Love And War - Bab 14 Mengundurkan Diri

Dengan begitu, Jovian Zheng dan Helen Guan keluar dari ruang pemantauan CCTV taman hiburan.

Manajer terus mengikuti di belakang, menunggu Tono datang membawa mobil menjemput mereka di pintu gerbang.

Meski sudah siang, masih banyak keseruan di taman hiburan, dan ini jelas menambah kesulitan dalam mencari tersangka disana.

Tempat parkir tidak jauh dari ruang kerja manajer, jadi begitu mereka keluar langsung melihat Tono menyetir mobil Hummer hitam kesukaan Jovian Zheng.

Saat mobil berhenti.

Sebelum Tono turun, manajer buru-buru membukakan pintu mobil, menatapnya dengan senyuman di wajahnya, seolah membukakan pintu mobil adalah kemuliaan yang tak terbatas.

“Sungguh merepotkanmu ya,” kata Jovian Zheng.

“Mana-mana, malah kami yang meminta maaf sudah membuang waktu lamamu di sini, Presdir Zheng, jangan khawatir, setelak kami mengetahui keberadaan tersangka itu, kami akan segera memberitahumu.”

Melihat ekspresi tegas manajer, kalau kamu tidak tahu siapa dia, kamu pasti akan mempercayainya.

Helen Guan tidak mau mendengarkan omong kosong manajer, begitu dia membuka pintu mobil, dia langsung masuk ke dalam mobil, mereka sudah menghabiskan banyak waktu disana dan dia sudah sangat lapar.

Jovian Zheng juga masuk ke dalam mobil. Manajer langsung menutup pintu mobil dan melambaikan tangan dari luar mobil.

“Tono, ayo jalan.” Jovian Zheng mengangkat kaca, mengabaikan lambaian tangan manajer di luar mobil.

Tono menghidupkan mobil dan mesin Hummer yang bertenaga terdengar berdengung.

Saat mereka akan pergi dari taman hiburan, Helen Guan melihat sosok yang tidak asing lagi melalui kaca mobil, tidak hanya sosok itu, tapi dia juga dengan jelas melihat wajah orang itu.

Orang itu adalah Wilson Qi.

Helen Guan kaget, dia bagaimana bisa berada di tempat ini? Helen Guan secara alami teringat lelaki misterius yang memakai masker.

Namun, dia tidak memiliki bukti untuk membuktikan kalau Wilson Qi adalah pekerja yang mengenakan masker itu karena bahkan pengawasan CCTV pun tidak menangkap keberadaannya.

Dalam sekejap, tatapannya bersama laju mobil Hummer meninggalkan taman hiburan dan Helen Guan tidak ingin menyelidiki sosok yang baru saja dilihatnya.

Lagi pula, tidak ada yang terjadi padanya.

Melihat mobil Jovian Zheng meninggalkan taman hiburan, manajer itu menghapus senyum di wajahnya dan berbalik berjalan kembali.

“Manajer, siapa orang itu, kita sebelumnya tidak pernah melihatnya?”

Seorang staf yang baru saja berurusan dengan Jovian Zheng bertanya, dia belum pernah melihat manajernya kecut seperti itu.

Dia harusnya tidak menanyakan itu, karena setelah mengatakan itu, emosi manajernya langsung naik lagi.

“Kalau kalian dari awal memanggilku, pasti tidak akan terjadi hal-hal seperti ini. Aku pasti tidak akan kehilangan uang 1.000.000 Yuan dengan sia-sia!”

Manajer itu dengan keras menegur dua orang di bawahnya, seolah-olah uang 1.000.000 miliknya itu telah dicuri oleh mereka.”

“Tapi, bukannya manajer yang bilang kalau manajer tidak ada di sini? Kami, kami juga tidak tahu siapa dia.”

Ditegur oleh manajer seperti ini membuat mereka berdua merasa dirugikan, karena saat kejadian pertama kali terjadi mereka sudah memberi tahu manajer masalah itu tapi manajernya sendiri yang tidak mau datang.

“Oh, jadi maksud kalian semua ini salahku.”

Manajer yang sudah berjalan di depan segera berhenti, dan desibel suara dinaikkan hingga beberapa derajat.

“Tidak, tidak, ini semua salah kami.”

Kedua orang itu langsung menyadari kalau mereka telah mengatakan sesuatu yang salah dan dengan cepat meminta maaf kepada manajer.

“Kalian semuanya ingat ya, selama orang ini datang, segera laporkan padaku, atau kalau tidak kalian semua keluar dari sini.”

Saat ini, manajernya juga merasa merugi dan dia tidak ada tempat untuk mengeluh jadi melampiaskannya pada dua orang itu.

Di dalam mobil.

“Terima kasih. Aku tadi menonton videonya, kalau bukan karenamu, aku mungkin saat ini sudah terbaring di rumah sakit.”

Meskipun Helen Guan dari ruang CCTV sudah merasa berterima kasih pada Jovian Zheng, tetapi dia tidak menemukan kesempatan untuk mengucapkan terima kasih.

“Tidak masalah, jadi sekarang mau kemana?” Jovian Zheng bertanya pada Helen Guan.

Pergi kemana?

Helen Guan berkata dalam hati. Sekarang dia bisa dikatakan telah menjadi tunawisma. Sejak percobaan pembunuhan terakhir yang dilakukan Wilson Qi dan Laura Ding padanya, Helen Guan sudah tidak memiliki keinginan untuk kembali ke rumah itu lagi.

“Sampai di depan itu nanti turunkan saja aku, aku mau menemui rekanku, karena aku besok akan bekerja, dan ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padanya. Dia adalah sahabatku, aku malam ini akan tidur dengannya.”

Cuti sakit Helen Guan akan segera berakhir.Meski Jovian Zheng bersedia untuk menjadi kekasihnya, tapi dia tetap ingin hidup sendiri.

“Sudah kamu tidak usah bekerja di perusahaanmu lagi, kerja denganku saja. Gaji yang aku berikan akan lebih tinggi dari kamu peroleh sekarang.”

Meski baru berhubungan beberapa hari, tapi Jovian Zheng setidaknya pernah berhubungan dengannya, dan saat ini masih ada orang yang ingin membunuh Helen Guan, Jovian Zheng tidak tenang melihat Helen Guan kembali bekerja di perusahaan.

“Terima kasih atas kebaikan presdir Zheng. Pekerjaanku saat ini sangat cocok untukku. Kalau nanti memang perlu, aku pasti akan mempertimbangkannya.” Helen Guan masih belum terbiasa dengan hidup bergantung seperti itu.

10 menit kemudian, Tono meluncur ke tempat yang di katakan Helen Guan.

“Aku pergi dulu, terima kasih.”

Setelah mengatakan itu, Helen Guan membuka pintu mobil dan jalan keluar.

Tempat ini memang dekat dengan perusahaannya, tapi disana tidak ada rekannya, dia mengatakan itu hanya untuk meyakinkan Jovian Zheng.

Ya Helen Guan menyewa rumah di dekat perusahaan, ruangannya tidak besar, tapi cukup untuk tinggal sendiri.

Malam itu, Helen Guan sampai jam satu pagi tidak tidur, dia hanya berbaring di tempat tidur membolak-balikan badan.

Pukul 8 pagi, alarm berbunyi.

Perusahaan mulai bekerja pada pukul 9 pagi, tetapi karena Helen Guan menyewa kamar di dekat perusahaan, dia jadi memasang jam alarm pada pukul 8.

Mungkin karena Helen Guan tadi malam tidur terlalu larut, jadi saat alarm berbunyi, Helen Guan masih tetap terlelap.

Tapi tak lama dia bangun dan langsung mandi, Helen Guan tak lama keluar dari kamar kontrakannya, dia harus pergi awal ke perusahaannya untuk mengatur pekerjaannya.

Tiba di perusahaan, Helen Guan berjalan ke posisi kerja yang sudah familiar, menyalakan komputer, dan menunggu rekannya datang.

Pukul 8:40 pagi, rekan-rekan Helen Guan satu persatu mulai datang bekerja.

“Helen, kamu sudah sembuh?” Tanya rekan yang baru saja datang.

“Kakak Liu, terima kasih atas perhatiannya, ya aku sudah sembuh.” Helen Guan menjawab sambil tersenyum dan meletakkan pekerjaannya.

Setelah menyapanya, kakak Liu tetap tidak pergi, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dikatakan tetapi sulit untuk dikatakan.

Helen Guan juga melihat gerak-geriknya berkata, “Kakak Liu, apakah ada sesuatu yang ingin dikatakan? Katakan saja!”

“Helen, bukan kakak tidak mau membantumu, tetapi Wilson berjanji kepada kami kalau kamu sudah sembuh, kamu akan mengembalikan uangnya pada kami. Dan baru-baru ini, sesuatu terjadi pada keluargaku. Jadi aku sungguh tidak enak padamu.”

Helen Guan baru saja sembuh, dan kakak Liu terlalu malu untuk meminta ganti uangnya sekarang, maka dari itu dia terlihat tidak enak.

Ganti uang?

Helen Guan berusaha mengingat kapan dia pernah meminjam uang dengan kakak Liu, tetapi dia tidak memiliki ingatan apapun.

Tetapi karena kakak Liu telah mengatakan itu, maka dia pasti memang ada meminjam uangnya. Helen Guan meletakkan pulpennya, “Kakak Liu, maaf, aku benar-benar tidak ingat. Bisakah beritahu aku kapan aku meminjamnya?”

“Wilson tidak memberitahumu? Bukan kamu yang meminjamnya, tetapi suamimu Wilson yang meminjamnya, dan tidak hanya padaku, dia meminjam uang hampir pada semua rekan. Wilson bilang kamu akan membayar kami setelah kamu keluar dari rumah sakit.”

“Apa?” Helen Guan segera berdiri, dia tidak percaya Wilson Qi bisa melakukan hal seperti itu.

Wilson Qi, dia sepertiya ingin mendorong dirinya sampai mati.

Helen Guan berusaha keras menahan amarahnya, di wajahnya masih terlihat senyuman, “Kakak Liu, Wilson meminjam uang denganmu ada notanya tidak? Kalau ada berikan padaku dan aku akan mengembalikan uangnya padamu, dan semua orang kalau kalian memiliki notanya, silahkan bawa semuanya padaku.”

Ketika dia mengucapkan kalimat terakhir, dia sengaja meninggikan suaranya, ya dia tidak mengatakan ini untuk kakak Liu saja, tetapi mengatakannya pada seluruh rekan yang mendengarnya.

Tidak lama kemudian, kakak Liu kembali dengan sebuah nota. Bukan hanya kakak Liu saja, Helen Guan tak lama menerima lebih dari selusin nota.

Setiap nominal di nota tidak sama, mulai dari beberapa ratus hingga beberapa ribu, dan jumlah totalnya hampir 20.000 Yuan.

“Jangan khawatir, semuanya, aku akan mengembalikannya, begini saja istirahat siang nanti aku akan mengembalikan semuanya pada kalian.”

Semua orang tahu kepribadian dan sifat Helen Guan, jadi tidak mengatakan apa-apa, dan saat itu juga mendekati jam masuk kerja, jadi tidak baik menagih uangnya sekarang.

Setelah semua orang kembali bekerja, Helen Guan terduduk. Dia sekarang tidak ada mood memikirkan pekerjaan. Yang dia khawatirkan sekarang adalah apakah uang di banknya cukup atau tidak.

Helen Guan mengeluarkan hpnya dan menambahkan uang di kartu bank dan uang di Alipay bersama-sama. Jumlahnya masih kurang seribu lebih, dalam keputusasaan, Helen Guan akhirnya meminjam uang dari teman kuliahnya hingga bisa mencukupi.

Helen Guan sepanjang hari banyak bengong. Dia awalnya merasa berhutang kepada Wilson Qi. Hingga setelah lulus kuliah menyetujui lamaran pernikahan Wilson Qi. Namun, kehidupan setelah menikah dia tidak mau mengingatnya.

Dulu dirinya masih bisa menahannya, tetapi semenjak rumah itu akan dibongkar, Wilson Qi menjadi lebih buruk, dan ditambah dengan Laura Ding, mereka bahkan berani mencoba membunuhnya

Sepanjang pagi dilewati begitu saja.

Helen Guan membayar semua hutang Wilson Qi yang mengataskan namanya, dan dia sibuk menyelesaikan itu selama lebih dari setengah jam.

Melihat selusin nota di atas meja dan tabel yang belum selesai di kerjakan di layar komputer, Helen Guan tiba-tiba ingin menangis.

Dengan lambaian tangannya, dia menjatuhkan dokumen dan nota yang berserakan di atas meja ke lantai, membuka laci, dan mengeluarkan selembar kertas yang ada di bagian bawah.

Itu adalah dokumen pengunduran diri.

Beberapa menit kemudian, Helen Guan mengetuk pintu kantor manajer umum.

“Silahkan masuk.”

“Oh Helen, kamu baru saja sembuh, datang mencariku ada apa?”

Manajer umun meletakan pulpennya, dan mengenakan kacamatanya.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengundurkan diri.”

Helen Guan melihat manajer umum mendengarkan perkataannya, kedua alisnya tertaut.

“Kenapa mengundurkan diri, ada masalah di pekerjaan?”

Perusahaan baru melakukan perubahan dan pemecatan karyawan yang non-aktif, karyawan yang tersisa sekarang adalah karyawan aktif dan berguna untuk perusahaan, manajer umum tidak menyangka Helen Guan bisa mengundurkan diri.

“Tidak ada apa-apa, terima kasih atas perhatian dalam pekerjaanku selama ini, aku pergi dulu.”

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu