Love And War - Bab 25 Perusahaan Yao
1 malam yang penuh kehangatan dan cinta.
Helen Guan pagi-pagi sekali bangun dan berusaha mengeluarkan suara yang tak terdengar.
Helen Guan merasakan tenggorokannya begitu kering, ingin bangun dari tempat tidur dan minum air, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak dari sana. Pada saat itulah dia menyadari kalau dirinya berada dalam pelukan Jovian Zheng.
Dan keduanya juga dalam keadaan telanjang.
Kepala Helen Guan berada di dada berotot Jovian Zheng, dan dia bisa dengan jelas merasakan suhu dari tubuhnya dan mendengarkan detak jantungnya yang kuat.
Helen Guan teringat dengan kehangatan malam itu, dan pipinya memerah dengan cepat.
Kalau untuk pertama kalinya, Helen Guan tidak merasakan apa-apa, itu bisa dimaafkan, karena saat itu dia pingsan tak sadarkan diri.
Tapi malam yang penuh romansa kemarin, semua tergambar dengan jelas di benaknya.
Saat Helen Guan mengingat manisnya malam kemarin, Jovian Zheng bangun, dia diam-diam menatap orang yang sedang bengong di pelukannya.
Jovian Zheng tiba-tiba tersenyum jahat, dan berkata di atas kepala Helen Guan: “Semalam tidur nyenyak tidak?”
Helen Guan mendengar itu tiba-tiba terkejut, ketika menyadari kalau dia sudah bangun, dia langsung tersipu malu. Helen Guan sekarang rasanya ingin mengubur kepalanya di selimut dalam-dalam.
“Hm?” Jovian Zheng sepertinya menikmati ekspresi malu Helen Guan dan terus menggodanya, “Kenapa diam saja? Tidurnya semalam tidak enak ya? Apa servisku tidak memuaskan?”
Helen Guan rasanya ingin mencekiknya sampai mati.
“Kamu yang tadi malam sangat hangat loh.”
Helen Guan akhirnya mencubit Jovian Zheng.
Jovian Zheng berseru kesakitan “Aduh”, “Helen Guan, kamu kenapa seperti itu, baru lewat semalam, tapi kamu telah berubah seperti ini.”
Helen Guan memutar matanya, menutupi kepalanya dengan selimut, dan dengan kesal berkata, “Berikan pakaianku, aku ingin bangun.”
Jovian Zheng berpura-pura bingung, “Aku tidak ada melihat pakaianmu. Apakah kamu mau bangun dan pergi menemukannya sendiri?”
Mendengar itu Helen Guan rasanya ingin menabrakan kepalanya ke dinding.
Jovian Zheng akhirnya pergi ke kamar mandi, berpakaian rapi dan turun ke bawah, setelah itu meminta pembantu rumahnya untuk memberikan Helen Guan satu set pakaian baru yang bersih.
Helen Guan dari kaca melihat bekas ciuman di lehernya, dia tahu lelaki ini sengaja, dan dia rasanya ingin menamparnya.
Setelah pembantu rumah mendesak Helen Guan keluar dari kamar mandi berkali-kali, dia baru dengan enggan turun sarapan.
Setelah apa yang terjadi tadi malam, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jovian Zheng.
Saat Helen Guan berjalan ke ruang tamu, dia melihat Jovian Zheng sedang sarapan dengan wajah yang semangat.
Lelaki ini kuat sekali sih! Helen Guan dalam hati mendumel, karena seluruh tubuhnya saat ini sakit semua.
“Sudah selesai ya, ayo sini duduk dan sarapan.” Jovian Zheng sama sekali tidak terlihat malu.
Helen Guan tidak berani menatapnya, karena takut dia tidak bisa menahan malu. Dia kemudian duduk dan mengambil susu meminumnya.
“Minumnya pelan-pelan saja, energi yang sudah keluar begitu banyak tidak bisa langsung di ganti dengan sekali makan.”
Helen Guan mendengar itu menyemprotkan susu yang belum tertelan.
Jovian Zheng melihatnya menyeringai.
Duduk Helen Guan begitu gelisah dan dia akhirnya menyelesaikan sarapannya dalam suasana yang canggung ini.
Karena sekalian jalan, Jovian Zheng jadi menawarkan diri untuk sekalian mengantar Helen Guan pulang.
Helen Guan mendengar itu tanpa berpikir langsung menolak.
Jovian Zheng menghela nafas, “Aih, malam sebelumnya begitu akrab dan intim, tapi sekarang hanya untuk mengantar pulang saja tidak dibolehkan?”
Helen Guan mendengar itu langsung bersembunyi di dalam mobil, takut Jovian Zheng akan mengatakan yang lainnya dan membuatnya semakin malu.
Melihat itu Jovian Zheng tersenyum penuh kemenangan.
Di sepanjang jalan tidak ada orang yang berbicara.
Helen Guan saat ini hanya ingin cepat pulang dan menjauhi lelakk menyeramkan ini.
Dan Jovian Zheng dia diam sedang berpikir harus memberi Wilson Qi pelajaran seperti apa.
Setelah sampai di rumah, mobil baru berhenti, Helen Guan langsung seperti ingin melarikan diri turun dari sana.
Di saat dia menarik nafas lega mengira sudah terbebas dari Jovian Zheng, tapi Jovian Zheng yang di belakangnya memanggilnya, “Helen, tunggu.”
Helen Guan dengan setengah hati berbalik.
Jovian Zheng tidak lagi bercanda seperti sebelumnya, dia kali ini berkata dengan wajah serius: “Aku sebelumnya kan sudah bilang, jangan biarkan kebaikanmu menyakitimu. Kenapa kamu tidak mendengarkanku. Laura dan Wilson orang seperti apa, kamu memangnya tidak tahu? Kenapa pergi kesana tidak memberitahuku? Kalau aku kemarin tidak datang tepat waktu, apakah kamu tahu apa konsekuensinya?”
Helen Guan mendengar itu diam.
Jovian Zheng benar, kalau Jovian Zheng tidak datang tepat waktu, maka konsekuensinya akan menjadi bencana.
“Maaf...”
“Helen, kamu tidak perlu meminta maaf padaku. Aku hanya ingin kamu melindungi dirimu dan tidak mengantar dirimu pada bahaya lagi dan lagi.”
Mata Helen Guan sedikit merah, dan dia tidak menyangka Jovian Zheng bisa begitu peduli pada dirinya. Dia akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap mata Jovian Zheng, “Tidak akan lagi. Aku tidak akan pernah mempercayai mereka lagi. Juga, terima kasih telah menyelamatkanku.”
Jovian Zheng memandangi tubuh kurus Helen Guan dan ingin memeluknya. Tetapi dia akhirnya tidak bergerak dan hanya mengatakan: “Ya sudah, pergilah, istirahatlah yang baik.”
Jovian Zheng tidak masuk ke dalam mobil sampai dia melihat Helen Guan naik ke atas. Helen Guan di lantai atas melalui jendela melihat Jovian Zheng pergi, dia di sisi lain merasa manis sekaligus kecewa.
Merasa manis karena hubungannya dan Jovian Zheng selangkah lebih dekat;
Merasa kecewa karena dia pergi, dan Helen Guan merasa sedih.
Ya Helen Guan sendiri sebenarnya tidak tahu kalau dia sangat mencintai Jovian Zheng.
Setelah apa yang terjadi tadi malam, Helen Guan benar-benar kecewa dan muak dengan Laura Ding. Dia tidak tahu mengapa dia dulu bisa berteman dengan baik dengannya, dan sekarang dia mengapa bisa berubah seperti itu; mengapa teman yang baik selalu menceritakan apa saja kini menjadi manusia kejam dan tega seperti itu. Padahal jelas dia yang telah menyelamatkan hidupnya, dan di hati Helen Guan, Laura Ding selalu menjadi orang yang baik. Karena kalau dia tidak baik, dia bagaimana bisa menyelamatkan dirinya?
Tapi, Laura Ding dengan tindakannya berulang kali memberitahunya kalau dia adalah manusia berdarah dingin.
Helen Guan tidak mau percaya pada kekejaman Laura Ding karena Laura Ding adalah penyelamatnya. Dia selalu berkata pada dirinya, semua ini karena Wilson Qi, Wilson Qi yang memaksa Laura Ding untuk melukai dirinya.
Tapi Helen Guan sekarang akhirnya percaya, Laura Ding dari awal sudah bukan Laura Ding yang dulu. Dirinya yang bodoh dan tidak mau mengakui kenyataan itu.
Walaupun kamu tidak mengakuinya, tapi bukannya berarti kalau dia orang yang baik.
Hanya karena dia tidak bersedia mengakuinya, hingga membuatnya lagi dan lagi jatuh di tangan Laura Ding dan Wilson Qi dan mereka hampir menghancurkan hidupnya.
Begitu lucu, sama seperti yang Jovian Zheng katakan, kebaikannya itu sendiri yang melukainya.
Seandainya bisa, dia ingin sekali bertanya pada Laura Ding, apa alasannya melakukan semua itu.
Hpnya tiba-tiba berdering, mematahkan pikirannya yang telah terbang jauh.
Helen Guan melihat nama Cindy Yao di layarnya, langsung mengangkatnya.
“Cindy, ada apa?”
“Kamu masih tanya, kamu tahu tidak aku sangat mengkhawatirkanmu! Aku meneleponmu tadi malam dan kamu tidak menjawab teleponku. Kupikir terjadi sesuatu denganmu.” Cindy Yao dalam satu tarikan nafas mengatakan itu.
“Maaf Cindy, tadi malam ada sedikit masalah, maaf membuatmu khawatir.” Helen Guan terlihat sangat bersalah.
“Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi tadi malam?”
Helen Guan berpikir sejenak dan memutuskan untuk menghilangkan bagian malam romansanya dengan Jovian Zheng, karena...Dia sungguh tidak bisa mengatakannya. “Tadi malam, Laura mengajakku pergi ke dermaga dia ingin memberitahuku tentang masa lalu. Tapi aku tidak menyangka dia bekerja sama dengan Wilson untuk menjebakku. Untungnya, Jovian datang menyelamatkan tepat waktu.”
“Apa?” Nada suara Cindy Yao terangkat beberapa oktaf, “Kedua bajingan itu masih berani mencarimu? Bahkan bekerja sama untuk menjebakmu? Benar-benar tidak tahu malu!”
“Cindy, aku baik-baik saja, jangan marah.”
“Untung lah kamu baik-baik saja, kalau tidak aku tidak akan membiarkan mereka pergi. Mereka berdoa saja agar tidak bertemu denganku, kalau tidak lihat saja apa yang akan aku lakukan pada mereka!” Cindy Yao dengan kesal mengecam dua bajingan itu.
“Cindy, terima kasih ya.”
“Tidak usah sungkan. Ngomong-ngomong, aku hampir lupa mengatakan sesuatu yang penting. Whitey, gaji perusahaanmu itu terlalu rendah hanya untuk membayar rumah sewamu. Kamu tidak bisa terus seperti ini, karena kemampuanmu lebih dari gaji segitu.”
“Alah, aku sudah sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan. Tak apa, step by step saja.”
“Kamu datang ke perusahaan kami wawancara saja. Kami sekarang sangat membutuhkan karyawan. Aku sudah merekomendasikanmu pada manajer. Dengan kemampuanmu, itu sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan pekerjaannya.” Cindy Yao langsung menuju ke pokok bahasan.
Helen Guan ragu-ragu, “Cindy, terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku tidak bisa. Kamu telah berbuat cukup banyak untukku, dan aku tidak bisa merepotkanmu lagi.”
“Whitey, kamu kenapa menganggap aku seperti orang luar begitu. Ini serius ya, aku tidak memasukanmu lewat pintu belakang. Perusahaan kami benar-benar melakukan wawancara. Dan semuanya tergantung pada kemampuanmu untuk bisa memutuskan apakah kamu bisa kerja disana atau tidak.”
Helen Guan sangat tersentuh. Dia tahu kalau Cindy Yao berkata demikian untuk membuatnya terbeban. Tentu saja, dia tidak boleh menolak niat baik Cindy Yao, “Ya sudah, terima kasih ya Cindy, kalau begitu aku nanti akan mencobanya.”
“Nah begini baru benar, kamu pasti bisa kok, nah waktu wawancaranya nanti aku kabarkan lagi ya.”
“Baik.”
“Whitey pintar, ingat jaga diri baik-baik!”
“Baik nyonya Qiu.”
Keduanya langsung tertawa bersama.
Laura Ding yang rencananya gagal menggertakkan giginya, dia hampir berhasil dan dapat menghancurkan Helen Guan. Tapi Jovian Zheng sialan itu kembali menyelamatkannya lagi.
“Sialan!” Laura Ding mengumpat dengan suara rendah.
Wajah Wilson Qi tidak enak juga, dia tidak lupa kalau Helen Guan dari awal sudah berhubungan dengan Jovian Zheng. Dia kesal karena belum sempat melihat Helen Guan di permalukan tapi sudah keburu diselamatkan.
Rencana yang sempurna baru saja gagal.
Karena nantinya untuk mencari peluang menyakiti Helen Guan pasti tidak akan mudah lagi.
“Apa yang bisa kita lakukan sekarang?” Wilson Qi terlihat tidak sabar.
Laura Ding memutar matanya dan tiba-tiba tertawa, dan berkata dengan suara penuh arti: “Siapa bilang kita gagal?”
Wilson Qi buru-buru bertanya: “Apa maksudmu?”
“Meskipun Helen tidak benar-benar diperkosa, tetapi siapa yang tahu kecuali kita? Hanya dengan menonton videonya, siapa yang tidak mengira kalau dia diperkosa oleh sekelompok orang? Kekuatan opini publikkan tidak terbatas.”
Mata Wilson Qi berbinar, “Ya, kamu benar, tidak ada yang bisa membuktikan kalau dia berhasil diselamatkan dari kejadian itu kecuali kita. Kita akan menggunakan video ini untuk mengancamnya. Kalau wanita jalang itu mau memberikan uang kita akan menarik videonya, kalau tidak, Jangan salahkan kita karena tidak mempunyai hati!”
Laura Ding menggelengkan kepalanya, “Tidak, tidak peduli apakah dia setuju untuk memberikan uang atau tidak, kita tetap akan mempublikasikan video ini. Uang adalah salah satu aspek, dan yang lebih penting, kita harus membuatnya hancur dan tidak punya tempat tujuan!”
Wilson Qi merasa kalau ini terlalu berlebihan, tetapi rasa itu segera digantikan oleh kenikmatan balas dendam, “Ya lakukan saja seperti yang kamu katakan itu, Helen hidupmu akan segera berakhir!”
Senyum jahat Laura Ding di ruang kosong itu terlihat begitu menyeramkan.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanMata Superman
BrickLove and Trouble
Mimi XuBlooming at that time
White RoseAkibat Pernikahan Dini
CintiaYama's Wife
ClarkLove And War×
- Bab 1 Berhubungan Di Tempat Tidurnya
- Bab 2 Bagaimana Kalau Aku Tidak Mau Pergi?
- Bab 3 Syarat
- Bab 4 Ayo Pergi, Aku Akan Membawamu Pulang
- Bab 5 Menyingkir Dari Sini
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Mengorbankan Diriku
- Bab 8 Marah
- Bab 9 Menguasai
- Bab 10 Salah Paham
- Bab 11 Mencari Orang Untuk Menyelesaikannya
- Bab 12 Pergi Ke Taman Hiburan
- Bab 13 Lelaki Misterius Yang Memakai Masker
- Bab 14 Mengundurkan Diri
- Bab 15 Pertengkaran Pecah
- Bab 16 Tubuh Dan Pikiran Yang Lelah
- Bab 17 Awal Bertemu Dengan Cindy Yao
- Bab 18 Hak Suara
- Bab 19 Perjalanan Di Yunnan
- Bab 20 Pertemuan Di Kuil Chongsheng
- Bab 21 Kastil Tua
- Bab 22 Kembali Ke Kota B
- Bab 23 Kenangan Yang Menyakitkan
- Bab 24 Di Jebak
- Bab 25 Perusahaan Yao
- Bab 26 Kalung Rubi
- Bab 27 Bunga Universitas A
- Bab 28 Dan Dia Adalah Wilson Qi
- Bab 29 Wawancara
- Bab 30 3.000.000 Yuan
- Bab 31 Video Yang Tidak Senonoh
- Bab 32 Aku Akan Menikahimu
- Bab 33 Mengunjungi Keluarga Yao
- Bab 34 Akta Nikah
- Bab 35 Beri Kamu Pekerjaan
- Bab 36 Perusahaan Shengyuan
- Bab 37 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 38 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 39 Kontrak Kerjasama
- Bab 40 Mencari Kebenaran