Love And War - Bab 2 Bagaimana Kalau Aku Tidak Mau Pergi?
“Presdir Zheng, masih tidak ada orang yang membukakan pintu.”
Hendy Lin menunduk hormat dan berkata pada orang yang ada di dalam mobil, udara di musim gugur yang sejuk, tapi membuat kepalanya di penuhi keringat.
Jovian Zheng mendengar laporan dari asistennya, kedua alisnya tertaut, mengangkat tangan kanannya melihat jam, ekspresinya terlihat tidak sabar, “Ayo pergi, tidak usah habiskan waktu.”
Tapi Hendy Lin tidak berani naik ke dalam mobil, dengan lengan bajunya menyeka keringat, dia buru-buru membuka mulutnya berkata, “Tunggu dulu presdir Zheng, aku...Aku barusan mencium bau gas!”
Lelaki di dalam mobil tidak menjawabnya, hanya memandangnya dengan acuh tak acuh.
Hendy Lin masih takut kalau-kalau terjadi kecelakaan di dalam sana. Dia tahu kesabaran Jovian Zheng ada batasnya. Ya, presdirnya hari ini berusaha sabar dan datang sendiri untuk menyelesaikan pemilik rumah yang susah di ajak kompromi itu, dia sudah kehilangan kesabaran melihat proses dan kemajuan pekerjaan karyawannya yang masih stuck di rumah ini.
Ya dia bilang pergi tadi maksudnya adalah dia akan langsung membokar rumah itu.
Keluarga Zheng memiliki bisnis besar, dan tidak ada seorang pun di kota Liyang yang Jovian Zheng takuti apalagi mencari masalah dengannya, tetapi mencari masalah dan menghancurkan kehidupan kecil orang biasa ini Hendy Lin sungguh tak sampai hati.
“Presdir Zheng, aku tadi naik mengetuk rumahnya sampai saat ini sudah 10 menitan lebih, kita mana mungkin tidak memperdulikannya, kalau-kalau terjadi kecelakaan di dalam sana dan nanti malah susah di bereskan, atau kalau tidak...Kita sekarang lapor polisi saja?”
Jovian Zheng tersenyum, dengan nada suara meremehkan berkata: “Orang yang mau mati itu tidak bisa kamu cegat.”
Hendy Lin masih mau mengatakan sesuatu tapi kaca jendela mobil sudah di tutup.
Mulutnya ternganga, terdiam selama beberapa detik, dan baru menyadari kalau mobil tidak melaju, melihat itu dia segera mengeluarkan hp dan melapor.
Jovian Zheng duduk di dalam mobil dari kejauhan memperhatikan beberapa staf medis keluar dengan papan tidur rumah sakit, dia melihat wanita berambut panjang seperti air terjun dan tubuhnya begitu kurus.
Staf medis berlari begitu cepat, semua orang gugup, dan itu benar-benar terlihat...Seperti kasus percobaan bunuh diri.
Pemandangan ini begitu mengejutkan dan mirip dengan kejadian beberapa tahun yang lalu.
Maggie Ye...Dia masih hidup?
Tangannya gemetar, dan dia segera pergi mencari sosok wanita itu. Sayangnya ambulan telah menutup pintu dan sirene telah di hidupkan.
Dia kemudian tanpa ragu-ragu, mengangkat tangannya menolak rokok yang di sodorkan polisi, dan memerintahkan supirnya, “Ikuti ambulannya.”
Supir Zhang mendengar itu, dengan kecepatan penuh mengikuti ambulan sepanjang jalan, menerobos banyak lampu merah, hingga akhirnya sampai di rumah sakit.
“Rapat sore ini undur saja.”
Jovian Zheng menjatuhkan kata-kata ini, keluar dari mobil, dan sepanjang jalan mengikuti staf medis ke ruang rawat.
Tapi melihat nama di kartu pasien adalah “Helen Guan”, dia terdiam begitu lama, dan dengan emosi meremuk kertas itu.
Bukan, dia bukan Maggie Ye.
Saat Helen Guan sadar, yang dia lihat hanyalah siluet.
Seorang lelaki duduk di dekat jendela dengan jari telunjuk yang melengkung ke atas untuk menopang dagunya, alisnya begitu indah, sinar matahari terbenam menyinari wajahnya, dan bulu matanya yang tebal membentuk lingkaran bayangan di bawah kelopak matanya, membuatnya seperti karya tuhan yang paling indah.
Helen Guan tertegun, seolah mendengar suara roda gigi takdir berputar.
Sampai lelaki itu membuka mulutnya.
“Trikmu ini sangat bagus, aku hampir mempercayainya.”
Dia berdiri, selangkah demi selangkah mendekati ranjang rumah sakit, membelakangi sinar matahari, dan terlihat senyum mengejek di sudut mulutnya.
Mata jijiknya menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia merasa jijik, dan sedikit kecewa.
“…Trik apa?” Helen Guan berkedip tak mengerti.
Demamnya belum sembuh, tenggorokannya sangat serak karena keracunan karbon monoksida ringan, dan seluruh tubuhnya terlihat tak berdaya, dengan suara yang terdengar seperti bebek.
Tapi itu tidak mempengaruhi kejernihan matanya.
Jovian Zheng menatap wajah kecil pucat itu dengan tatapan merendahkan, ekspresinya mulai mendingin, dan membuka mulutnya setiap kata, “Jangan memainkan trik membosankan seperti ini di depanku. Ambil uang pembongkaran rumahnya, dan tinggalkan tempatnya secepat mungkin.”
Bukan dia!
Jadi dia tidak perlu sungkan, anggap saja sebagai-mana mestinya, pemilik rumah yang susah di ajak kompromi dan cepat usir dia pergi dari rumah itu.
Helen Guan setelah ini baru menyadari kalau lelaki ini harusnya orang dari ‘Sheng Yuan’. Dia berusaha keras untuk tersenyum, dan dengan suara serak berkata, “Rumah itu adalah kenangan satu-satunya yang ditinggalkan orang tuaku untukku. Aku...”
Dia ingin membantah kalau dia bersikeras tak mau di hancurkan bukan karena mengharapkan uang pembongkaran, tetapi dia hanya ingin menyimpan kenangan terakhir yang ditinggalkan orang tuanya untuknya.
Tapi Jovian Zheng dengan tidak sabar menyela, “Aku hanya ingin melihat hasilnya. Sebelum tanggal 20, ambil uangnya dan pergi.”
Tidak ada kesempatan untuk berdiskusi baik-baik, mata lelaki ini terlihat begitu tajam dan galak.
Helen Guan terdiam, kata-kata yang tak terucap kembali masuk tertelan dalam perut.
Dia hampir mengatakan seandainya Wilson Qi tidak mengambil sertifikat rumahnya, dia mau saja bekerja sama dengan urusan pembongkaran ini. Karena dia adalah tipe orang yang tidak suka menyusahkan orang lain.
Tapi dia sekarang berubah pikiran.
Lelaki itu memiliki perawakan yang bagus, tetapi di dalam dirinya ada hewan berdarah dingin dengan mata yang tajam.
“Bagaimana kalau aku tidak mau pergi?”
Suara Helen Guan jatuh, dan suasana seketika menjadi hening bahkan suara jarum yang jatuh pun bisa terdengar.
Jovian Zheng tidak bisa percaya dengan apa yang di dengarnya mengangkat alis, tersenyum tipis, suara yang dikeluarkan begitu dalam, “Kalau begitu aku tidak keberatan untuk membiarkanmu bunuh diri sekali lagi.”
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangBretta’s Diary
DanielleThick Wallet
TessaTen Years
VivianThis Isn't Love
YuyuThe Winner Of Your Heart
ShintaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove And War×
- Bab 1 Berhubungan Di Tempat Tidurnya
- Bab 2 Bagaimana Kalau Aku Tidak Mau Pergi?
- Bab 3 Syarat
- Bab 4 Ayo Pergi, Aku Akan Membawamu Pulang
- Bab 5 Menyingkir Dari Sini
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Mengorbankan Diriku
- Bab 8 Marah
- Bab 9 Menguasai
- Bab 10 Salah Paham
- Bab 11 Mencari Orang Untuk Menyelesaikannya
- Bab 12 Pergi Ke Taman Hiburan
- Bab 13 Lelaki Misterius Yang Memakai Masker
- Bab 14 Mengundurkan Diri
- Bab 15 Pertengkaran Pecah
- Bab 16 Tubuh Dan Pikiran Yang Lelah
- Bab 17 Awal Bertemu Dengan Cindy Yao
- Bab 18 Hak Suara
- Bab 19 Perjalanan Di Yunnan
- Bab 20 Pertemuan Di Kuil Chongsheng
- Bab 21 Kastil Tua
- Bab 22 Kembali Ke Kota B
- Bab 23 Kenangan Yang Menyakitkan
- Bab 24 Di Jebak
- Bab 25 Perusahaan Yao
- Bab 26 Kalung Rubi
- Bab 27 Bunga Universitas A
- Bab 28 Dan Dia Adalah Wilson Qi
- Bab 29 Wawancara
- Bab 30 3.000.000 Yuan
- Bab 31 Video Yang Tidak Senonoh
- Bab 32 Aku Akan Menikahimu
- Bab 33 Mengunjungi Keluarga Yao
- Bab 34 Akta Nikah
- Bab 35 Beri Kamu Pekerjaan
- Bab 36 Perusahaan Shengyuan
- Bab 37 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 38 Kejutan Ulang Tahun
- Bab 39 Kontrak Kerjasama
- Bab 40 Mencari Kebenaran