Love And War - Bab 15 Pertengkaran Pecah

Setelah kehilangan pekerjaannya, Helen Guan tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi kehidupan. Dari kehilangan pernikahannya, rumahnya, dan dirinya yang hampir dibunuh oleh Wilson Qi, dan sekarang dia telah kehilangan satu-satunya sumber pendapatannya.

Dia membenci Wilson Qi dan ingin mencabik-cabiknya, tetapi dia tidak berdaya. Dia juga membenci dirinya sendiri, membenci dirinya karena mau menikah dengan bajingan itu.

Dia sekarang bahkan tidak bisa membayar uang sewa kontrakan lagi, dan seperti setelah ini hanya bisa hidup di jalanan.

Helen Guan bersandar di pintu, dan perlahan-lahan jatuh merosot ke bawah pintu. Dia tanpa daya memeluk lututnya, air mata mengalir dari matanya.

Dan pada saat ini, Wilson Qi sedang memeluk Laura Ding yang duduk di pangkuannya, mereka merasa sangat bahagia.

“Sayangku, apakah kamu yakin kamu tidak dikenali?” Laura Ding bertanya dengan cemas.

“Kalau dikenalinya terus kenapa.” Wilson Qi terlihat tidak senang, “Bukti apa yang mereka miliki untuk membuktikan kalau aku yang melakukannya? Aih wanita jalang itu kenapa tidak jatuh dan mati saja.”

“Iya, dia seharusnya sudah lama mati!” Tambah Laura Ding.

“Aku dengar wanita jalang itu kehilangan pekerjaannya untuk melunasi hutang. Kita lihat masih bisa sombong atau tidak dia ke depannya!” Wilson Qi berkata dengan kejam, dengan wajah yang keji.

Laura Ding tersenyum sinis, “Aku ingin melihat apakah setelah mendapatkan hadiah yang kita berikan padanya dia akan putus asa, tidak tahan dan akan memilih bunuh diri, hahahaha...”

Wilson Qi dalam otaknya telah menggambarkan adegan Helen Guan dengan mata merah dalam kesedihan, tanpa daya melompat dari atap gedung. Dia dan Laura Ding tidak bisa menahan tawanya.

Tawa menjijikkan dari keduanya bergema di ruangan besar itu.

Setelah Jovian Zheng kembali dari taman hiburan, dia terjebak dengan kontrak besar dan tidak bisa meluangkan waktu. Negosiasi antaranya dan pihak lain beberapa kali terus menemui jalan buntu, karena itu, dia tidak bisa menutup matanya dalam beberapa hari terakhir dan tidak memiliki waktu untuk mengurus Helen Guan.

Dia belum pernah bertemu lawan yang begitu sulit, tidak peduli apapun pihak lawannya itu tidak mau mengalah, menolak untuk membuat sedikit kelonggaran. Jovian Zheng juga orang yang pantang menyerah. Negosiasi antara keduanya seperti permainan, tergantung determinasi siapa yang kuat.

Pihak lain yang merupakan lawannya itu adalah teman dari ayah Jovian Zheng, yang sangat ahli dalam bisnis. Dibandingkan dengan Jovian Zheng yang muda dan energik, lawannya cukup tenang di setiap langkah. Dan bukan karena Jovian Zheng tidak pernah berpikir untuk melepas dan membuang kerja sama ini, tetapi ayahnya yang memaksanya untuk memenangkan kontrak ini. Jadi karena alasan ini lah, Jovian Zheng merasa kesal juga tidak berdaya.

“Presdir Zheng, kondisi dan persyaratan kita tetap sama, bagaimana menurutmu?” Pihak lain itu tersenyum tipis, tidak rendah hati dan juga sombong.

“Presdir Mu, begitu juga denganku, semua tetap sama.” Jawab Jovian Zheng tanpa ekspresi.

“Presdir Zheng ini masih terlalu muda, masa tidak bersedia menerima kerugian kecil, lalu nanti bagaimana bisa menghasilkan banyak uang? Kamu tidak bisa memandang segala hal dengan garis pendek.”

“Kami yang sedang mengerjakan proyek ini, tetapi kamu malah mengambil setengah dari sahamnya. Presdir Mu di bidang bisnis lama dan berpengalaman, maksudmu ini tidakkah ingin melakukan intimidasi?” Mata Jovian Zheng terlihat menusuk dan dia tidak ingin mundur.

“Kamu harus tahu, rantai modal perusahaan Mu dan rantai industri tidak sebanding dengan perusahaan biasa. Terlebih kami memiliki teknologi inti dari proyek ini. Dan kami tidak kekurangan kalian sebagai mitra. Aku yakin presdir Zheng juga tahu ini, kan?” Lawannya menekan lebih keras, cukup mengancam.

Tak di duga Jovian Zheng sama sekali tidak mengambil terpancing akan ini. “Presdir Mu, kamu dan aku sama-sama tahu. Proyek ini baik dari teknologi, promosi, jaringan, dan pendanaan. Hanya perusahaan Zheng kami mitra kerja sama paling cocok. Karena kita masing-masing mengambil apa yang kita butuhkan, jadi kita juga harus menerima hasil yang sesuai.”

Pihak lawan menghadapi sikap Jovian Zheng ini bukannya marah, tapi malah mengapresiasinya. Ya ini tidak seperti berbicara tentang kerja sama, tapi lebih seperti tengah menguji Jovian Zheng.

“Presdir Zheng, kalau kamu ingin membuat persyaratanku mundur, tolong beri aku alasan untuk itu ya.”

“Dalam 3 hari, presdir Mu, aku pasti akan datang mencariku.” Nada suara Jovian Zheng begitu datar.

“Karena Presdir Zheng begitu percaya diri, ya aku akan kembali dan menunggu. Aku ingin melihat kejutan seperti apa yang bisa diberikan Presdir Zheng kepadaku.”

“Presdir Mu, silahkan, hati-hati di jalan.”

Setelah presdir Mu pergi, Jovian Zheng memberi tahu Tono: Yang aku minta kamu selidiki itu bagaimana hasilnya?”

“Aku sudah menemukan Ericko Mu.”

Jovian Zheng mendengar itu tersenyum puas.

Ericko Mu adalah anak dari presdir Mu yang kecanduan judi. Harapan Elvin Mu yang begitu tinggi terhadap putranya ini, tapi tak disangka, Ericko Mu adalah seorang pemalas, bahkan dia sering terlibat dalam perjudian. Setiap Elvin Mu memikirkan putranya yang tidak memuaskan ini, dia menjadi berang dan emosi. Untuk membuat Ericko Mu berhenti berjudi, Elvin Mu bahkan beberapa kali memukuli putranya hingga masuk ke rumah sakit. Tapi tak di sangka, Ericko Mu bukannya bertobat, tetapi malah menjadi semakin parah. Salah satu anak perusahaan yang diberikan Elvin Mu kepadanya telah digadaikan oleh Ericko Mu. Ericko Mu bahkan menggunakan mobil dan vilanya sebagai taruhan, namun pada akhirnya dia tetap kehilangan segalanya.

Ericko Mu yang putus asa bersumpah di depan Elvin Mu akan berhenti berjudi selamanya dan belajar bagaimana menjalankan perusahaan. Elvin Mu di luar terlihat percaya, tetapi di belakangnya diam-diam mengirim seseorang untuk menyelidiki putranya. Setelah menyelidikinya beberapa waktu, melihat kalau Ericko Mu memang bekerja di perusahaan dengan jujur, tanpa ada tanda-tanda perjudian, dan dia barulah melepaskan hatinya yang menggantung.

Jovian Zheng bukanlah Elvin Mu yang memiliki perasaan. Dia tidak percaya kalau seseorang yang kecanduan judi dapat berhenti berjudi. Dia meminta Tono untuk mengikuti Ericko Mu diam-diam, dan menemukan kalau dia berjudi secara diam-diam lagi. Dan melalui penyelidikan rahasia itu, Tono juga mengetahui kalau Ericko Mu telah kalah dalam perjudian dan memiliki hutang judi yang besar.

Elvin Mu agar putranya benar-benar menyerah berjudi, memfokuskan hatinya pada perusahaan, dia dengan ketat mengontrol dana pengeluaran Elvin Mu agar tidak pergi berjudi.

Ericko Mu tidak bisa membayar hutangnya dan tidak berani memberi tahu Elvin Mu. Di sinilah Jovian Zheng memulai.

Keesokan harinya, Ericko Mu pergi untuk meminta waktu lagi pada rentenirnya, dan Jovian Zheng mengirim Tono untuk mengikutinya diam-diam. Para rentenir saat bertemu dengan orang yang tidak bisa membayar hutang, mereka secara alami akan menggunakan hal-hal lain untuk mengganti hutang mereka.

Ya mereka ingin memotong salah satu lengan Ericko Mu.

Di saat ini lah, Tono menyelamatkan Ericko Mu yang wajahnya membiru ketakutan.

Setelah itu, Elvin Mu yang diberi tahu oleh Jovian Zheng, datang dengan membawa orang, dengan ekspresi cemberut di wajahnya membayar hutang judi putranya, dan memerintahkan Ericko Mu untuk diikat kembali.

Pada hari ketiga, Elvin Mu benar-benar datang seperti yang diharapkan.

“Terima kasih presdir Zheng karena telah menyelamatkan nyawa anak tak bergunaku itu. Kontrak ini sesuaikan saja dengan ketentuan presdir Zheng. Aku akan menandatanganinya.” Mungkin karena putranya sangat mengecewakannya. Di matanya terlihat ketidakberdayaan dan kelelahan.

Hal yang sudah seharusnya dari awal terjadi, Jovian Zheng dengan matanya mengisyaratkan kepada sekretaris untuk menyerahkan kontrak yang sudah disiapkan dan menandatanganinya dengan lancar.

Jovian Zheng, yang baru saja menyelesaikan masalah besar, berdiri di depan jendela dari lantai atas ruangannya memandangi pemandangan malam yang ramai.

Hpnya tiba-tiba berdering.

“Jovian...”

Telepon dati Helen Guan. Jovian Zheng saat ini baru menyadari kalau dia sudah beberapa hari tidak menghubunginya. Sekarang saat mendengar suaranya hatinya entah mengapa terasa begitu tenang.

“Ada apa mencariku?” Suaranya masih sama seperti dulu begitu dingin.

“Besok siang ada waktu tidak? Bisa makan siang bareng?”

Jovian Zheng dalam hati begitu bahagia, tapi ekspresinya terlihat begitu tenang, “Baik, ya sudah, aku besok akan menjemputmu.”

“Bye.”

Helen Guan, yang menutup telepon, tersenyum pahit. Situasinya saat ini sudah tidak bisa lebih buruk lagi. Sekarang dia hanya ingin secepatnya mengakhiri lelucon ini dan mengakhiri hubungannya yang tidak jelas dengan Jovian Zheng. Dia berterima kasih padanya karena membantunya ketika dia tidak berdaya, dan berterima kasih padanya karena berpura-pura menjadi kekasihnya dan memberi pelajaran pada Wilson Qi. Tapi semua ini sudah waktunya untuk berakhir.

Keesokan harinya, Helen Guan membawa Wilson Qi ke restoran kecil di dekat rumah kontrakannya. Helen Guan tersenyum tidak enak, “Aku harap kamu tidak jijik makan disini.”

Dia bagaimana bisa jijik, malah saat ini rasanya sangat bahagia.

Setelah menerima telepon dari Helen Guan tadi malam, dia mengirim seseorang untuk memeriksa situasi Helen Guan saat ini, dan baru tahu kalau banyak hal telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Dia tidak hanya dipaksa oleh rekan-rekannya untuk membayar uang, dia juga sudah kehilangan pekerjaannya. Sekarang dia mengajak dirinya untuk makan, pasti ingin meminta bantuan pada dirinya kan. Jovian Zheng sedang berpikir nanti harus bagaimana meresponnya?

Di tengah makan, Helen Guan akhirnya berbicara: “Jovian ——”

Pasti ingin meminta tolong, Jovian Zheng dalam hati diam-diam bangga, “Ada apa?”

“Mari akhiri hubungan ini. Mulai sekarang, kamu tidak perlu lagi berpura-pura menjadi kekasihku. Kita setelah ini tidak usah bertemu lagi ya.” Helen Guan dengan lekat-lekat menatap Jovian Zheng.

Jovian Zheng seperti terketok palu yang keras, wajahnya penuh ketidakpercayaan. Dia tadi masih berpikir orang yang keras kepala seperti Helen Guan di perusahaan nanti harus diberikan posisi kerjaan seperti apa sampai dia tidak akan menolak pekerjaan itu. Dia benar-benar tidak pernah menyangka Helen Guan mengatakan hal seperti itu.

Jovian Zheng dengan marah membuang sumpit di tangannya, “Maggie, kamu pikir aku apa, selesai di pakai langsung di tendang begitu saja?”

Helen Guan memberitahu dirinya untuk tidak merasa takut. Dia akhirnya meladeni tatapan kanibal Jovian Zheng, “Aku mengingat semua bantuanmu, dan sangat berterima kasih kepadamu. Kita berdua sama-sama tidak berhutang lagi, jadi lebih baik jangan ada apa-apa lagi di antara kita.”

“Kamu bilang tidak berhutang satu sama lain lagi?” Jovian Zheng berkata dengan suara serak, “Maggie, apakah kamu mempunyai hati nurani? Tahukah kamu bagaimana aku melewati semua ini ketika kecelakaanmu itu terjadi? Setelah tidak mudah menemukanmu, tapi kamu malah sudah menikah dengan bajingan Wilson itu! Mengapa kamu tidak datang kepadamu, apakah kamu tahu betapa khawatirnya aku padamu? Kamu meninggalkanku untuk menghilangkan rasa bersalahmu dan menikah dengan Wilson, kan?”

Helen Guan juga menjadi sedikit kesal, “Presdir Zheng, aku sungguh tidak tahu apa yang kamu katakan. Aku bukan Maggie yang kamu katakan itu, kamu salah orang.”

Jovian Zheng berjalan ke sisi Helen Guan, menarik tangannya, kedua matanya memerah, dia menatap tajam Helen Guan, “Maggie, kamu masih berpura-pura tidak mengenalku? Kamu mau sampai kapan seperti itu! Lihatlah kamu bisa jatuh seperti ini tapi masih tidak mencariku, kamu itu sebenarnya menganggapku atau tidak?”

Helen Guan dengan dingin memandang lelaki yang berang di depannya, “Jovian, izinkan aku mengatakannya lagi, aku bukan Maggie, dan walau aku akan tinggal di jalan, itu semua bukan urusanmu. Setelah makan ini, kita akan berpisah!”

“Tidak mungkin! Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkanku lagi! Maggie, apa kau benar-benar tega?” Jovian Zheng mengeluarkan anting-anting dari sakunya, “Ini milikmu. Apakah kamu ingat?”

Tetapi ekspresi Helen Guan sama sekali tidak berubah, karena tidak ada kesan sedikitpun di benaknya.

Wajah Jovian Zheng tampak kelam seperti abu, “Apa yang terjadi sebenarnya, kamu tidak ingat masa lalumu?”

Helen Guan menyingkirkan Jovian Zheng dan berkata, “Presdir Zheng, aku rasa kita tidak perlu bicara lagi. Kamu salah orang, aku bukan Maggie, aku Helen. Presdir Zheng, ini adalah akhir dari hubungan kita.”

Setelah itu, Helen Guan melewati Jovian Zheng dan pergi tanpa melihat ke belakang, dia seolah-olah tidak mendengar raungan yang menusuk hati dari Jovian Zheng di belakangnya, “Maggie, kamu akan menyesali semua ini!”

Ketika Jovian Zheng selesai meraung, dia menatap kaku punggung Helen Guan yang menghilang, kemudian mengangkat meja di depannya.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu