus akta nikah.

Tante di catatan sipil tersenyum melihat Jovian Zheng dan Helen Guan, "Kalian sangat serasi, masih begitu romantis."

Helen Guan tidak enak hati.

Suasana hati Jovian Zheng sangat baik, "Istriku sedikit malu-malu."

Tersenyum sambil melihat Helen Guan, "Pulang nanti aku akan baik-baik memanjakanmu, oke?"

Helen Guan malu dan sedikit marah, tiba-tiba bola matanya berputar, berpura-pura manja berkata pada Jovian Zheng, "Suamiku, kamu menyebalkan!"

Jovian Zheng: ……

Tante di catatan sipil tertawa sampai sakit perut.

Selanjutnya, Jovian Zheng mengemudi membawa Helen Guan pulang rumah.

Di sepanjang perjalanan, Helen Guan sangat tegang, telapak tangannya berkeringat.

"Kamu tegang kenapa?"

"Ayah ibumu kalau tidak suka aku bagaimana?"

"Jangan takut, istri jelek akan bertemu mertua."

"Kamu yang jelek."

"Kalau begitu apa yang masih kamu takutkan? Kamu sekarang anggota Keluarga Zheng, jangan berpikir macam-macam."

"Baik."

Jangan takut, pokoknya jangan takut, Helen Guan diam-diam menyemangati dirinya sendiri.

Kediaman Keluarga Zheng.

Ting tong.

Pelayan membukakan pintu, dengan terkejut berkata: "Tuan muda kembali!"

"Hm, Bibi Lin kamu panggilkan ayah ibuku." Jovian Zheng memerintahkan, kemudian menggandeng erat tangan Helen Guan masuk ke dalam.

Helen Guan dengan tidak tenang duduk di sofa yang sangat besar.

Ayah Zheng dan Ibu Zheng turun, Ibu Zheng lebih dulu membuka pembicaraan: "Anakku, kamu kembali!"

Jovian Zheng langsung menarik Helen Guan, memperkenalkan ke orang tuanya, "Ini istriku, Helen Guan, menantu kalian."

Raut wajah Ibu Zheng berubah, tapi tidak mengatakan apa-apa, tidak tahu harus berkata apa.

Tapi Ayah Zheng marah besar, "Siapa suruh kamu bawa dia pulang ke rumah? Kamu ingin melawan iya!"

Helen Guan tidak menyangka Ayah Zheng begitu tidak menyukai dirinya, awalnya Helen Guan dengan penuh percaya diri masih ingin dengan berani memperkenalkan diri sendiri, sekarang tidak tahu harus bagaimana.

Jovian Zheng saling berpandangan dengan ayahnya sendiri, "Tidak peduli kamu setuju atau tidak, dia kekasihku satu-satunya seumur hidup."

Dalam seketika suasana berubah menjadi tegang.

Helen Guan menyesal dirinya datang bersama Jovian Zheng ke rumah Keluarga Zheng, dia merasa sekarang dirinya menjadi penyebab pertengkaran, hatinya sangat merasa bersalah tidak tenang.

Helen Guan di belakang Jovian Zheng diam-diam menarik bajunya, menandakan agar dia tidak demi dirinya bertengkar dengan ayah kandungnya.

Ayah Zheng kembali melimpahkan masalah ke diri Helen Guan, suaranya dingin, "Kamu wanita yang pernah bercerai bagaimana bisa sepadan dengan anak laki-lakiku? Tidak tahu kamu menggunakan cara apa menggoda dia, apa kamu suka uangnya, aku sarankan kamu lebih baik cepat tinggalkan dia."

Helen Guan agak marah, tapi karena terhalang dia adalah ayah Jovian Zheng, dia tidak melawan.

Jovian Zheng mana mungkin membiarkan ayahnya sendiri mempermalukan Helen Guan, dia melindungi Helen Guan, dengan tatapan yang dingin berpandangan dengan ayahnya, "Helen Guan kekasihku, tolong jangan menggunakan kalimat seperti ini mempermalukan dia, aku hormat karena kamu ayahku, jadi menghargai kamu, tapi tolong kamu juga hargai kami!"

Ayah Zheng sama sekali tidak mempedulikan anak laki-lakinya sendiri, masih melihat ke arah Helen Guan, "Mau berapa agar kamu mau meninggalkan anak laki-lakiku? Katakan."

Helen Guan kali ini benar-benar marah, dia perlahan mendorong Jovian Zheng, berjalan ke hadapan Ayah Zheng, dengan tidak takut bertatapan dengannya, lalu berkata: "Paman, anda adalah orang tua, memang seharusnya aku tidak berdebat denganmu, tapi, kamu tidak seharusnya mempermalukanku seperti ini, aku dan Jovian Zheng benar-benar saling mencintai, kenapa harus diukur dengan uang? Aku memang orang biasa, pernah bercerai, tapi aku ingin bertanya pada anda, apa aku melakukan kesalahan? Paman kamu kenapa harus memaksa orang?"

Suasananya mendadak menjadi lebih tegang.

Jovian Zheng diam-diam di dalam hati memuji Helen Guan, dia akhirnya memilih untuk tidak membiarkan. Dia barusan benar-benar melawan ayahnya sendiri, membuat dia teringat Maggie Ye dulu. Seolah dia kembali berubah menjadi kuat seperti dulu, tidak membiarkan orang lain membully.

Terakhir Ibu Zheng yang memecahkan suasana yang canggung, dia berteriak memanggil Bibi Lin: "Bibi Lin, makan siang sudah siap?" Kemudian kembali menarik Ayah Zheng memanggil Jovian Zheng dan Helen Guan, "Jalan jalan jalan, duduk dulu baru makan."

Suasana di meja makan juga sangat aneh, mereka berempat tidak saling bicara.

Ibu Zheng kembali lagi memecahkan keheningan, "Helen Guan, tidak tahu masakan hari ini apa sesuai dengan seleramu, kalau merasa enak, makan yang banyak."

Helen Guan melihat sebenarnya Ibu Zheng hanya berbasa-basi, juga tidak mengatakan yang buruk, hanya tersenyum untuk menunjukkan terima kasihnya.

Jovian Zheng dengan tindakan terus menyulut ayahnya. Dia tidak berhenti mengambilkan lauk untuk Helen Guan, terus berkata "Makan yang banyak, ini yang kamu suka."

Helen Guan takut menyulut Ayah Zheng, makan dengan diam tidak berkata-kata.

Setelah itu, makan sampai separuh, Ayah Zheng akhirnya berbicara: "Aku tidak akan setuju pernikahan kalian berdua, cepat putuskan."

Helen Guan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Jovian Zheng juga tidak berkata apa-apa, dari dalam tas mengeluarkan dua buku nikah, dengan sekuat tenaga dilempar ke atas meja.

Ayah Zheng di dalam hati awalnya tidak begitu setuju, bagaimanapun juga Helen Guan wanita yang pernah bercerai, juga seorang yatim piatu, bagaimana bisa sepadan. Tapi saat ini melihat buku nikah berwarna merah, menyerah pada pemikiran awal. Nasi sudah menjadi bubur, mereka berdua juga saling mencintai, asal anak laki-lakinya bahagia, yang lain tidak penting.

Raut wajah Ayah Zheng pucat, barusan ingin marah, Ibu Zheng menahan dia, berkata: "Urusan anak kita tidak perlu ikut campur, kita juga tidak bisa mengurus terlalu banyak, kalau mereka berdua saling mencintai, kita restui mereka."

Ayah Zheng menghempaskan Ibu Zheng, menunjuk Helen Guan, dengan marah berteriak ke arah Ibu Zheng: "Dia menikahi siapa aku bisa terima, tapi kamu lihat dia siapa yang dia nikahi sekarang! Seorang janda, janda yang tidak memiliki orang tua!"

Raut wajah Helen Guan tidak baik, dia memang pernah bercerai, tapi tidak peduli siapapun, tidak boleh membiarkan dirinya dikatai seperti ini.

Jovian Zheng memecahkan mangkuk yang ada di tangannya, "Meskipun kamu tidak setuju, dia sekarang istriku yang sah, kalau kamu tidak suka padanya, kalau begitu aku akan membawa dia tinggal di tempatku. Awalnya aku ingin bersama dengannya baik-baik mematuhi kalian, karena kamu begitu tidak berperasaan, jangan salahkan kalau aku tidak peduli padamu!"

Selesai bicara, menarik Helen Guan keluar.

Ayah Zheng berteriak: "Pergi, kalian pergi semua, keluar dan jangan kembali! Kamu anak durhaka!"

Jovian Zheng tidak membalikkan kepala langsung pergi.

Di mobil, Helen Guan dengan khawatir melihat Jovian Zheng.

"Maaf, semua karena salahku, menyebabkan kamu dan ayahmu bertengkar."

"Bukan salahmu. Aku juga tidak menyangka ayahku seorang yang seperti itu, memalukan."

"Kalau tidak, lain hari pergi minta maaf ke ayahmu."

"Minta maaf? Kenapa aku harus minta maaf, apa kita yang salah?"

"Tapi bagaimanapun juga dia adalah ayahmu."

"Terus kenapa."

Helen Guan tidak berhasil membujuk, dengan tidak berdaya memilih untuk diam.

Dengan cepat, mereka berdua tiba di villa pribadi Jovian Zheng.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu